ࡱ>  #& !"c Ebjbj QbQbΚ h\ \ ...T,FL'j(:"$"$"$$$$$$$$$)+B%U."$#"$"$"$%..k'"$di..$"$$& @!Nd$'0'\L,ԝ ,,.("$"$"$"$"$"$"$%%&"$"$"$'"$"$"$"$,"$"$"$"$"$"$"$"$"$\ B : BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini kejahatan dan kriminalitas di indonesia terkhususnya di Kota Bandung semakin meningkat mengikuti pertumbuhan yang cukup berkembang. Peristiwa pembunuhan yang sangat beragam, Terkadang pembunuhan itu dilakukan dengan cara yang keji salah satunya mutilasi, yaitu dengan memotong-motong tubuh korban. Menurut Adrianus Meliala, Kriminolog UI berpendapat dari sisi ilmu kriminologi, secara defenitif yang dimaksud dengan mutilasi adalah terpisahnya anggota tubuh yang satu dari anggota tubuh yang lainnya oleh sebab yang tidak wajar. Pembunuhan bukan lagi merupakan hal baru di dalam kehidupan masyarakat. Begitu seringnya terjadi tindak pidana pembunuhan Motif dari pembunuhan itu beragam hanya dilatar belakangi oleh masalah-masalah yang sepele, karena ekonomi, ada dendam tersendiri karena sakit hati dan banyak sekali hal-hal yang menjadi faktor seseorang melakukan hal tersebut, Menurut kriminolog sekaligus sosiolog Perancis, Gabriel Tarde, manusia itu pada dasarnya individualis, tetapi berkat kemampuan untuk meniru (imitasi), berbagai peniruan yang dilakukannya membentuk jalinan interaksi sosial dan pada gilirannya tersusun kehidupan sosial. Bahkan, menurut dia, masyarakat itu pun merupakan buah peniruan (society is imitation) yang timbul dari berlangsungnya imitasi berkelanjutan dalam proses sosial. Selain dikarenakan beberapa latar bekalang yang sudah di jelaskan diatas adapun penyimpangan terkait mengapa terjadinya mutilasi, ada dua jenis penyimpangan perilaku berdasar teori penyakit jiwa. Pertama, psikopat yaitu bentuk kekalutan mental yang ditandai ketiadaan pengorganisasian diri dan pengintegrasian pribadi. Penyebab nya yaitu orang yang bersangkutan pernah mengalami kekerasan, pelecehan, atau penelantaran saat kanak-kanak. Memiliki anggota keluarga yang menderita gangguan kepribadian antisosial atau gangguan perilaku dan mental lainnya. Ciri khas yang melekat adalah ganas dan buas tanpa sebab jelas serta bertindak kriminal. Kedua, defect, yakni individu yang jahat, antisosial, tak memahami dan mengendalikan tingkah laku yang salah, dan jahat Setelah Psikopat dan defect terbagi lagi dengan 2 faktor, Faktor pergaulan di luar rumah, Faktor di rumah itu sendiri (Broken Home) , Faktor Ekonomi Pelaku mutilasi ada juga yang tidak mengalami kelainan jiwa, misalnya dalam keadaan pelaku tersebut panik ketakutan atau emosi berlebihan. Sehingga masyarakat sudah tidak terkejut lagi mendengar, melihat, serta menyaksikannya. Bahkan tidak dapat dipungkiri bahwa ada warga masyarakat yang pernah menjadi pelaku dan juga korban pembunuhan. Pembuktian adalam hukum acara pidana bertujuan untuk mencari kebenaran material, yaitu kebenaran sejati atau yang sesungguhnya maka diperlukan alat bukti bisa berupa keterangan saksi, keterangan ahli, surat, petunjuk, keterangan tersangka/terdakwa. Sesuai dengan Bab XVI Bagian keempat Pasal 183 sampai 189 KUHAP yang membahas tentang masalah pembuktian (Kauffal, 2007: 13). Bagi aparat penegak hukum baik Polisi, Jaksa, maupun Hakim akan mudah membuktikan kebenaran materiil bila saksi dapat menunjukkan bukti kesalahan tersangka/terdakwa yang melakukan tindak pidana tersebut, namun sebaliknya akan sulit apabila saksi tidak dapat menunjukkan bukti perbuatan tindak pidana yang dilakukan tersangka/terdakwa. Hal hal yang ditemukan di tempat kejadian dikumpulkan untuk selidiki dan diperiksa, dimungkinkan dapat dijadikan alat bukti (Abdussalam, 2006: 1) Dalam menghadapi kasus tindak pidana yang tidak didukung dengan alat bukti sah minimal dua alat bukti sah untuk membuktikan bersalah atau tidak bersalah tersangka/terdakwa, maka aparat penegak hukum sulit membuktikan bersalah atau tidak bersalah tersangka/terdakwa. Pada zaman dahulu, bila menemui kasus tindak pidana yang tidak didukung dengan alat bukti sah tetapi warga mencurigai atau menuduh si A sebagai pelaku tindak pidana, maka aparat penegak hukum yang telah ditunjuk oleh masyarakat untuk membuktikan bersalah atau tidak bersalah tersangka/terdakwa dengan melakukan beberapa ritual yang dipercaya oleh masyarakat, jika berhasil diselesaikan, menunjukkan ketidak berdosaan tersangka/terdakwa dari tuntutan pidana. Selanjutnya perkembangan pembuktian bersalah dan tidaknya tersangka/terdakwa, aparat penegak hukum lebih mengutamakan pada pengakuan tersangka /terdakwa. Pembuktian tersebut, aparat penegak hukum mengambil jalan pintas dengan melakukan penganiayaan dan penyiksaan bagi tersangka/ terdakwa dengan dipaksa mengakui bahwa ia melakukan perbuatan pidana, penyiksaan tetap dilakukan bila tidak mengakui perbuatan pidana (Abdussalam, 2006: 2) Pemeriksaan dengan pembuktian yang lebih menekankan pada pengakuan tersangka/terdakwa dengan cara penganiayaan dan penyiksaan tersebut mendapat protes dan kecaman dari seluruh masyarakat internasional, perbuatan ini merupakan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) yang harus mendapatkan jaminan/ perlindungan hukum. Bagi aparat penegak hukum yang menggunakan cara pembuktian dengan penganiayaan dan penyiksaan untuk memaksa tersangka/terdakwa mengaku bahwa ia sebagai pelaku tindak pidana mendapat sanksi pidana dengan dakwaan melanggar HAM (Abdussalam, 2006: 3). Hal tersebut tidak sesuai dengan 3 prosedur penyidikan, dan dalam berkas pemeriksaanpun juga disebutkan bahwa dalam memberikan keterangan tanpa adanya tekanan atau paksaan. Apabila hal tersebut sampai terjadi, maka tindakan ini melanggar ketentuan proses penyidikan Dalam suatu mengungkap suatu masalah tindak pidana yang dibutuhkan pembuktian bukan pengakuan. Harus disadari bahwa tentang hal adanya pengakuan yang diucapkan oleh para tersangka belumlah cukup dan menjadi dasar yang kuat bagi penyidik atau penegak hukum untuk menjatuhkan vonis. Terminologi pengakuan tidaklah dikenal dalam hukum pembuktian yang diatur dalam Kitab Undang Undang Hukum Acara Pidana. Berbeda dengan Hukum Acara Pidana sebelumnya yang menjadikan pengakuan sebagai alat bukti. Dalam KUHAP saat ini yang dikenal sebagai salah satu alat bukti adalah keterangan terdakwa. Bukan berarti pengakuan tersangka bisa disamakan atau sama nilainya dengan keterangan terdakwa. Pengakuan tersangka secara yuridis tidaklah mempunyai kekuatan yang sah sebagai alat bukti. Karena proses hukum acara pidana mempunyai sistem pembuktian bersifat materil. Maksudnya mencari kebenaran yang mendekati kejadian sesungguhnya, berbeda dengan hukum acara perdata yang bersifat positif, cenderung menilai kebenaran hanya kepada apa yang tampak oleh mata/tertulis. Tidak diterimanya pengakuan sebagai alat bukti seperti dahulu juga untuk menghindari potensi pelanggaran hak asasi 4 manusia. Dimana aparat kepolisian dengan segala cara berusaha untuk mencari pengakuan tersangka. Tersangka dijadikan objek, ibarat benda, bebas diperlakukan apa saja. Pembuktian bersifat materil itu juga dikarenakan dalam hukum pidana, pertanggungjawaban adalah bersifat pribadi, dan berdasarkan kesalahan pribadi Sesuai dengan tugas pokok kepolisian yang terdapat pada pasal 13 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian adalah memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum dan memberi perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat. Terkait dengan tugas dan untuk terselenggaranya tugas tersebut, maka perlu peran unsur pelaksana tugas pokok. Salah satu unsur pelaksana tugas pokok dalam Pasal 10 Peraturan Kepala Kepolisian R.I Nomor 23 Tahun 2010 adalah Satuan Reserse Kriminal (Sat Reskrim). Fungsi reskrim bertugas melaksanakan penyelidikan, penyidikan, dan pengawasan penyidikan tindak pidana, termasuk fungsi identifikasi dan laboratorium forensik lapangan serta pembinaan,koordinasi dan pengawasan PPNS. Forensik adalah aplikasi sains (baik fisika, biologi, kedokteran, kimia,informatika, fotografi, psikologi/psikiatri, piroteknik) untuk keperluan penegakkan hukum, dalam hal ini kegiatan sidik/lidik kepolisian. Di Indonesia, labfor sendiri masih terbatas pada pengertian sempit laboratorium untuk identifikasi jenazah (aplikasi ilmu kedokteran kejaksaan dan anatomi, kedokteran gigi, sidik jari, dan DNA) serta analisis residu senjata api dan jejak tidak kasat mata di TKP selain juga identifikasi bahan peledak. Dalam hal ini laboratorium forensik Polri mempunyai serangkaian tugas membina khusus forensik, dan melaksanakan fungsi tersebut dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas fungsi reskrim kepolisian dan fungsi operasional lainnya serta pelayanan umum Polri baik pada tingkat pusat maupun kewilayahan. Disinilah adanya suatu peranan Forensik POLRI dalam membantu penyelidikan dan penyidikan yang kewenangannya diatur dalam UU No. 8 Tahun 1981 tentang KUHAP. Disamping itu berfungsi sebagai saksi ahli atau keterangan ahli guna mendukung dan melancarkan jalannya persidangan. Berdasar hasil penelitian tersebut diharapkan dapat memperoleh gambaran yang sedalam dalamnya, mengenai cara kerja dari tangan ahli Laboratorium Forensik POLRI dalam melaksanakan pemeriksaan secara ilmiah terhadap barang bukti tindak pidana. Pembuktian dengan menggunakan forensik ini pada semua negara maju telah berkembang dan digunakan sebagai alat bukti sah utama dalam memberikan keyakinan hakim, walaupun tersangka/terdakwa bersikap diam atau membisu atau tidak mengakui perbuatannya. Penentuan benar atau tidaknya terdakwa melakukan perbuatan yang didakwakan kepada dirinya, maka diperlukan suatu pembuktian. Dalam Ilmu forensik, pembuktian merupakan titik sentral untuk mencari kebenaran materil, yaitu kebenaran yang sebenar-benarnya. Dalam proses persidangan terdakwa dapat dikatakan telah melanggar hukum atau bersalah apabila dapat dibuktikan dengan alat bukti yang sah menurut undang-undang yang telah ditentukandan dengan keyakinan hakim yang diperoleh atau ditimbulkan dari alat-alat bukti yang sah menurut undang-undang. Tindak pidana Mutilasi dalam mendukung penegakan hukum acara pidana juga memperoleh bantuan dari hasil temuan ilmu-ilmu pengetahuan yang dikenal dengan ilmu forensik. Ilmu Kedokteran Forensik/Kehakiman, yaitu ilmu kedokteran yang diaplikasikan untuk kepentingan peradilan. Ilmu ini mempelajari sebab kematian, identifikasi, keadaan mayat postmortem, perlukaan. Dalam penyelesaian perkara pidana yang menyangkut tubuh, kesehatan, dan nyawa manusia seperti kasus Mutilasi, Ilmu Kedokteran Forensik sangat diperlukan Keberadaan dokter forensik didalam menjalankan perintah undang-undang, (dalam hal ini KUHAP), yang melakukan pemeriksaan atas diri korban tindak pidana, atau tersangka pelaku tindak pidana (misalnya pada kasus Mutilasi) merupakan suatu hal yang mutlak diperlukan dan tidak dapat diabaikan untuk membuat titik terang suatu tindak pidana. Jika didalam pembuktian, alat-alat bukti yang ditentukan undangundang tidak cukup membuktikan kesalahan terdakwa, maka terdakwa dibebaskan dari hukuman, tetapi jika kesalahan terdakwa dapat dibuktikan sesuai alat bukti, terdakwa harus dinyatakan bersalah dan harus dijatuhkan hukuman pidana. Penentuan terdakwa benar bersalah, alat bukti yang diperlukan harus lebih dari satu atau sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah menurut undang-undang. Hal ini dapat dilihat di Pasal 183 KUHAP yang berbunyi : Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada seseorang kecuali apabila dengan sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah ia memperoleh keyakinan bahwa suatu tindak pidana benar-benar terjadi dan bahwa terdakwalah yang bersalah melakukannya. Pada tahap pemeriksaan, persidangan diminta bantuan kepada keterangan ahli yang terdapat pada Pasal 180 ayat (1) KUHAP yang berbunyi: Dalam hal diperlukan untuk menjernihkan duduknya persoalan yang timbul di sidang pengadilan, hakim ketua sidang dapat minta keterangan ahli dan dapat pula minta agar diajukan bahan baru oleh yang berkepentingan.  Keterangan ahli sendiri mempunyai pengertian yang terdapat pada Pasal 1 butir 28 KUHAP yang berbunyi : Keterangan ahli adalah keterangan yang diberikan oleh seorang yang memiliki keahlian khusus tentang hal yang diperlukan untuk membuat terang suatu perkara pidana guna kepentingan pemeriksaan Keterangan ahli mempunyai nilai pembuktian yang dapat digunakan hakim untuk mengetahui perkara yang kurang diketahui dan dapat digunakan untuk memperkuat keyakinan hakim dalam memberikan putusan karena keterangan ahli bersifat subyektif atas apa yang menjadi keahliannya dan berdasarkan kenyataannya. Salah satunya adalah ilmu kedokteran kehakiman atau kedokteran forensik.Seperti halnya yang terdapat dalam Pasal 133 ayat (1) KUHAP yang berbunyi : Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan mengenai seorang korban baik luka, keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang merupakan tindak pidana, ia berwenang mengajukan permintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter dan/ahli lainnya. Dalam hal penyidikan, penyidik sangat bergantung kepada ahli kedokteran kehakiman atau yang sering disebut dengan kedokteran forensic dalam mengungkap lebih jauh suatu peristiwa pidana yang sedang ditanganinya. Seperti halnya kasus-kasus tindak pidana seperti Mutilasi merupakan contoh kasus dimana penyidik membutuhkan bantuan kedokteran forensik,untuk memberikan keterangan medis tentang kondisi korban, dan selanjutnya kondisi korban tersebut sangat berpengaruh bagi penyidik dalam mengungkap lebih lanjut kasus pidana tersebut. Berdasarkan keterangan yang di dapatkan dari Kompol Dachlan Ghoza selaku Kasi Inafis Polda Jabar pada tanggal 28 Mei 2021 dan wawancara ke 2 (dua) pada tanggal 05 Oktober 2021 mengatakan bahwa Pada tahun 2017 Sampai 2021 telah terjadi 7 Kasus 5 Terungkap sedangkan 2 tidak terungkap dikarenakan bagian-bagian postmortem hilang. Salah satu kasusnya yang terungkap adalah kasus seorang suami yang membunuh (mutilasi) dan membakar istrinya di kota karawang. Titik Terang motif Tindak Pidana Mutilasi itu terungkap setelah di temukan lembaran surat di kontrakan korban saat olah TKP. Isinya bertuliskan keluhan sang sitri yang sudah tidak tahan dengan kelakuan suaminya. Pada saat wawancara dengan narasumber unit inafis dan forensik bekerjasama penuh dalam hal pengindentifikasian barang bukti termasuk jenasah yang ditemukan warga di TKP dan melaporkannya kepada kepolisian. Pada saat pengidentifikasian unit inafis menemukan beberapa barang bukti termasuk sidik jari sang pelaku, pada saat jenasah di indentifikasi ditemukannya potongan tulang yang di potong menggunakan golok dan tanda identik yaitu sebuah tato, sambil berjalannya proses penyidikan polisipun membuat pengumuman di media bahwa telah di temukan nya jenasah korban mutilasi dengan ciri-ciri seorang wanita yang mempunyai tatoo di dadanya. Polisi sempat merazia preman dengan sasaran anak punk guna mengindentifikasi tato yang identik dengan korban tetapi nihil. Tidak lama kemudian sang suami melakukan laporan bahwa istri nya mirip dengan ciri-ciri tersebut dan polisipun melakukan penyidikan terhadap suami. Untuk memastikan DNA nya cocok penyidikpun berkunjung ke rumahnya tapi tersangka mengatakan bahwa bukan saya pembunuhnya lalu penyidik merasa curiga dan membawanya ke ruang introgasi guna meminta sidik jari untuk memeriksa apakah cocok atau tidak dengan sidik jari yang di temukan di TKP setelah di check ternyata memang cocok. Pada TKP ditemukan yang sudah di amankan yaitu botol berisi bensin, karpet anak tempat memutilasi korban, jam tangan korban, lakban dan kain pel yang di pakai saat memutilasi. Kronologinya pembunuhan itu pada awalnya pelaku memukul leher korban sehingga korban terjatuh membentur lantai setelah itu saat di check nafas tetapi korban sudah tidak bernyawa dikearenakan panik jenasah tersebut di simpan di ruang tengah kontrakan mereka, keesokan paginya pelaku membeli golok serta plastik hitam besar dan tas belanja selanjutnya pelaku membuang kepala dan kaki di curug cigentis karawang, serta bagian tubuh korban di tkp penemuan mayat yaitu di Dusun Ciranggon Majalaya. Kemudian pelaku membakar tubuh korban bersamaan dengan buku nikah, akta kelahiran korban dan surat lainnya. Unit forensikpun memeriksa keadaan jenasah yang sudah hitam terbakar. Atas berbuatannya tersangka di jerat oleh pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana ia terancam hukuman mati, seumur hidup atau 20 Tahun penjara. Dari hasil wawancara penulis dengan narasumber yaitu Kompol Dachlan selaku kasi inafis bahwasan nya peranan unit forensik ini sangat berguna sekali bagi penyidik guna membuat terang suatu tindak pidana termasuk mutilasi dengan adanya forensik kami jadi mengetahui penyebab kematiaan, dengan cara apa kematiannya. Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dan menuangkannya kedalam sebuah karya ilmiah berbentuk Tugas Akhir dengan judul : Peran Unit Forensik dalam mengungkap Tindak Pidana Mutilasi Di Wilayah Hukum Polda Jawa barat. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti membatasi masalah yang menyangkut Peran Unit Forensik dalam Upaya mengungkap Tindak Pidana Mutilasi Di Wilayah Hukum Polda Jawa barat . adalah sebagai berikut: Peran Unit Forensik dalam Mengungkap Tindak Pidana Mutilasi Di Wilayah Hukum Polda Jabar. Faktor-Faktor Pendukung dan Penghambat Unit Forensik Polda Jabar dalam mengungkap Tindak Pidana Mutilasi Di Wilayah Hukum Polda Jabar. Upaya yang sudah dilakukan Unit Forensik Polda Jabar dalam mengungkap Tindak Pidana Mutilasi Di Wilayah Hukum Polda Jabar. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud penelitian Maksud dari penelitian yang dilakukan yaitu untuk menganalisa kinerja Unit Forensik dalam mengungkap Tindak pidana Mutilasi di wilayah hukum polda jabar 1.3.2 Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini adalah : Untuk menganalisa dan mendeskripsikan Peran Unit Forensik Polda Jabar dalam Upaya mengungkap Tindak Pidana Mutilasi Di Wilayah Hukum Polda Jabar. Untuk mengetahui apa saja faktor penghambat dalam peranan Unit Forensik Polda Jabar dalam Upaya mengungkap Tindak Pidana Mutilasi Di Wilayah Hukum Polda Jabar. Untuk mengetahui upaya Unit Forensik Polda Jabar dalam mengungkap Tindak Pidana Mutilasi Di Wilayah Hukum Polda Jabar. 1.4 Kegunaan Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian, kegunaan dari penelitian ini sebagai berikut: Kegunaan Teoritis Penelitian ini Diharapkan dapat memberikan manfaat akademis bagi pengembangan ilmu kepolisian khususnya fungsi penyidikan dan di harapkan menambah masukan dalam menunjang pengembangan ilmu bagi penulis sendiri pada khususnya dan mahasiswa D - III Kepolisian pada umumnya. Kegunaan Praktis Penelitian ini Diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam peran unit forensik dalam mengungkap tindak pidana mutilasi di wilayah hukum polda jabar dan menjadi bahan informasi dan referensi bagi semua pihak, khususnya bagbabi pihak yang berkompeten dalam mengemban tugas profesi hukum. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umun Tentang Kepolisian 2.1.1 Pengertian Kepolisian Negara Republik Indonesia Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam ketentuan Pasal 1 memberikan pengertian: Kepolisian adalah segala hal ikhwal yang berkaitan dengan fungsi dan lembaga polisi sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Kepolisian Negara Republik Indonesia atau yang sering disingkat dengan Polri, dalam kaitannya dengan pemerintahan adalah salah satu fungsi pemerintahan negara dibidang memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat, yang bertujuan untuk mewujudkan keamanan dalam negeri yang meliputi terpeliharanya keamanan dan ketertiban masyarakat, tertib dan tegaknya hukum, terselenggara perlindunngan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat, serta terbinanya ketentraman masyarakat dengan menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia (HAM) Kepolisian Negara Republik Indonesia atau yang sering di singkat dengan Polri dalam kaitannya dengan pemerintah adalah salah satu fungsi pemerintahan negara dibidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman, dan pelayanan pada masyarakat. Sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata polisi adalah: suatu badan yang bertugas memelihara keamanan, ketentraman, dan ketertiban umum (menangkap orang yang melanggar hukum.), merupakan suatu anggota badan pemerintah (pegawai Negara yang bertugas menjaga keamanan dan ketertiban). Identitas polisi sebagai abdi hukum itu memang seharusnya demikian, Polisi yang memberikan pengabdian, perlindungan, penerang masyarakat serta berjuang mengamankan dan mempertahankan kemerdekaan dan mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur dengan semangat tri brata serta jiwa yang besar, Polisi yang memiliki hati nurani yang bersih, bersikap tenang, mantap dan tidak tergoyahkan dalam situasi dan kondisi apapun serta selalu tepat dalam mengambil keputusan. Usaha untuk menanggulangi kejahatan mempunyai dua cara yaitu preventif (mencegah sebelum terjadinya kejahatan) dan tindakan represif (usaha sesudah terjadinya kejahatan). Berikut ini diuraikan pula masingmasing usaha tersebut: Tindakan Preventif Tindakan preventif adalah tindakan yang dilakukan untuk mencegah atau menjaga kemungkinan akan terjadinya kejahatan. Menurut A. Qirom Samsudin M, dalam kaitannya untuk melakukan tindakan preventif adalah mencegah kejahatan lebih baik daripada mendidik penjahat menjadi baik kembali, sebab bukan saja diperhitungkan segi biaya, tapi usaha ini lebih mudah dan akan mendapat hasil yang memuaskan atau mencapai tujuan. Menurut Bonger cara menanggulangi kejahatan yang terpenting adalah: Preventif kejahatan dalam arti luas, meliputi reformasi dan prevensi dalam arti sempit; Prevensi kejahatan dalam arti sempit meliputi; Moralistik yaitu menyebarluaskan sarana-sarana yang dapat memperteguhkan moral seseorang agar dapat terhindar dari nafsu berbuat jahat. Abalioistik yaitu berusaha mencegah tumbuhnya keinginan kejahatan dan meniadakan faktor-faktor yang terkenal sebagai penyebab timbulnya kejahatan. Misalnya memperbaiki ekonomi (pengangguran, kelaparan, mempertinggi peradapan, dan lain-lain) Berusaha melakukan pengawasan dan pengontrolan terhadap kejahatan dengan berusaha menciptakan: Sistem organisasi dan perlengkapan kepolisian yang baik. System peradilan yang objektif. Hukum (perundang-undangan) yang baik. Mencegah kejahatan dengan pengawasan dan patroli yang teratur. Pervensi kenakalan anak-anak sebagai sarana pokok dalam usaha prevensi kejahatan pada umumnya. Tindakan Represif Tindakan represif adalah segala tindakan yang dilakukan oleh aparatur penegak hukum sesudah terjadinya Tindakan Pidana. Tindakan respresif lebih di titik beratkan terhadap orang yang melakukan Tindak Pidana, yaitu antara lain dengan memberikan Hukum Pidana yang setimpal atas perbuatannya. Tindakan ini sebenarnya dapat juga dipandang sebagai pencegahan untuk masa yang akan datang. Tindakan ini meliputi cara aparat penegak hukum dalam melakukan penyidikan, penyidikan lanjutan, penuntutan Pidana, pemeriksaan di pengadilan, eksekusi dan seterusnya sampai pembinaan narapidana. Penanggulangan kejahatan secara represif ini dilakukan juga dengan tekhnik rehabilitas, menurut Cressey terdapat dua konsepsi mengenai cara atau tekhnik rehabilitasi yaitu: Menciptakan sistem program yang bertujuan untuk menghukum penjahat, sistem ini bersifat memperbaiki antara lain hukuman bersyarat dan hukuman kurungan. Lebih ditekankan pada usaha agar penjahat dapat berubah menjadi orang biasa, selama menjalankan hukuman di carikan pekerjaan bagi terhukun dan konsultasi psikologis, di berikan kursus keterampilan agar kelak menyesuaikan diri dengan masyarakat. Tindakan represif juga disebutkan sebagai pencegahan khusus, yaitu suatu usaha untuk menekankan jumlah kejahatan dengan memberikan hukuman (Pidana) terhadap pelaku kejahatan dan berusaha pula melakukan perbuatan dengan jalan memperbaiki si pelaku yang berbuat kejahatan. Jadi lembaga permasyarakatan bukan hanya tempat untuk mendidik narapidana untuk tidak lagi menjadi jahat atau melakukan kejahatan yang pernah dilakukan. Kemudian upaya penanggulangan kejahatan yang sebaik-baiknya harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: Sistem dan operasi Kepolisian yang baik; Peradilan yang efektif; Hukum dan perundang-undangan yang berwibawa; Koordinasi antar penegak hukum dan aparatur pemerintah yang serasi; Partisipasi masyarakat dalam penanggulangan kejahatan; Pengawasan dan kesiagaan terhadap kemungkinan timbulnya kejahatan; Pembinaan organisasi kemasyarakatan. 2.1.2 Peran Kepolisian Negara Republik Indonesia Sebagai aparat Pemerintah, maka organisasinya berada dalam lingkup Pemerintah, dengan kata lain organisasi Polisi adalah bagian dari Organisasi Pemerintah. Dari segi bahasa organ kepolisian adalah suatu alat atau badan yang melaksanakan tugas-tugas Kepolisian, agar alat tersebut dapat terkoodinir, dan mencapai sasaran yang diinginkan maka diberikan pembagian pekerjaan dan ditampung dalam suatu wadah yang biasa disebut organisasi. Keberadaan tumbuh dan berkembangnya, bentuk dan strukturnya ditentukan oleh visi Pemerintah yang bersangkutan terhadap pelaksanaan tugas Polisi. Diseluruh dunia Organisasi Polisi itu berbeda-beda. Ada yang membawah pada Departemen Dalam Negeri, ada yang membawah pada Departemen Kehakiman ada yang dibawah kendali Perdana Menteri, Wakil Presiden, dikendalikan oleh Presiden sendiri, bahkan ada yang merupakan Departemen yang berdiri sendiri. Polri merupakan alat negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman, dam pelayanan pada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri. Agar dalam melaksanakan fungsinya dan perannya di seluruh wilayah Indonesia atau yang di anggap sebagai wilayah Negara Republik Indonesia yang dibagi dalam daerah hukum menurut kepentingan pelaksanaan tugas Kepolisian Negara Republik Indonesia, sebagaimana ditentukan dalam peraturan pemerintah. Wilayah kepolisian dibagi secara berjenjang, mulai tingkat pusat yang bisa di sebut dengan Markas Besar Polri, yang wilayah kerjanya meliputi seluruh wilayah Negara Republik Indonesia, yang di pimpin seorang Kapolri dan bertanggungjawab pada Presiden. Kemudian wilayah tingkat provinsi disebut dengan kepolisian daerah yang lazim disebut dengan Polda yang di pimpin seorang Kapolda, yang bertanggungjawab pada Kapolri. Ditingkat Kabupaten disebut dengan Kepolisian Resort atau disebut juga dengan Polres yang di pimpin oleh seorang Kapolres yang bertanggungjawab pada Kapolda. Tingkat kecamatan ada kepolisian yang biasa disebut dengan Kepolisian Sektor atau Polsek yang di pimpin oleh seorang Kapolsek yang bertanggungjawab pada Kapolres. Dan tingkat Desa atau Kelurahan ada polisi yang di pimpin oleh seorang Brigadir Polisi atau sesuai dengan kebutuhan menurut situasi dan kondisi daerahnya 2.1.3 Fungsi dan Wewenang Kepolisian Negara Republik Indonesia Fungsi kepolisian seperti yang diatur dalam Pasal 2 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 yaitu, sebagai salah satu fungsi pemerintahan negara di bidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat Sementara tugas babpokok kepolisian diatur dalam Pasal 13 ialah untuk memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat. Lalu penjabaran dari tugas-tugas pokok kepolisian tersebut tertuang dalam Pasal 14 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 yaitu: Melaksanakan pengaturan, penjagaan, pengawalan dan patroli terhadap kegiatan masyarakat dan pemerintah sesuai kebutuhan. Menyelengarakan segala kegiatan dalam menjamin keamanan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas di jalan. Membina masyarakat untuk meningkatkan partisipasi masyarakat, kesadaran hukum dan peraturan perundang-undangan. Turut serta dalam pembinaan hukum nasional. Memelihara ketertiban dan menjamin keamanan umum. Melakukan kordinasi, pengawasan dan pembinaan teknis terhadap kepolisian khusus, penyidik pegawai negeri sipil dan bentuk-bentuk pengaman swakarsa. Melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap semua tindak pidana sesuai dengan hukum acara pidana dan peraturan perundang-undangan lainnya. Menyelenggarakan identifikasi kepolisian, kedokteran kepolisian, laboratorium forensik, dan psikologis kepolisian untuk kepentingan tugas polisi. Melindungi keselamatan jiwa raga harta benda masyarakat, dan lingkungan hidup dari gangguan ketertiban dan atau bencana termasuk memberikan bantuan dan pertolongan dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia. Melayani kepentingan warga masyarakat untuk sementara sebelum dilayani oleh instansi dan atau pihak yang berwenang. Memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan kepentingan dalam lingkup tugas kepolisian, serta Melaksanakan tugas lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Adapun kewenangan kepolisian yang diatur dalam Pasal 15 ayat 1 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 ialah sebagai berikut: Menerima laporan dan/atau pengaduan; Membantu menyelesaikan perselisihan warga masyarakat yang dapat mengganggu ketertiban umum; Mencegah dan menanggulangi tumbuhnya penyakit masyarakat; Mengawasi aliran yang dapat menimbulkan perpecahan atau mengancam persatuan dan kesatuan bangsa; Kepolisian adalah fungsi pemerintahan Negara di bidang Penegakan hukum, serta perlindungan dan pelayanan masyarakat, serta pembimbingan masyarakat dalam rangka terjaminnya tertib dan tegaknya hukum serta terbinanya ketentraman masyarakat, guna terwujudnya keamanan dan ketertiban masyarakat agar dalam melaksanakan fungsi dan perannya diseluruh wilayah negera Republik Indonesia atau yang dianggap sebagai wilayah Negara Republik Indonesia tersebut dapat berjalan dengan efektif dan effisien, maka wilayah Negara Republik Indonesia dibagi dalam daerah hukum menurut kepentingan pelaksanaan tugas Kepolisian masing-masing. Menurut Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Menyatakan bahwa Fungsi kepolisian adalah menjalankan salah satu fungsi Pemerintahan negara dalam tugas penegakan Hukum, selain perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat. Menurut Sadjijono31 dalam menjalankan fungsinya sebagai aparat penegak hukum Polisi wajib memahami asas-asas hukum yang digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pelaksanaan tugas, yaitu: Asas legalitas, dalam melaksanakan tugasnya sebagai penegak hukum wajib tunduk pada hukum. Asas Kewajiban, merupakan kewajiban Polisi dalam menangani permasalahan dalam masyarakat yang bersifat diskresi, karna belum diatur dalam hukum. Asas Partisipasi, dalam rangka mengamankan lingkungan masyarakat Polisi mengkoordinasikan pengamanan swakarsa untuk mewujudkan kekuatan hukum di kalangan masyarakat. Asas Preventif selalu mengedepankan tindakan pencegahan dari pada penindakan kepada masyarakat. Asas Subsidiaritas, melakukan tugas instansi lain agar tidak menimbulkan permasalahan yang lebih besar sebelum di tangani oleh institusi yang membidangi. Berdasarkan asas-asas tersebut diatas maka fungsi Polisi yang terdapat dalam Undang-Undang No. 2 Tahun 2002 telah mengalami perubahan citra, maka fungsi polisi menjadi fleksibel dalam artian suatu saat mereka harus tegas menangani suatu peristiwa, namun dalam situasi tertentu mereka harus sangat dekat dengan masyarakat guna menjalankan asas preventif. Wewenang kepolisian yang diperoleh secara atributif, yakni wewenang yang dirumuskan dalam Pasal peraturan perundang-undangan seperti wewenang kepolisian yang dirumuskan Pasal 30 ayat 4 UndangUndang Dasar, Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 KUHAP, dan lain-lain. Berdasarkan wewenang atributif tersebut kemudian dalam pelaksanaannya lahir wewenang delegasi dan wewenang mandat, yakni pemberian wewenang dari satuan atas kepada satuan bawah (berupa mandat), maupun pendelegasian kepada bidang-bidang lain di luar struktur. Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai salah satu penyelenggara kegiatan pemerintahan di bidang penegakan hukum yang melindungi dan mengayomi masyarakat tidaklah memiliki tugas yang ringan, karena ruang lingkup tugas kepolisian sangat luas yakni seluruh masyarakat, dan perkembangan kemajuan masyarakat yang cukup pesat, mengakibatkan adanya perubahan tuntutan pelayanan terhadap masyarakat di segala bidang, termasuk pelayanan kepolisian terhadap masyarakat 2.2 Ruang Lingkup Unit Reskrim 2.2.1 Pengertian Unit Reskrim Satreskrim bertugas melaksanakan penyelidikan, penyidikan, dan pengawasan penyidikan tindak pidana, termasuk fungsi identifikasi dan laboratorium forensik lapangan serta pembinaan, koordinasi dan pengawasan PPNS. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Satreskrim menyelenggarakan fungsi : Pembinaan teknis terhadap administrasi penyelidikan dan penyidikan, serta identifikasi dan laboratorium forensik lapangan; Pelayanan dan perlindungan khusus kepada remaja, anak, dan wanita baik sebagai pelaku maupun korban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; Pengidentifikasian untuk kepentingan penyidikan dan pelayanan umum; Penganalisisan kasus beserta penanganannya, serta mengkaji efektivitas pelaksanaan tugas Satreskrim; Pelaksanaan pengawasan penyidikan tindak pidana yang dilakukan oleh penyidik pada unit reskrim Polsek dan Satreskrim Polres; Pembinaan, koordinasi dan pengawasan PPNS baik di bidang operasional maupun administrasi penyidikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; Penyelidikan dan penyidikan tindak pidana umum dan khusus, antara lain tindak pidana ekonomi, korupsi, dan tindak pidana tertentu di daerah hukum Polres. 2.3 Pengertian Mengungkap Mengungkap adalah suatu tindakan Mengungkap memiliki 4 (empat) arti, Mengungkap berasal dari kata dasar ungkap. Mengungkap memiliki arti dalam kelas verba atau kata kerja sehingga mengungkap dapat menyatakan suatu tindakan, keberadaan, pengalaman, atau pengertian dinamis lainnya. Sama halnya dengan tugas dari Polri tersebut khususnya Forensik polri yang bertugas mengungkap dan menangani seluruh permasalahan yang mencakup pada tugas dan fungsi forensik Polri itu sendiri, demi terciptanya situasi dan kondisi yang sesuai dengan harapan atau tujuan tertentu. Dalam mengungkap suatu masalah tindak pidana yang dibutuhkan pembuktian bukan pengakuan. Harus disadari bahwa tentang hal adanya pengakuan yang diucapkan oleh para tersangka belumlah cukup dan menjadi dasar yang kuat bagi penyidik atau penegak hukum untuk menjatuhkan vonis. Terminologi  pengakuan tidaklah dikenal dalam hukum pembuktian yang diatur dalam Kitab Undang Undang Hukum Acara Pidana. Berbeda dengan Hukum Acara Pidana sebelumnya yang menjadikan pengakuan sebagai alat bukti. Dalam KUHAP saat ini yang dikenal sebagai salah satu alat bukti adalah keterangan terdakwa. Bukan berarti pengakuan tersangka bisa disamakan atau sama nilainya dengan keterangan terdakwa. Pengakuan tersangka secara yuridis tidaklah mempunyai kekuatan yang sah sebagai alat bukti. Karena proses hukum acara pidana mempunyai sistem pembuktian bersifat materil. Maksudnya mencari kebenaran yang mendekati kejadian sesungguhnya, berbeda dengan hukum acara perdata yang bersifat positif, cenderung menilai kebenaran hanya kepada apa yang tampak oleh mata/tertulis. Tidak diterimanya pengakuan sebagai alat bukti seperti dahulu juga untuk menghindari potensi pelanggaran hak asasi 4 manusia. Dimana aparat kepolisian dengan segala cara berusaha untuk mencari pengakuan tersangka. Tersangka dijadikan objek, ibarat benda, bebas diperlakukan apa saja. Pembuktian bersifat materil itu juga dikarenakan dalam hukum pidana, pertanggungjawaban adalah bersifat pribadi, dan berdasarkan kesalahan pribadi. Berdasarkan uraian tersebut diatas maka perlu pembuktian lain yang sah dijadikan alat bukti. Dalam hal pembuktian suatu kasus tindak pidana pembunuhan atau penganiayaan perlu ada bukti yang memperkuat menjadi petunjuk siapa pelaku, apa sebab kematiannya. Semua itu dibutuhkan instansi yang bertugas membuktikan yaitu Unit Forensik. Adanya suatu Forensik untuk keperluan pengusutan kejahatan sangatlah diperlukan. Unit Forensik sebagai alat Kepolisian, khusus membantu Kepolisian Republik Indonesia dalam melaksanakan tugas tugas penegakan hukum. Unit Forensik mempunyai tanggung jawab dan tugas yang sangat penting dalam membantu pembuktian untuk mengungkap segala sesuatu yang berhubungan dan macam psikotropika siapa pemakainya maupun pengedarnya. Pengusutan kejahatan tidaklah semata mata didasarkan pada saksi mata (eye witness), akan tetapi juga pada bukti bukti pisik (physical evidence) yang diketemukan di tempat kejadian. 2.4 Ruang Lingkup Unit Forensik 2.4.1 Pengertian Unit Forensik Ilmu Forensik dikatagorikan ke dalam ilmu pengetahuan alam dan dibangun berdasarkan metode ilmu alam. Dalam padangan ilmu alam sesuatu sesuatu dianggap ilmiah hanya dan hanya jika didasarkan pada fakta atau pengalaman (empirisme), kebenaran ilmiah harus dapat dibuktikan oleh setiap orang melalui indranya (positivesme), analisis dan hasilnya mampu dituangkan secara masuk akal, baik deduktif maupun induktif dalam struktur bahasa tertentu yang mempunyai makna (logika) dan hasilnya dapat dikomunikasikan ke masyarakat luas dengan tidak mudah atau tanpa tergoyahkan (kritik ilmu). Dewasa ini dalam penyidikan suatu tindak kriminal merupakan suatu keharusan menerapkan pembuktian dan pemeriksaan bukti fisik secara ilmiah. Sehingga diharapkan tujuan dari hukum acara pidana, yang menjadi landasan proses peradilan. Jika ditinjau dari praktek pelaksanaannya, maka peranan Unit Forensik yaitu sebagai saksi ahli, diperlukan dalam setiap tahap pemeriksaan perkara yang erat tujuannya dengan upaya pembuktian perkara yang bersangkutan, dan pada akhirnya pembuktian tersebut harus dilakukan di depan persidangan. Dalam kaitannya dengan pembuktian perkara pidana, maka secara umum peranan keterangan ahli dapat diberikan dua bentuk, yang pertama adalah keterangan tertulis yang lazim disebut Visum et repertum dan keterangan ahli (hasil penelitian laboratorium). Dalam kelompok ini termasuk kriminologi, psikologi forensik, dan psikiatri/neurologi forensik. Kejahatan sebagai masalah manusia, karena pelaku dan objek penghukuman dari tindak kriminal tersebut adalah manusia. Dalam melakukan perbuatannya, manusia tidak terlepas dari unsur jasmani (raga) dan jiwa. Disamping itu, kodrat manusia sebagai mahluk sosial, yang hidup di tengah tengah masyarakat. Oleh karena itu perbuatan yang dilakukan juga dipengaruhi oleh faktor internal (dorongan dari dalam dirinya sendiri) dan faktor eksternal (dipengaruhi oleh lingkungannya).Atas asas keadilan, dalam pemutusan sanksi dari tindak pidana perlu ditelusuri faktor faktor yang menjadi sebab seseorang itu melakukan kejahatan. Untuk itu perlu diteliti berbagai aspek yang menyangkut kehidupannya, seperti faktor kejiwaan, keluarga, dan faktor lingkungan masyarakatnya. Seseorang melakukan tindak kriminal mungkin didorong oleh latar belakang kejiwaannya, atau karena keadaan ekonomi keluarganya, ataupun karena pengaruh dari keadaan sosial masyarakatnya. Dalam hal ini peran serta kriminolog, psikolog forensik, dan psikiater forensik mempunyai peran penting dalam menyelesaikan kasus kejahatan. Berdasarkan klasifikasi diatas peran ilmu forensik dalam menyelesaikan masalah / kasus kasus kriminal lebih banyak pada penanganan kejahatan dari masalah teknis dan manusia. Sehingga pada umumnya laboratorium forensik dimanfaatkan untuk kepentingan peradilan, khususnya perkara pidana. Pelaksanaan penyidikan di tempat kejadian perkara sangatlah penting menemukan dan menangani barang bukti sehingga dapat digunakan dalam pembuktian. Penanganan tersebut hendaknya memperhatikan hal hal sebagai berikut: Setiap obyek kontak fisik antara dua obyek akan selalu terjadi perpindahan material dari masing maisng obyek, walaupun jumlahnya mungkin sangat sedikit/kecil. Karena pelaku pasti meninggalkan jejak/bekas di tempat kejadian perkara dan pada tubuh korban Makin jarang dan tidak wajar suatu barang di tempat kejadian, makin tinggi nilainya sebagai barang bukti. Barang barang yang umum terdapat, akan mempunyai nilai tinggi sebagai barang bukti bila terdapat karakteristik yang tidak umum dari barang tersebut. Harus selalu beranggapan bahwa barang tidak berarti bagi kita, mungkin sangat berharga bagi barang bukti bagi orang ahli. Barang barang yang dikumpulkan apabila diperoleh secara bersama sama dan sebanyak mungkin macamnya serta dihubungkan satu dengan yang lainnya, dapat menghasilkan bukti yang berharga. Memperhatikan hal tersebut diatas tentunya menuntut ketelitian, kejelian dan kesiapan kepada penyidik dalam mengungkap kejahatan dari pengolahan tempat kejadian perkara. Mempersiapkan segala sesuatu guna lancarnya pelaksanaan pengolahan tempat kejadian perkara seperti alat alat daktiloskopi, alat potret dan filmnya, alat pengukur, kendaraan juga para pembantu penyelidikkan sangat menunjang keberhasilan penyidikan. Pada dasarnya tindakan tindakan yang dilakukan oleh penyidik di tempat kejadian perkara meliputi hal hal sebagai berikut : Melakukan pemeriksaan/pengamatan umum Yaitu berusaha mengetahui : Bagaimana cara penjahat masuk ke tempat kejahatan perkara Kemungkinan kemungkinan apa yang telah dilakukan penjahat dan bekas bekas apa yang ketinggalan di tempat kejadian perkara. Jalan manakah yang dilalui penjahat waktu meninggalkan tempat kejadian perkara. Kegiatan tersebut terutama guna mendapatkan gambaran umum dan guna menilai tempat yang lebih cermat dalam mendapatkan bukti bukti yang tertinggal dan penentuan identifikasi pelaku kejahatan. Membuat photo photo di tempat kejadian perkara Barang barang penting yang menjadi tanda bukti harus dipotret sendiri sendiri. Terutama barang bukti yang ditemukan di tempat kejadian perkara menurut letak diketemukannya juga pada waktu diterima untuk barang bukti. Pemotretan tersebut berguna dalam memperoleh hasil potret keadaan yang sesuai aslinya mengenai bentuk dan keadaan bendanya, juga dapat menggantikan bukti fisik untuk melengkapi laporan. Pemotretan juga bergunamelindungi barang bukti itu sendiri dari kerusakan yang mungkin terjadi. Dalam peristiwa pidana, pemotretan dilakukan dari berbagai penjuru guna lebih mendapatkan gambaran tentang keadaan di tempat kejadian perkara. Kecuali pemotretan keadaan tempat kejadian perkara dari segala penjuru juga dilakukan pemotretan bukti fisik, misalnya: Obyek yang dapat memberikan petunjuk mengenai kejahatan yang terjadi. Bukti yang menunjukkan cara kejahatan dilakukan (modus operasinya). Petunjuk petunjuk yang dapat menghubungkan antara tersangka dengan kejahatan yang terjadi misalnya sidik jari guna identifikasi. Ilmu pemotretan memegang peranan penting dalam tugas tugas kepolisian yang menyangkut sidik jari. Sidik jari yang tertinggal di tempat kejadian perkara berupa bekas tersangka baik yang sudah terlihat ataupun yang tak terlihat kemudian diketemukan dan ditimbulkan dengan powder sehingga terbentuk garis garis yang nampak jelas untuk dipotret. Hasil potret dapat diperbesar guna identifikasi dan pembuktian yang dengan mudah dilihat oleh Hakim. Secara garis besar identifikasi sidik jari yaitu dengan memperbesar potret sidik jari yang diketemukan di tempat kejadian perkara juga sidik jari yang berdampingan untuk ditentukan kesamaannya. Membuat gambar bagan Pembuatan gambar bagan yang nantinya dilampirkan pada berita acara pemeriksaan dibuat sebagaimana keadaan tempat kejadian perkara dengan menggunakan tanda tanda yang mirip bentuk sebenarnya. Pemeriksaan memulai dengan schets atau gambar kasar, kemudian ditentukan jarak jarak yang tepat, kelengkapan keadaan tempat kejadian perkara, ditentukan arah utara, selatan, barat, timur dan terhadap benda yang dapat dipindah pindahkan diberikan ukuran dengan tepat. Mencari dan membeslah bekas bekas Pencarian barang barang bukti dilakukan dengan sistematis guna memudahkan penemuan barang barang bukti. Selain itu Unit forensikpun erat pada Kriminalistik yang merupakan penerapan atau pemanfaatan ilmu ilmu alam pada pengenalan, pengumpulan / pengambilan, identifikasi, individualisasi, dan evaluasi dari bukti fisik, dengan menggunakan metode / teknik ilmu alam di dalam atau untuk kepentingan hukum atau peradilan (Sampurna 2000: 52). Pakar kriminalistik adalah tentunya seorang ilmuwan forensik yang bertanggung jawab terhadap pengujian (analisis) berbagai jenis bukti fisik, dia melakukan indentifikasi kuantifikasi dan dokumentasi dari bukti bukti fisik. Dari hasil analisisnya kemudian dievaluasi, diinterpretasi dan dibuat sebagai laporan (keterangan ahli) dalam atau untuk kepentingan hukum atau peradilan (Eckert 1980: 168). Sebelum melakukan tugasnya, seorang kriminalistik harus mendapatkan pelatihan atau pendidikan dalam penyidikan tempat kejadian perkara yang dibekali dengan kemampuan dalam pengenalan dan pengumpulan bukti bukti fisik secara cepat. Di dalam perkara pidana, kriminalistik sebagaimana dengan ilmu forensik lainnya, juga berkontribusi dalam upaya pembuktian melalui prinsip dan cara ilmiah. Kriminalistik memiliki berbagai spesilisasi, seperti analisis (pengujian) senjata api dan bahan peledak, pengujian perkakas (toolmark examination), pemeriksaan dokumen, pemeriksaan biologis (termasuk analisis serologi atau DNA), analisis fisika, analisis kimia, analisis tanah, pemeriksaan sidik jari laten, analisis suara, analisis bukti impresi dan identifikasi Perdanakusuma (1984: 95) mengelompokkan ilmu forensik berdasarkan peranannya dalam menyelesaikan kasus kasus kriminal ke dalam tiga kelompok, yaitu: Ilmu ilmu forensik yang menangani tindak kriminal sebagai masalah hukum. Dalam kelompok ini termasuk hukum pidana dan hukum acara pidana. Kejahatan sebagai masalah hukum adalah aspek pertama dari tindak kriminal itu sendiri, karena kejahatan merupakan perbuatan perbuatan yang melanggar hukum. Ilmu Ilmu forensik yang menangani tindak kriminal sebagai masalah teknis. Kejahatan dipandang sebagai masalah teknis, karena kejahatan dari segi wujud perbuatannya maupun alat yang digunakannya memerlukan penganan secara teknis dengan menggunakan bantuan diluar ilmu hukum pidana maupun acara pidana. Dalam kelompok ini termasuk ilmu kriminalistik, kedokteran forensik, kimia forensik, fisika forensik, toksikologi forensik, serologi/biologi molekuler forensik, odontologi forensik, dan entomogoli forensik. Apabila terjadi suatu kasus kejahatan, maka pada umumnya timbul pertanyaan pertanyaan seperti Bagaimana melakukannya, Mengapa perbuatan tersebut dilakukan, Siapa yang melakukan. Pertanyaan peristiwa apa yang terjadi adalah mencari jenis kejahatan yang terjadi, misalnya pembunuhan atau bunuh diri. Dengan bantuan ilmu kedokteran forensik atau bidang ilmu lainnya, dapat disimpulkan penyebabnya adalah bunuh diri. Oleh sebab itu penyidik tidak perlu melakukan penyidikan selanjutnya guna mencari siapa pelaku dari peristiwa tersebut, karena kematian diakibatkan oleh perbuatannya sendiri. Ilmu ilmu forensik yang menangani tindak kriminal sebagai masalah manusia. Dalam kelompok ini termasuk kriminologi, psikologi forensik, dan psikiatri/neurologi forensik. Kejahatan sebagai masalah manusia, karena pelaku dan objek penghukuman dari tindak kriminal tersebut adalah manusia. Dalam melakukan perbuatannya, manusia tidak terlepas dari unsur jasmani (raga) dan jiwa. Disamping itu, kodrat manusia sebagai mahluk sosial, yang hidup di tengah tengah masyarakat. Oleh karena itu perbuatan yang dilakukan juga dipengaruhi oleh faktor internal (dorongan dari dalam dirinya sendiri) dan faktor eksternal (dipengaruhi oleh lingkungannya). Disinilah adanya suatu peranan Unit Forensik POLRI dalam membantu penyelidikan dan penyidikan yang kewenangannya diatur dalam 5 UU No. 8 Tahun 1981 tentang KUHAP. Disamping itu berfungsi sebagai saksi ahli atau keterangan ahli guna mendukung dan melancarkan jalannya persidangan. Berdasar hasil penelitian tersebut diharapkan dapat memperoleh gambaran yang sedalam dalamnya, mengenai cara kerja dari tangan ahli Forensik POLRI dalam melaksanakan pemeriksaan secara ilmiah terhadap barang bukti tindak pidana. Pembuktian dengan menggunakan forensik ini pada semua negara maju telah berkembang dan digunakan sebagai alat bukti sah utama dalam memberikan keyakinan hakim, walaupun tersangka/terdakwa bersikap diam atau membisu atau tidak mengakui perbuatannya. Dalam rangka menemukan kebenaran materiil, diperlukan pemeriksaan penunjang kedokteran forensik yang meliputi: Pemeriksaan Toksikologi Forensik, merupakan penerapan ilmu alam untuk menganalisis kandungan racun atas dugaan adanya tindak pidana. Tujuannya untuk mengidentifikasi kandungan racun dan menganalisis akibat yang ditimbulkan dari peracunan tersebut, sehingga dapat menemukan penyebab kematian atau tindak pidana lain dalam suatu kasus. Di samping itu, pemeriksaan toksikologi forensik dapat digunakan sebagai upaya dalam rekaan rekonstruksi dalam suatu peristiwa, misalnya dalam kasus kecelakaan penerbangan atau kecelakaan yang disebabkan karena human error. Dari penyebab kecelakaan dapat dilakukan rekaan dalam mengetahui reaksi atas suatu obat atau zat-zat tertentu yang berpengaruh pada terjadinya kecelakaan. Untuk menentukan jenis racun penyebab kematian seseorang, maka pemeriksaan dalam mayat (otopsi forensik) wajib dilakukan dalam kasus keracunan guna menemukan jenis racun yang digunakan untuk melakukan pembunuhan. Penentuan jenis racun dalam kasus pembunuhan berhubungan dengan kesimpulan dalam pembuatan visum et repertum atas mayat, yaitu hubungan kausal antara racun yang digunakan dengan penyebab matinya korban; Pemeriksaan Histopatologi, merupakan pemeriksaan mikroskopik pada salah satu bagian jaringan menggunakan teknik histologist. Pemeriksaan histopatologi dalam perkara pidana antara lain dilakukan pada uji apung paru untuk menentukan ada atau tidaknya pembunuhan bayi setelah dilahirkan atau tidak lama setelah dilahirkan. Bayi dilahirkan hidup dapat diketahui dari uji tes paru secara makroskopis maupun mikroskopis. Pemeriksaan makroskopis paru anak yang dilahirkan hidup akan tampak mengembang dan menutupi jantung, tepinya tumpul, berwarna merah ungu dengan gambaran mozaik, bila dimasukkan ke dalam air akan mengapung, bila diiris dan dipijat akan banyak mengeluarkan darah dan busa, secara mikroskopik akan tampak jelas ada pengembangan dari kantung-kantung hawa; Pemeriksaan Antropologi Forensik, merupakan aplikasi dari antropologi fisik atau biologi antropologi ke dalam perkara hukum. Pemeriksaan dilakukan terhadap kerangka atau sisasisa kerangka yang bertujuan membantu menentukan apakah kerangka atau bagian dari kerangka merupakan kerangka manusia atau kerangka binatang. Jika yang diperiksa kerangka manusia, maka pemeriksaan antropologi forensik berperan dalam mengidentifikasi identitas kerangka tersebut, antara lain untuk menentukan jenis kelamin, perkiraan usia, bentuk tubuh, ras, perkiraan waktu kematian, penyebab kematian, riwayat penyakit terdahulu atau luka yang bisa terlihat jelas pada struktur tulang, dan sebagainya. Pemeriksaan teknik superimposisi, merupakan salah satu cara identifikasi mayat dengan menggunakan sistim pemeriksaan melalui cara membandingkan kerangka/tengkorak yang diketemukan dengan korban pada waktu hidup, dan ciri-ciri khusus yang ada pada tubuh korban. Ciri-ciri khusus korban dicari dan dicatat, dengan harapan akan dapat menentukan identifikasi secara akurat. Ciri-ciri tersebut, antara lain: misalnya, melalui pemeriksaan odontologi forensik atau pemeriksaan kondisi gigi geligi korban, gigi ompong atau gigi patah, lubang pada bagian depan, dan sebagainya yang biasanya dapat lebih mudah dikenali oleh keluarga korban. Pemeriksaan teknik superimposisi dapat dilakukan dengan cara mencocokkan tengkorak korban dengan foto korban semasa hidupnya. Namun demikian, kendala yang dihadapi pada pemeriksaan teknik superimposisi apabila tengkorak yang diketemukan dalam kondisi hancur sehingga sulit dikenali bentuk wajah/tubuh korban; Pemeriksaan laboratorium forensik, merupakan pemeriksaan laboratorium yang mengaplikasikan ilmu pengetahuan untuk menemukan kebenaran materiil. Pemeriksaan laboratorium forensik antara lain meliputi pemeriksaan sidik jari, genetik, mayat, analisis kimia, analisis fisika, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan tubuh manusia atau bagian dari dalam tubuh maupun luar tubuh. Misalnya, dalam kasus narkoba dilakukan dengan cara pemeriksaan urine tersangka yang diduga pengguna narkoba, atau dalam kasus pembunuhan yang tidak ditemukan bukti lain selain sidik jari yang tertinggal, maka penyelidikan untuk mengungkap penyebab kematian dengan mengutamakan pemeriksaan sidik jari di laboratorium forensik, yang berfungsi untuk membandingkan sidik jari yang tertinggal di TKP dengan terduga pelakunya. Laboratorium forensik merupakan bagian dari institusi kepolisian, yang memegang peranan penting untuk melaksanakan tugas membantu pembuktian dan mengungkap perkara hukum. Hasil penelitian dan pemeriksaan laboratorium forensik berupa berita acara pemeriksaan barang bukti merupakan alat bukti sah dalam perkara di persidangan. 2.4.2 Fungsi Bantuan Dokter di Bidang Forensik Arti kata forensik berarti milik pengadilan/hukum. Ilmu-ilmu forensik meliputi semua ilmu pengetahuan yang mempunyai kaitan dengan masalah kejahatan. Ilmu-ilmu forensik memegang peranan penting dalam penyelesaian kasus kejahatan. Dilihat dari sisi peranannya dalam penyelesaian kasus-kasus kejahatan, ilmu forensik menangani kejahatan sebagai masalah manusia, antara lain meliputi: psikiatri/neurologi forensik dan psikologi forensik; sedangkan berhubungan dengan pengungkapan misteri kejahatan odontology forensik, kimia forensik, anthropologi forensik, identifikasi forensik, dan sebagainya. Dalam rangka menemukan kebenaran yang hakiki dalam pemeriksaan perkara pidana pada saat diketemukannya alat bukti berupa tubuh manusia atau bagian dari tubuh manusia, maka diperlukan adanya penjelasan lebih lanjut tentang keberadaan dari suatu alat bukti, benarkah bagian tubuh yang terpotong merupakan bagian tubuh manusia, atau benarkah sesosok mayat yang tergantung mati karena bunuh diri? Benarkah kematian mendadak disebabkan karena penyakit jantung? Untuk memastikan keadaan sebenarnya dari tubuh manusia yang berakibat pada terjadinya suatu peristiwa itulah yang memerlukan bantuan pemeriksaan kedokteran forensik. Oleh karena itu, fungsi bantuan dokter dalam pemeriksaan kedokteran forensik adalah sebagai berikut: Pada tingkat penyelidikan perkara Pada tahap penyelidikan perkara bermanfaat untuk menentukan tentang ada atau tidaknya peristiwa pidana pada saat diketemukannya tubuh manusia, misalnya seseorang dalam keadaan mati tergantung di atas pohon. Apakah kematian disebabkan karena gantung diri ataukah dibunuh kemudian digantung. Untuk itu, pemeriksaan mayat diarahkan pada tanda-tanda kematian karena gantung diri, antara lain pada pemeriksaan luar mayat diketemukan ada atau tidaknya tanda-tanda asfiksia, mata menonjol, lidah menjulur karena adanya penekanan pada leher, keluarnya urine dan feses, dan sebagainya. Apabila dari hasil pemeriksaan tidak terbukti adanya tanda-tanda mati gantung diri, kemungkinan yang terjadi korban dibunuh terlebih dahulu dan kemudian mayatnya digantung untuk menghilangkan jejak kejahatan pelaku. Dari contoh kasus diketemukannya orang mati tergantung, hasil pemeriksaan kedokteran melalui otopsi forensik, akan menyimpulkan tentang ada atau tidaknya tanda-tanda mati gantung diri. Kesimpulan pemeriksaan kedokteran forensik dapat dijadikan landasan bagi kepolisian untuk melanjutkan atau menghentikan penyelidikan, apabila kematian korban dikarenakan mati gantung diri, maka penyelidikan akan dihentikan, namun demikian apabila kematian korban dikarenakan pembunuhan maka penyelidikan polisi akan dilanjutkan guna menemukan pelakunya; Mengungkap proses tindak pidana dan akibatnya Untuk mengungkapkan proses tindak pidana dan akibatnya, kebenaran cara-cara dan tanda-tanda yang terjadi dalam suatu peristiwa pidana, misalnya dalam contoh kasus diketemukannya mayat mati tergantung sebagaimana disebutkan pada huruf a di atas, dalam rangka menemukan kebenaran materiil, tidaklah cukup pemeriksaan hanya dilakukan dari luar mayat, tetapi diperlukan pemeriksaan dalam mayat (bedah mayat/otopsi forensik). Apabila dari pemeriksaan bedah mayat forensik ternyata diketemukan tulang leher korban patah, sedangkan patahnya tulang leher dalam kasus kematian dikarenakan gantung diri tidak lazim terjadi. Pada kasus gantung diri kemungkinan dapat terjadi tulang leher patah, apabila korban mengikat leher dan kemudian meloncat dari ketinggian. Oleh karena itu, dalam kasus tertentu pemeriksaan tempat kejadian perkara menjadi penting sebagai pemeriksaan penunjang. Apabila kematian korban dari hasil pemeriksaan bedah mayat forensik tidak diketemukan tanda-tanda mati gantung diri tetapi korban dibunuh dan kemudian mayatnya digantung untuk menyamarkan terjadinya pembunuhan, maka merupakan tugas penyelidik untuk melakukan tindakan penyelidikan. Penyelidik menurut Pasal 1 angka 4 KUHAP adalah pejabat polisi negara Republik Indonesia yang diberi wewenang oleh undang-undang untuk melakukan penyelidikan; sedangkan penyelidikan menurut Pasal 1 angka 5 KUHAP adalah serangkaian tindakan penyelidik untuk mencari dan menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana guna menentukan dapat atau tidaknya dilakukan penyidikan Menemukan identitas korban dan pelaku Apabila dari pemeriksaan bedah mayat forensik sebagaimana dikemukakan pada huruf b, ternyata diketemukan tulang leher korban patah, dan patahnya tulang leher diduga karena trauma benda tumpul yang menyerupai kunci pas, maka penyelidikan untuk menemukan pelakunya akan diarahkan atau difokuskan pada orang yang pekerjaannya atau aktivitasnya menggunakan kunci pas. Dalam kasus pemeriksaan mayat misterius, upaya menemukan identitas korban berperan penting untuk mengungkapkan identitas pelaku tindak pidana. Dalam prakteknya, korban tindak pidana yang identitasnya misterius atau tidak diketahui, akan berkorelasi dengan kesulitan dalam upaya menemukan pelakunya. Oleh karena itu, penemuan identitas korban berperan penting untuk pengungkapan peristiwa pidana yang terjadi. Misalnya diketemukan mayat korban pembunuhan yang dipotongpotong menjadi beberapa bagian (mutilasi), jika potonganpotongan tubuh korban tampak rapi, maka penyelidikan akan diarahkan pada pelaku yang diduga berhubungan/ pernah berhubungan dengan bedah mayat manusia atau jagal binatang. 2.5 Pembunuhan 2.5.1 Pengertian Pembunuhan Pengertian pembunuhan adalah suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang dan beberapa orang yang mengakibatkan seseorang dan beberapa orang meninggal dunia. Tindak pidana pembunuhan, di dalam kitab Undang-undang Hukum Pidana termasuk ke dalam kejahatan terhadap nyawa. Kejahatan terhadap nyawa (misdrijven tegen het leven) adalah berupa penyerangan terhadap nyawa orang lain. Pembunuhan sendiri berasal dari kata bunuh yang berarti mematikan, menghilangkan nyawa. Membunuh artinya membuat supaya mati. Pembunuh artinya orang atau alat yang membunuh dan pembunuhan berarti perkara membunuh, perbuatan atau hal membunuh. Suatu perbuatan dapat dikatakan sebagai pembunuhan adalah perbuatan oleh siapa saja yang dengan sengaja merampas nyawa orang lain. Pembunuhan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata bunuh, yang artinya mematikan dengan sengaja. Dalam hukum pidana, pembunuhan disebut dengan kejahatan terhadap jiwa seseorang yang diatur dalam BAB XIX Buku II Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). Bentuk pokok dari kejahatan ini adalah pembunuhan (doodslage), yaitu menghilangkan jiwa seseorang. Dalam hukum romawi, apabila pelaku pembunuhan itu seorang bangsawan atau pejabat, ia bisa dibebaskan dari hukuman mati dan sebagai pengantinya ia dikenakan hukuman pengasingan, kalau pelakunya kelas menengah maka ia dikenakan hukuman mati dengan jalan potongleher (dipancung). Sedangkan untuk kelas rakyat jelata, ia disalib, kemudian hukuman itu diubah menjadi di adu dengan binatang buas,kemudian diubah lagi dengan jalan gantung. Menurut Ramianto yang dikutip dari Anwar dalam bukunya Hukum Pidana Bagian Khusus (KUHP, Buku II), pembunuhan (doodslage), yaitu menghilang jiwa seseorang. Sedangkan menurut Wojoqwasito sebagaimana yang dikutip oleh Rahmat Hakim, dalam buku Hukum Pidana Islam, pembunuhan adalah perampasan nyawa seseorang, sedangkan menurut Hakim Rahman yang mengutif dari Abdul Qodir Aulia adalah perbuatan seseorang yang menghilangkan kehidupan atau hilangnya roh adami akibat perbuatan manusia yang lain. Jadi, pembunuhan adalah perampasan atau peniadaan nyawa seseorang oleh orang lain yang mengakibatkan tidak berfungsinya seluruh anggota badan di sebabkan ketiadaan roh sebagai unsur utama untuk menggerakan tubuh. Dari pengertian tersebut pembunuhan merupakan tindak pidana yang terdiri dari beberapa jenis, dan di dalam KUHP pembunuhan terdapat beberapa pasal yang mengatur mengenai pembunuhan. Di dalam KUHP. 2.5.2 Macam-Macam Pembunuhan Dalam KUHP Adapun tindak pidana pembunuhan yang dimuat dalam KUHP adalah sebagai berikut : Pembunuhan biasa (pasal 338), yang berbunyi : Barang siapa dengan sengaja merampas nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan dengan penjara paling lama lima belas tahun. Pembunuhan dengan pemberatan (pasal 339), yang berbunyi : Pembunuhan yang diikuti, disertai atau didahului oleh suatu tindak pidana, yang dilakukan dengan maksud untuk mempersiapkan atau mempermudah pelaksanaannya, atau untuk melepaskan diri sendiri maupun peserta lainnya dari pidana bila tertangkap tangan, ataupun untuk memastikan penguasaan barang yang diperolehnya secara melawan hukum, diancam dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara selama waktu tertentu paling lama dua puluh tahun. Pembunuhan berencana (pasal 340), yang berbunyi : Barang siapa dengan sengaja dan dengan direncanakan terlebih dahulu merampas nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan berencana, dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara selama waktu tertentu paling lama dua puluh tahun. Pembunuhan bayi oleh ibunya (pasal 341), yang berbunyi : Seorang ibu yang karena takut akan diketahui bahwa dia melahirkan anak dengan sengaja menghilangkan nyawa anaknya pada saat anak itu dilahirkan atau tidak lama kemudian, diancam karena membunuh anak sendiri, dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun. Pembunuhan bayi berencana (pasal 342), yang berbunyi : Seorang ibu yang untuk melaksanakan keputusan yang diambilnya karena takut akan diketahui bahwa dia akan melahirkan anak, menghilangkan nyawa anaknya pada saat anak itu dilahirkan atau tidak lama kemudian, diancam karena melakukan pembunuhan anak sendiri dengan berencana, dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun. Pembunuhan atas permintaan yang bersangkutan (pasal 344), yang berbunyi: Barang siapa merampas nyawa orang lain atas permintaan sungguh-sungguh dari orang itu sendiri, diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun. Membujuk/membantu agar orang bunuh diri (pasal 345), yang berbunyi : Barang siapa dengan sengaja membujuk orang lain untuk bunuh diri, menolongnya dalam perbuatan itu atau memberi sarana kepadanya untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun kalau orang itu jadi bunuh diri. Pengguguran kandungan atas izin ibunya (pasal 346), yang berbunyi : Seorang wanita yang dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungannya atau menyuruh orang lain untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun. Pengguguran kandungan dengan tanpa izin ibunya (pasal 347), yang berbunyi : (1) Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang wanita tanpa persetujuan wanita itu, diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun (2) Jika perbuatan itu mengakibatkan wanita itu meninggal, dia diancam dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun Matinya kandungan dengan izin perempuan yang mengandung (348), yang berbunyi : (1) Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang wanita dengan persetujuan wanita itu, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun enam bulan (2) Jika perbuatan itu mengakibatkan wanita itu meninggal, dia diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun Dokter / bidan / tukang obat yang membantu pengguguran/matinya kandungan (pasal 349), yang berbunyi : Jika seorang dokter, bidan atau juru obat membantu melakukan kejahatan tersebut dalam pasal 346, ataupun melakukan atau membantu melakukan salah satu kejahatan yang diterangkan dalam pasal 347 dan 348, maka pidana yang ditentukan dalam pasal-pasal itu dapat ditambah dengan sepertiga dan dapat dicabut haknya untuk menjalankan pekerjaannya dalam mana kejahatan itu dilakukan. 2.6 Mutilasi 2.6.1 Pengertian Mutilasi Mutilasi adalah aksi yang menyebabkan satu atau beberapa bagian tubuh (manusia) tidak dapat bekerja sebagaimana mestinya. Beberapa contoh mutilasi misalnya amputasi, pembakaran, atau flagelasi. Dalam beberapa kasus, mulitasi juga dapat berarti memotong-motong tubuh mayat manusia. Beberapa kebudayaan mengizinkan dilakukannya mutilasi. Misalnya di Cina, ada budaya mengikat kaki seorang anak perempuan. Ikatan tersebut tidak boleh dilepaskan hingga ia tua, dengan demikian kakinya akan tetap kecil. Kaki kecil (khusus wanita) di Cina melambangkan kecantikan. Dalam kebudayaan Islam, mutilasi diberlakukan bagi mereka yang terbukti mencuri, biasanya berupa amputasi pada tangan atau lengan. Namun bila terdakwa memiliki alasan kuat untuk mencuri (misalnya dalam kondisi sangat kelaparan), maka hukuman tersebut dapat dihindarkan. Mutilasi merupakan aksi yang menyebabkan satu atau beberapa bagian tubuh (manusia) tidak dapat bekerja sebagaimana mestinya, contoh mutilasi misalnya amputasi, pembakaran, atau flagelasi. Dalam beberapa kasus, mulitasi juga dapat berarti memotong-motong tubuh mayat manusia. Secara umum yang dimaksud dengan mutilasi adalah terpisahnya anggota tubuh yang satu dari anggota tubuh lainnya oleh sebab yang tidak wajar. Beberapa penyebab terjadinya mutilasi disebabkan oleh kecelakaan, bisa juga merupakan faktor kesengajaan atau motif untuk melakukan tindakan jahat (kriminal), dan bisa oleh faktor-faktor lain. Biasanya pelaku melakukan tindakan mutilasi adalah dengan tujuan untuk membuat relasi antara dirinya dengan korban terputus dan agar jati diri korban tidak dikenali dengan alasan-alasan tertentu. Alasan lain dari tindakan mutilasi tentunya dilatarbelakangi oleh motif-motif tertentu, seperti si pelaku menderita gangguan jiwa atau pelaku terpuaskan bila orang lain menderita, terbunuh, terpotong-potong. Selain gangguan pada jiwanya, biasanya penyebab utama lainnya yakni kesulitan ekonomi yang dialami menyebabkan mereka cepat emosional, stres, depresi, akibat masalah yang dihadapi, itu umumnya penyebab utama masyarakat bawah. Akibat depresi itu, sebagian masyarakat berani dan nekat melakukan tindakan sadis dengan membunuh orang yang dikasihi atau temannya bahkan sampai keluarganya sendiri. Biasanya juga seusai melakukan pembunuhan, pelaku biasanya panik dan mencari jalan pintas untuk menyelamatkan diri. Ada dua kemungkinan orang melakukan mutilasi. Yaitu Pertama, pelaku resah bila meninggalkan korbannya dalam keadaan utuh pencarian jejak akan dengan mudah. Kedua, terlalu rapatnya beberapa kasus mutilasi yang terjadi akhir-akhir ini membuat para pelaku mengadopsi tayangan televisi atau media lainnya. 2.6.2 Kriteria Mutilasi Mutilasi memiliki beberapa dimensi, seperti dimensi perencanaan (direncanakan-tidak direncanakan), dimensi pelaku (individu-kolektif), dan dimensi ritual atau inistasi, serta dimensi kesehatan atau medis. Dengan demikian, pembuatan mutilasi tidak dapat dipukul rata sebagai tindakan kriminal yang dapat disanksi pidana. Dari berbagai jenis mutilasi, secara umum setidaknya tindak pidana mutilasi dibagi menjadi dua bagian yaitu: Mutilasi difensif (defensive mutilasion), atau disebut juga sebagai pemotong atau pemisahan anggota badan dengan tujuan untuk menghilangkan jejak setelah pembunuhan terjadi. Motif rasional dari pelaku adalah untuk menghilangkan tubuh korban sebagai barang bukti atau untuk menghalangi diidentifikasinya potongan tubuh korban. Mutilasi ofensif (offensive mutilasi) adalah suatu tindakan irasional yang dilakukan dalam keadaan mengamuk, frienzied state of mind. Mutilasi kadang dilakukan sebelum membunuh korban. Untuk dapat mengkategorikan mutilasi sebagai tindak pidana haruslah memenuhi beberapa persyaratan, yaitu tindakan yang dilakukan tersebut merupakan tindakan yang dilarang baik secara formil atau materil, pembagian tindakan yang terlarang secara formil atau materil ini sebenarnya mengikuti KUHP sebagai buku induk dari semua ketentuan hukum pidana nasional yang berlaku. KUHP membedakan tindakan pidana dalam dua bentuk yaitu kejahatan (misdrijen) dan pelanggaran (overtredingen). Sebuah tindakan dapat disebut sebagai kejahatan jika memang di dapat unsur jahat dan tercela seperti yang di tentukan dalam undangundang. Sampai saat ini belum ada satu pun ketentuan hukum pidana yang mengatur tindak pidana pembunuhan secara mutilasi ini secara tegas dan jelas. 2.6.3 Mutilasi Pada Mayat Korban Perlu diketahui KUHP memandang mayat bukan sebagai manusia alamiah yang hidup namun hanya sebagai benda yang sudah tidak bernyawa lagi. mengenai hal ini dapat dikaji pada pasal 180 KUHP tentang perbuatan melawan hukum menggali dan mengambil jenazah, pelaku di ancam dengan pidana penjara maksimal 1 tahun 4 bulan atau denda maksimal Rp. 4500.17 hal ini sangat berbeda jauh jika di bandingkan dengan pasal penculikan orang (pasal 328 misalnya) memberikan sanksi pidana penjara maksimal 12 tahun. 18 Jika di bandingkan terhadap pasal pencurian barang pun sebenarnya juga sangat jauh berbeda, pasal 362 KUHP sangat memandang serius tindakan pencurian barang dan mengancam pelaku dengan sanksi pidana penjara maksimal 5 tahun penjara.19 oleh karena itu dapat di ambil suatu kesimpulan bahwa pengaturan tentang mayat atau jenazah di dalam KUHP masih sebatas pada benda yang sudah tidak bernyawa lagi. Tindak Pidana Pembunuhan memang sudah lama di kenal oleh Hukum Nasional kita melalui Kitab Undang-undang Hukum Pidana. Bab XIX Buku II KUHP menggolongkan beberapa perbuatan yang dapat dikategorikan sebagai Kejahatan terhadap Nyawa. Jenis Pembunuhan yang di atur dalam Bab ini meliputi Pembunuhan dengan Sengaja (Pasal 338), pembunuhan dengan rencana (Pasal 340), Pembunuhan anak setelah lahir oleh Ibu (pasal 341-342), Mati Bagus (Pasal 344) dan Pengguguran kandungan (pasal 346-349). Sama sekali tidak terdapat satu pasal pun yang mengatur tentang tindak pidana pembunuhan yang diikuti pemotongan tubuh korban. Keadaan ini tentu saja dapat menimbulkan masalah hukum tentang kepastian hukum dan keadilan bagi masyarakat. Untuk dapat disebut sebagai tindak pidana sebuah tindakan haruslah memenuhi beberapa persyaratan, yaitu tindakan telah tersebut didalam ketentuan hukum sebagai tindakan yang terlarang baik secara formiil atau materiil. pembagian tindakan yang terlarang secara formiil atau materiil ini sebenarnya mengikuti KUHP sebagai buku Induk dari semua ketentuan hukum pidana Nasional yang belaku. KUHP membedakan tindak pidana dalam dua bentuk, kejahatan dan pelanggaran sebuah tindakan dapat disebut sebagai kejahatan jika memang didapatkan unsur jahat dan tercela seperti yang di tentukan dalam undang-undang. sedangkan tindakan dapat dikatakan sebagai pelanggaran karena pada sifat perbuatan itu yang menciderai ketentuan hukum yang berguna untuk menjamin ketertiban umum (biasanya aturan dari Penguasa). Apabila di kaji secara mendalam, tindak mutilasi ini terbatas pada korban yang berwujud manusia alamiah baik perseorangan maupun kelompok dan bukanlah binatang. tindakan ini bisa dilakukan oleh pelaku pada korban pada waktu masih bernyawa atau pun pada mayat korban. tindakan pemotongan manusia secara hidup-hidup (sadis) ataupun mayat jelas merupakan tindakan yang sangat di cela oleh masyarakat dan dianggap sebagai tindakan yang sangat jahat. 2.7 Visum et Repertum 2.7.1 Pengertian Visum et Repertum Defenisi visum et repertum menurut bahasa yaitu berasal dari kata latin yaitu visum (sesuatu yang dilihat) dan repertum (melaporkan). Sedangkan, menurut istilah adalah laporan tertulis yang dibuat oleh dokter berdasarkan sumpah jabatannya terhadap apa yang dilihat dan diperiksa berdasarkan keilmuannya. Visum et repertum disingkat VeR adalah keterangan tertulis yang dibuat oleh dokter dalam ilmu kedokteran forensik atas permintaan penyidik yang berwenang mengenai hasil pemeriksaan medis terhadap manusia, baik hidup atau mati ataupun bagian atau diduga bagian tubuh manusia, berdasarkan keilmuannya dan di bawah sumpah, untuk kepentingan pro yustisia Visum et repertum merupakan hasil tertullis yang didapatkan dari metode otopsi forensik Otopsi dalam terminologi ilmu kedoteran ialah suatu penyelidikan ataupemeriksaan tubuh mayat, termasuk alat-alat atau organ tubuh dan susunannyapada bagian dalam setelah dilakukan pembedahan atau pelukaan, dengantujuan menentukan sebab-sebab kematian seseorang, baik untuk kepentinganilmu kedokteran maupun kepentingan hukum sebagai pengungkap misteris suatu tindak kriminal. Kata forensik biasanya selalu dikaitkan dengan tindak pidana, dalam Kamus Bahasa Indonesia forensik berarti ilmu bedah untuk penentuan identitas, penyebab kematian seseorang dan berhubungan dengan kehakiman dan peradilan. Berbeda dengan pengertian yang paparkan oleh I Made Agus Gelgel Wirasuta dalam artikelnya yang menyatakan bahwa forensik merupakan suatu bidang keilmuan yang dimanfaatkan dalam penyidikan suatu kasus criminal untuk kepentingan hukum dan keadilan. Pada umumnya ilmu forensik diartikan sebagai penerapan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan tertentu untuk kepentingan penegakan hukum dan keadilan. Fungsi Visum et repertum Tujuan autopsi forensik atau autopsi mediko-legal yaitu : Membantu dalam hal penentuan identitas mayat. Menentukan sebab pasti kematian, cara kematian serta saat kematian. Mengumpulkan serta mengenali benda-benda bukti untuk penentuan identitas benda penyebab kematian serta identitas pelaku kejahatan. Membuat laporan tertulis yang obyektif dan berdasarkan fakta dalam bentuk visum et repertum. Melindungi orang yang tidak bersalah dan membantu dalam penentuan identitas serta penuntutan terhadap orang yang bersalah. Untuk melakukan autopsi forensik diperlukan suatu Surat Permintaan Pemeriksaan / Pembuatan Visum et repertum dari yang berwenang, dalam hal ini penyidik. Izin keluarga tidak diperlukan, bahkan apabila ada seseorang yang menghalang-halangi dilakukannya autopsi forensik, yang bersangkutan dapat dituntut berdasarkan ketentuan-ketentuan yang berlaku. Dalam melakukan autopsi forensik, mutlak diperlukan pemeriksaan yang lengkap, meliputi pemeriksaan tubuh bagian luar, pembukaan rongga-rongga tengkorak, rongga dada dan rongga perut / panggul. Sering kali perlu pula dilakukan pemeriksaan-pemeriksaan penunjang lainnya, antara lain pemeriksaan toksikologi forensik, histopatologi forensik, serologi forensik dan sebagainya. Yang harus melakukan autopsi orensik adalah dokter, dan ini tidak dapat diwakilkan kepada mantri atau perawat dalam melakukan autopsi klinik maupun autopsi forensik, ketelitian yang maksimal harus diusahakan. Kelainan yang betapa kecil pun harus dicatatkan. Macam visum et repertum berdasarkan penggunaannya sebagai alat bukti adalah sebagai berikut: Untuk korban hidup: Visum et repertum yang diberikan sekaligus, yaitu pembuatan visum et repertum yang dilakukan apabila orang yang dimintakan visum et repertum tidak memerlukan perawatan lebih lanjut atas kondisi luka-luka yang disebabkan dari tindak pidana. Pada umumnya visum et repertum sekaligus diberikan untuk korban penganiayaan ringan yang tidak memerlukan perawatan di rumah sakit; Visum et repertum sementara, diperlukan apabila orang yang dimintakan visum et repertum memerlukan perawatan lebih lanjut berhubungan dengan luka-luka yang disebabkan dari tindak pidana. Visum et repertum sementara diberikan sementara waktu, untuk menjelaskan keadaan orang yang dimintakan visum et repertum pada saat pertama kali diperiksa oleh dokter, sehingga masih memerlukan visum et repertum lanjutan dalam rangka menjelaskan kondisi orang yang dimintakan visum et repertum pada saat terakhir kali meninggalkan rumah sakit; Visum et repertum lanjutan, diberikan apabila orang yang dimintakan Visum et Repertum hendak meninggalkan rumah sakit dikarenakan telah sembuh, pulang paksa, pindah rumah sakit atau mati. Visum et repertum atas mayat, tujuan pembuatannya untuk orang yang mati atau diduga kematiannya dikarenakan peristiwa pidana. Pemeriksaan atas mayat haruslah dilakukan dengan cara bedah mayat atau otopsi forensik, yang dilakukan untuk mengetahui penyebab pasti kematian seseorang. Pemeriksaan atas mayat dengan cara melakukan pemeriksaan di luar tubuh, tidak dapat secara tepat menyimpulkan penyebab pasti kematian seseorang. Hanya bedah mayat forensik yang dapat menentukan penyebab pasti kematian seseorang; Visum et repertum penggalian mayat, dilakukan dengan cara menggali mayat yang telah terkubur atau dikuburkan, yang kematiannya diduga karena peristiwa pidana. Penggunaan istilah visum et repertum penggalian mayat lebih tepat daripada visum et repertum penggalian kuburan, karena orang yang mati terkubur dikarenakan peristiwa pidana belum tentu posisinya dikuburkan/terkubur di kuburan. Visum et repertum penggalian mayat dilakukan, baik atas mayat yang telah maupun yang belum pernah diberikan visum et repertum. Atas mayat yang telah diberikan visum et repertum dimungkinkan untuk dibuatkan visum et repertum ulang apabila hasil visum et repertum sebelumnya diragukan kebenarannya, misalnya dalam kasus pembunuhan aktifis buruh perempuan Marsinah pada masa pemerintahan orde baru yang penggalian mayatnya dilakukan lebih dari satu kali; Visum et Repertum tentang Umur, tujuan pembuatannya untuk mengetahui kepastian umur seseorang, baik sebagai korban maupun pelaku tindak pidana. Kepentingan dalam menentukan kepastian umur seseorang berkaitan dengan korban tindak pidana biasanya berhubungan dengan delik kesusilaan atau tindak pidana lain yang korbannya anakanak sebagaimana ditentukan di dalam UU Perlindungan Anak 2014 maupun KUHP; sedangkan penentuan kepastian umur seseorang berhubungan dengan pelaku tindak pidana berhubungan dengan hak seseorang untuk disidangkan dalam pemeriksaan perkara anak sebagaimana ditentukan di dalam UU No. 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak; Visum et Repertum Psikiatrik, diperlukan berhubungan dengan pelaku tindak pidana yang diduga jiwanya cacat dalam tumbuh kembangnya atau terganggu karena penyakit. Visum et Repertum Psikiatrik biasanya juga diberikan terhadap pelaku tindak pidana yang dalam melakukan tindak pidana di luar batas-batas kewajaran manusia normal, misalnya, pembunuhan dengan cara memutilasi korban, atau tindak pidana yang dipandang sadis yang tidak mungkin dapat dilakukan oleh pelaku dalam kondisi jiwa yang normal; f. Visum et Repertum untuk korban persetubuhan illegal atau tindak pidana di bidang kesusilaan, merupakan visum et repertum yang diberikan untuk tindak pidana di bidang kesusilaan, baik yang. Pemeriksaan terhadap korban tindak pidana di bidang kesusilaan, khusus pada tindak pidana yang mengandung unsur persetubuhan pembuktiannya secara medis lebih mudah daripada tindak pidana kesusilaan yang tidak mensyaratkan adanya unsur persetubuhan (misalnya, pelecehan seksual, percabulan, dan sebagainya). BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian 3.1.1 Metode Penelitian Peneliti menggunakan metode Deskriptif Analisis yaitu salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk menyajikan gambaran lengkap mengenai setting sosial atau yang dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial, Dengan jalan mengdeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah unit yang diteliti antara fenomena yang diuji. . 3.2 Desain Penelitian 3.2.1 Pengertian Desain Penelitian Desain penelitian adalah (disebut juga rancangan penelitian atau usul penelitian), secara jelas adalah dokumen yang menjelaskan berbagai komponen yang akan digunakan peneliti serta berbagai aktivitas yang akan dilakukan selama proses peneltian, desain penelitian hanyalah sebuah ringkaan. Menurut pendapat Suchman bahwa desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan pada pelaksanaan penelitian, dalam pengertian lebih sempit bahwa desain penelitian hanya mengenai pengumpulan dan analisis data saja.namun demikian desain penelitian juga bermakna proses-proses penelitian yang dapat di bagi 2 kelompok yaitu : Perencanaan penelitian.proses perencanaan penelitian dimulai dari identifikasi, pemilihan serta perumusan masalah,sampai dengan perumusan hipotesis serta kaitannya dengan teori dan kepustakaan yang ada. Pelaksanaan penelitian atau proses opersional penelitian. 3.2.2 Desain Penelitian Yang Digunakan a. Wawancara wawancara adalah salah satu alat yang paling digunakan untuk mengumpulkan data penelitian kualitatif. Wawancara memungkinkan peneliti mengumpukan data yang beragam dari koresponden dalam berbagai situasi dan kondisi, meskipun demikian, wawancara harus dilakukan dengan berhati-hati dan harus di sinkronkan dengan data lain. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik wawancara yang mana telah di jelaskan yaitu: penulis langsung mewawancarai sumber atau seseorang yang relavan agar memperjelas dalam objek yang diteliti khususnya: Peran Unit Forensik Dalam Mengugkap Tindak Pidana Mutilasi Di wilayah Polda Jawa Barat. Menurut pendapat Sugiono wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktu dan dapat dilalui dengan tatap muka maupun dengan jaringan telefon. Pendapat berbeda yang disampaikan Arikunto wawancara adalah dialog yang dilakukan pewawancara untuk mendapatkan informasi dari terwawancara. Menurut Silverman 1933 dalam wawancara peneliti mengajukan pertanyaan mengenai : Fakta (misalnya data diri,geografis, demografis) Kepercayan dan perspektif seseorang terhadap sesuatu fakta atau fenomena Perasaan seseorang terhadap suatu fakta dan fenomena Prilaku saat ini atau masa lalu Standar normative Mengapa seseorang melakukan tindakan tertentu. b. Studi pustaka Dalam hal ini,penulis juga mencari sumber-sumber data melalui studi keputakaan,yaitu dengan mancari,mancatat,dan mempelajari data-data sekunder yang berhubungan dengan masalah yang dibahas. 3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Unit Inafis Polda Jawa Barat l. Soekarno-Hatta No.748, Cimenerang, Kec. Gedebage, Kota Bandung, Jawa Barat 40613. Dan Unit Forensik RS Sartika Asih Jl. Moh Toha No. 369 Cisereuh, Kec Regol. Kota Bandung. Waktu Penelitian Sedangkan Pengambilan Data Penelitian Mulai Dilakukan Dari Bulan Maret S/D September 2021, Dengan Jadwal Dan Waktu Penelitian Seperti Terlihat Pada Tabel 3.1 Dibawah Ini: Tabel 3.1 Jadwal dan Waktu Penelitian Tahun 2021 No Tahapan KegiatanBulanMaretAprilMeiJuniJuliAgustusSeptemberPengajuan Judul T.APengumpulan DataPenyusunan Tugas Akhir 4.Seminar Draft5Sidang Tugas Akhir BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Biddokes Polda Jabar Bidang Kedokteran dan Kesehatan yang selanjutnya disingkat Biddokkes adalah unsur pendukung pada tingkat Polda yang berada di bawah Kapolda. Biddokkesbertugas Menyelenggarakan pembinaan kedokteran dan kesehatan Polri yang meliputi kedokteran kepolisian, kesehatan kepolisian, rumah sakit, dan poliklinik. Dalam pelaksanaan tugas "Biddokkes"menyelenggarakan fungsi : Perencanaan dan administrasi umum, ketatausahaan dan urusan dalam, urusan personel, materiil dan sarana prasarana, serta pelayanan keuangan di lingkungan Biddokes. Pembinaan kedokteran forensik, Disaster Victim Identification(DVI), dan kesehatan keamanan dan ketertiban masyarakat; Pembinaan kesehatan kesamaptaan, pelayanan kesehatan, dan materiil fasilitas kesehatan. Pelaksanaan kegiatan kedokteran dan kesehatan kepolisian; dan Pengumpulan dan pengolahan data, serta penyajian informasi dan dokumentasi program kegiatan Biddokkes. Biddokkes dipimpin oleh Kabiddokkes yang bertanggung jawab kepada Kapolda dan dalam pelaksanaan tugasnya di bawah kendali Wakapolda. Biddokkesterdiri dari : Subbagian Perencanaan dan Administrasi (Subbagrenmin); Subbidang Kedokteran Kepolisian (Subbiddokpol); Subbidang Kesehatan Kepolisian (Subbidkespol); dan Poliklinik 4.1.1 Visi dan Misi Forensik 1. Visi Terwujudnya Terwujudnya Pelayanan Kedokteran Kepolisian dan Kesehatan Kepolisian yang Prima. 2. Misi Menyelenggarakan Kedokteran Kepolisian untuk pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Polri serta pelayanan Kesehatan Kepolisian secara professional, modern, dan akuntabel. Gambar 4.1 Struktural Biddokkes Polda Jabar 4.2 Peran Unit Forensik dalam Mengungkap Tindak Pidana Mutilasi Di Wilayah Hukum Polda Jabar. Berdasarkan hasil observasi dengan berbagai narasumber Ilmu Forensik merupakan penerapan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan tertentu untuk kepentingan penegakan hukum dan keadilan. Laboratorium Forensik mempunyai tugas mendukung suatu komponen penyelidikan perkara, mengidentifikasikan komponen penyelidikan perkara, diketahui namanya atau benda, sebab-sebab kematian, diketahui sifat dan tanda-tanda untuk kepentingan pembuktian. Forensik POLRI merupakan salah satu sarana untuk membantu penyelidikan dan penyidikan yang kewenangannya diatur dalam UU No. 8 Tahun 1981 tentang KUHAP, kemudian hasil laboratorium dapat dijadikan alat bukti guna mendukung dan melancarkan jalannya persidangan. Berdasar hasil penelitian tersebut diharapkan dapat memperoleh gambaran,mengenai peran Unit Forensik POLRI dalam melaksanakan pemeriksaan secara ilmiah terhadap barang bukti tindak pidana. Pembuktian dengan menggunakan forensik ini pada semua negara maju telah berkembang dan digunakan sebagai alat bukti sah utama dalam memberikan keyakinan hakim, walaupun tersangka/terdakwa bersikap diam atau membisu atau tidak mengakui perbuatannya Unit forensik berperan sebagai penanganan barang bukti biologis seperti jenasah, bercak darah, bercak sperma dan yang berhubungan dengan biologis lain nya. Unit ini berisikan dokter ahli Laboratorium serta Penyidik yang dapat memberikan bantuannya dalam hubungannya dengan proses peradilan dalam hal : Pemeriksaan di tempat kejadian perkara Biasanya dimintakan oleh pihak yang berwajib dalam hal mengungkap sebab sebab kematian. Pemeriksaan oleh ahli forensik ini akan sangat penting dalam hal menentukan sebab sebab kematian dalam kaitan ini dokter akan membuat laporan berita acara pemeriksan laboratoris kriminalistik. Pemeriksaan barang bukti Memberikan kesaksian dalam sidang pengadilan, dalam hal ini apa yang diucapkan olehnya (ahli forensik) akan dikategorikan sebagai keterangan ahli. Mengenai visum er repertum meskipun dalam KUHAP tidak ada keharusan bagi penyidik untuk mengajukan permintaan kepada dokter Ahli Kedokteran Forensik ataupun dokter (ahli) lainnya, akan tetapi bagi kepentingan pemeriksaan perkara dan agar lebih jelas duduk perkaranya serta untuk mendukung keyakinan hakim, maka akan lebih baik jika visum et repertum tersebut dimintakan kepada dokter yang bersangkutan. Dalam sistem peradilan pidana yang berlaku di Indonesia, peradilan perkara pidana diawali oleh penyidikan yang dilakukan oleh penyidik tunggal (lebih tepatnya penyidik umum) yang dilakukan oleh kepolisian (Polri), dalam khasus khasus khusus (tindak kejahatan ekonomi dan pelanggaran Hak Asasi Manusia) pihak kejaksaan dapat melakukan penyidikan. Upaya penyidikan pada umumnya bermuara pada proses penuntutan dan disusul oleh proses pengadilan. Proses ini dikenal sebagai upaya litigasi. Upaya penyidikan dilakukan setelah suatu peristiwa atau kejadian dianggap peristiwa hukum, yaitu peristiwa atau kejadian yang dapat mengganggu kedamaian hidup antar pribadi. Lingkup antar pribadi khususnya antara seseorang (memikul kepentingan pribadi) dihadapkan dengan masyarakat atau negara yang memikul suatu kepentingan umum. Penyelasaian kasus kasus kriminal diperlukan pembuktian peristiwa kasus yang terjadi sampai membuktikan pelaku yang terlibat dalam tindak kriminal tersebut. Pembuktian dari suatu perkara pidana adalah upaya untuk membuktikan bahwa benar telah terjadi tindak pidana yang diperkarakan dan bahwa si terdakwalah pelaku tindak pidana tersebut. Pembuktian dilakukan dengan mengajukan alat bukti yang sah ke depan persidangan. Guna mendapatkan atau setidak tidaknya mendekati kebenaraan materiil, dalam pembuktian (penyidikan dan pemeriksaan bukti fisik) harus dilakukan pembuktian secara ilmiah. Alat bukti yang sah adalah alat bukti yang sesuai dengan hukum, yaitu memenuhi prisip  admissibility (dapat diterima) sebagaimana diatur oleh perundang undangan yang berlaku. Ahli forensik dan kriminilalistik berperan dalam upaya pembuktian dengan menyediakan dua alat bukti yang sah, yaitu keterang ahli dan surat (yang dibuat oleh ahli). Dalam hal ini keterangan ahli tidak dibatasi dengan ketentuan tentang  yang merupa kan hal hal yang dialami atau didengar atau dilihat sendiri oleh saksi , melainkan diberi peluang untuk memberikan pendapat atau opini berdasarkan keahliannya, sepanjang ketentuan yang berlaku. Dari contoh kasus yang penulis ambil yaitu kasus mutilasi dan pembakaran mayat yang terjadi di karawang mengenai sepasang suami istri yang cekcok dikarenakan masalah Secara singkat, korban menuliskan bahwa dia malu punya suami yang lebih suka kelayapan menemui orang lain ketimbang pulang ke rumah dan menghabiskan waktu bersama keluarga. Oleh sebab itu, dia bermaksud pamit pulang ke kampung halamannya di Pati, Jawa Tengah. Adapun surat tersebut ditemukan penyidik saat menggeledah kontrakan pasangan suami-istri tersebut. Surat berada di bawah rak televisi di kediaman mereka di Dusun Sukamulya RT 005 RW 002, Desa Pinayungan, Kecamatan Telukjambe Timur, Karawang. Surat itu terselip dengan dokumen lain yang disimpan korban. Surat itu tidak terlalu panjang. Isinya seperti keluh kesah korban yang ingin pulang kampung. "Pengen pulang ke rumah tapi malu sama keluarga, malu juga sama tetangga. Punya suami tapi gak tinggal bareng pikirannya pasti banyak yg negatif. Yah, Bunda pamit aja ya... udah capek ngadepin sifat kamu, kamu lebih sayang mereka ketimbang aku." isi surat tersebut. Dalam hal ini pengungkapan yang Unit Forensik ungkap meliputi penanganan barang bukti disekitar TKP,di bantu oleh penyidik lain nya seperti inafis, Unit Inafis menentukan apakah korban di bunuh di TKP atau bukan, apakah ini TKP buangan atau bukan. Setelah di temukan nya barang bukti di TKP, baru diserahkan ke Rumah Sakit dan di lalukan pengecheckan oleh unit forensik untuk mencari tau mengapa korban meninggal disebabkan oleh apa, berapa lama korban sudah meninggal serta temuan apa saja yang di temukan di bagian tubuh ( memar/patah tulang). Setelah itu dilakukan pemeriksaan luar dan dalam serta identifikasi korban, akibat peristiwa pembunuhan dengan benda senjata tajam atau benda tumpul. Penyidikan dalam mengungkap sebab-sebab kematian dengan pemeriksaan sidik jari dilaboratorium forensik, yang berfungsi untuk membandingkan sidik jari yang tertinggal di TKP dengan pelakunya. Tata cara pemeriksaan sidik jari dilaksanakan secara teknis dan pemindahan/ pengangkatan sidik jari. Dalam pemeriksaan perbandingan sidik jari ada dua bahan yang diperbandingkan. Bahan Pertama Sidik jari laten atau sidik jari yang diragukan (misalnya sidik jari laten yang tertinggal di TKP atau cap jempol yang diragukan pada kertas/dokumen berharga); dan Bahan Kedua adalah sidik jari yang diketahui pemiliknya (misalnya sidik jari tersangka, saksi, korban dan lain-lain, pada kartu sidik jari atau dokumen lain). Seperti yang diuraikan diatas menurut wawancara bersama Kompol Dr. M Ihsan Wahyudi, SpF proses yang di perlukan untuk megungkap kejadian dan melakukan identifikasi secara efisien, penyidik mungkin akan berusaha untuk menghormati praktik-praktik budaya dan agama korban selama penyidikan, Metode ilmiah adalah cara identifikasi dengan memanfaatkan ilmu kedokteran (identifikasi medis) Caranya pun dibagi dalam beberapa jenis yaitu : Identifikasi Medis Umum Cara ini meliputi ciri-ciri umum seseorang seperti : tinggi badan, berat badan, warna kulit, warna dan tipe rambut, warna mata, cacat-cacat yang mencolok, tanda-tanda yang khas, dan bekas-bekas operasi. Biasanya setiap formulir pemeriksaan jenazah telah mencantumkan itu. Identifikasi Tulang Belulang Pertama-tama harus di tentukan dahulu kumpulan tulang tersebut merupakan tulang manusia atau tulang binatang, Jika tulang manusia apakah dari 1 (satu) manusia atau lebih, selanjutnya dari tulang-tulang tersebut, secara medis antropologis dapat di ungkapkan hal-hal sebagai berikut : Jenis Kelamin Tinggi Badan Ras Umur Parturitas (Berapa banyak wanita melahirkan) Golongan Darah Apabila ditemukan seluruh tulang lengkap maka ketepatan data diatas dapat mencapai 90% - 100% , namun sudah sangat menguntungkan jika mendapat tulang tengkorak, tulang panggul dan salah satu tulang panjang Identifikasi Gigi Gigi merupakan salah satu sarana identifikasi yang dapat dipercaya, khususnya jika rekamana data gigi dan rotgen foto gigi semasa hidup disimpan dengan baik dan benar. Gigi dipakai sebagai sarana identifikasi karena : Daya Tahan Gigi Gigi adalah bagian paling keras dari tubuh manusia yang komposisi bahan organic dan air sedikit sekali, gigi akan menjadi lapuk pada suhu 2000 derajat Celcius dan menjadi abu pada suhu 450 derajat Celcius Individualis Gigi Setiap manusia mempunyai 32 gigi dengan bentuk yang jelas dan masing-masing mempunyai 5 (lima) permukaan. Informan yang dapat di dapat dari gigi adalah Umur, Ras, Jenis kelamin, Golongan darah, bentuk raut wajah seseorang. Identifikasi Serologis Adalah suatu pemeriksaan komponen-komponen atau enzim tertentu yang ada dalam jaringan, cairan tubuh beberapa pemeriksaan yang biasa dilakukan untuk mengindentifikasi seseorang ialah: Golongan darah ( darah, ludah, semen, rambut, gigi, tulang) Enzim-enzim seperti antigen, anti bodi atau oprotein dapat di periksa oleh darah. HLA (human leucocy antigen) dapat di periksak oleh darah. Rekonstruksi wajah dan Superimposed Teknik ini dikembangkan oleh ahli antropologi mereka meneliti ketebalan kulit atau otot di daerah muka. Setelah ketebalannya di ketahui, dan dengan teknik-teknik tertentu, akhirnya dapat di bentuk perkiraan tampang dari suatu tengkorak. Teknik ini mempunyai kendala menggambarkan secara tepat di daerah mata, bibir, maupun model rambut, sehingga sering kali hasilnya kurang memuaskan. Sementara itu prinsip teknik Superimposed adalah mencocokan tengkorak yang tidak di kenal dengan photo wajah orang terduga (dengan menggunakan titik-titik anotomi tertentu) Hal-hal yang printing diperlihatkan dalam memperlihatkan Superimposed : Foto rontgen tengkorak posisinya harus sama dengan pasfoto terduga. Usahakan untuk mencari foto yang betul-betul lurus. Harus menggunakan dua foto orang lain sebagai pendamping. Dapat pula menggunakan teknologi computer (software-software pendukung digital image) Psychological Personality Profiling Sistem ini merupakan suatu penggabungan dari beberapa ilmu seperti psikologi, psikiatri, kedokteran forensic, kriminalistik dengan memanfaatkan/menganalisa data yang ditemukan di TKP, keadaan korban, hasil penyidikan, serta data-da&12?Z$ 4 i r ֗քq^q^K8^K^K^K%haNh1B*CJOJQJaJph%haNh- TB*CJOJQJaJph%haNhmB*CJOJQJaJph%haNhB*CJOJQJaJph%haNhC3B*CJOJQJaJph(haNh5B*CJOJQJaJph(haNhN;5B*CJOJQJaJph(haNhwWL5B*CJOJQJaJph(haNhD5B*CJOJQJaJph(haNh [5B*CJOJQJaJph2V H:% 'A()-z$d^a$gd`s $d^a$gdo $d^`a$gdo $d^`a$gd $d^`a$gd4 dgd'2 $da$gdN; $da$gd'2   R S T , <   b c ըՕ‚oZ@2jhaNh"~0JB*CJOJQJUaJph(hyh"~6B*CJOJQJaJph%haNhmB*CJOJQJaJph%haNh`s B*CJOJQJaJph%haNh4B*CJOJQJaJph2jhaNh- T0JB*CJOJQJUaJph%haNh"~B*CJOJQJaJph%haNh- TB*CJOJQJaJph-haNhx@B*CJOJQJaJmH phsH c ]^mn1lm}FG%٘٘مr_H_4_'hyB*CJOJQJaJmH phsH -haNhx@B*CJOJQJaJmH phsH %haNh4*B*CJOJQJaJph%haNh`F B*CJOJQJaJph%haNh4B*CJOJQJaJph%haNhB*CJOJQJaJph2jhaNh0 P0JB*CJOJQJUaJph'hVB*CJOJQJaJmH phsH %haNhB*CJOJQJaJph%haNh0 PB*CJOJQJaJph%]^jl23xyz{  P Q c )!*!h!i!!"""####$$[$\$$$$$'%(%k%l%%%%%B&C&D&E&&&&&'쾫쫾쾫%haNh4*B*CJOJQJaJph-haNh4*B*CJOJQJaJmH phsH -haNh B*CJOJQJaJmH phsH %haNh B*CJOJQJaJphC''U'V''')`*a**a,b,--//0¯o\oB\/\%haNh`s B*CJOJQJaJph2jhaNhts0JB*CJOJQJUaJph%haNh`s B*CJOJQJaJph%haNhtsB*CJOJQJaJph2jhaNho 0JB*CJOJQJUaJph%haNhY?mAILMNOO/OP|k$d^a$gd: $da$gd'2$d^a$gdg$,d^`,a$gdg$,d^`,a$gd#$d^`a$gd&$Td^Ta$gd$d^`a$gdx@ AB/BFBJBXBYBZB[B`BxBBBBBB^CCCDmB*CJOJQJaJmH phsH h&B*CJOJQJaJph%haNhuZB*CJOJQJaJph%haNh?2B*CJOJQJaJph'hSB*CJOJQJaJmH phsH EEEtFwFFFFGHIIIJJK-LLLLMMMNNNïï똅r]H(haNh:5B*CJOJQJaJph(haNhD5B*CJOJQJaJph%haNhDB*CJOJQJaJph%haNhgB*CJOJQJaJph-h&hJBB*CJOJQJaJmH phsH 'hAB*CJOJQJaJmH phsH 'h#B*CJOJQJaJmH phsH 'h'bB*CJOJQJaJmH phsH 'hJBB*CJOJQJaJmH phsH NNNNNO OOOOOOOOO묗mXC0%haNh,RB*CJOJQJaJph(haNh,R5B*CJOJQJaJph(haNh8/5B*CJOJQJaJph(haNh- 5B*CJOJQJaJph(haNhD5B*CJOJQJaJph(haNh&5B*CJOJQJaJph(haNh-$5B*CJOJQJaJph(haNh65B*CJOJQJaJph(haNh:5B*CJOJQJaJph(haNh5B*CJOJQJaJphOO/OOOOOOOOOOP PPP6P>P\Pırrı__L9%haNh4*B*CJOJQJaJph%haNh6B*CJOJQJaJph%haNhB*CJOJQJaJph(haNh-$5B*CJOJQJaJph(haNh65B*CJOJQJaJph(haNh:5B*CJOJQJaJph%haNh:B*CJOJQJaJph%haNhDB*CJOJQJaJph(haNhD5B*CJOJQJaJph%haNhwWLB*CJOJQJaJphP]PP_Q`QQQ5RSRRDSo$ & Fd^a$gdz~m$$d^a$gd'2m$$hd^ha$gd'2$d^a$gd:1$d`a$gd'2 $da$gd'2$8d^8a$gd*am$$ & F8d^8a$gdz~m$ \P]P^PePjPkPzPPPPPPPPPPPPPPPPPQ2Q6Q7Q]Q^QѾјr_јrr_%haNh6B*CJOJQJaJph%haNh:B*CJOJQJaJph%haNh-B*CJOJQJaJph%haNhDB*CJOJQJaJph%haNhB*CJOJQJaJph%haNh4*B*CJOJQJaJph-haNh4*B*CJOJQJaJmH phsH -haNhDB*CJOJQJaJmH phsH ^Q_Q`QdQeQfQQQQQQQQQRR3R4R5R@RѼ{hUhUBUh2hB*CJOJQJaJph%haNh6B*CJOJQJaJph%haNhB*CJOJQJaJph%haNhDB*CJOJQJaJph-haNhDB*CJOJQJaJmH phsH (haNhwWL5B*CJOJQJaJph(haNhD5B*CJOJQJaJph(haNh,R5B*CJOJQJaJph-haNh&B*CJOJQJaJmH phsH -haNhVB*CJOJQJaJmH phsH @RARSRRRRRSSS%SBSCSDSUSpSuSvS}S~SSSSSSðÝwdÊQw%haNh-B*CJOJQJaJph%haNhwWLB*CJOJQJaJph%haNh6B*CJOJQJaJph%haNhB*CJOJQJaJph%haNh:B*CJOJQJaJph%haNh<B*CJOJQJaJph%haNhDB*CJOJQJaJph(haNhD5B*CJOJQJaJph(haNhwWL5B*CJOJQJaJphDSS[T\TvTTTUUWW!W{n $da$gdv8 dgdJB$d^a$gdhm$$ & F-d^`-a$gd*am$$d^a$gdR$d`a$gdS$d^a$gd*am$$ & Fd^`a$gdz~m$ SSSTT.T3T4T=TXTYTZT[T\TaTbTvTƳƳƠƳٍzeP;(haNhD5B*CJOJQJaJph(haNhV5B*CJOJQJaJph(haNh,R5B*CJOJQJaJph%haNhx@B*CJOJQJaJph%haNhrB*CJOJQJaJph%haNh6B*CJOJQJaJph%haNh:B*CJOJQJaJph%haNhB*CJOJQJaJph%haNhDB*CJOJQJaJph%haNhVB*CJOJQJaJphvTTTTTTTT`UUUUUUUUUUUUVVHVIVVVVVWW؝؊wwcShhB*CJOJQJaJph'hPjB*CJOJQJaJmH phsH %haNhQzB*CJOJQJaJph%haNhKUB*CJOJQJaJph%haNhSB*CJOJQJaJph%hhhhB*CJOJQJaJph(haNhD5B*CJOJQJaJph%haNhDB*CJOJQJaJph'hhB*CJOJQJaJmH phsH WWWW1W2W3W^WhWtW{WWZZ\׶zeL9&9%haNhEpB*CJOJQJaJph%haNhl"B*CJOJQJaJph0haNhVfH5B*CJOJQJaJmH phsH (haNhEp5B*CJOJQJaJph(haNh#`K5B*CJOJQJaJph"hl"5B*CJOJQJaJph(haNhl"5B*CJOJQJaJph@jhaNhgxh5B*CJOJQJUaJmHnHphsH u(haNhx@5B*CJOJQJaJph%haNh'2B*CJOJQJaJph!W2W3WXWW_aDbtbbcNdo$ & Fd^a$gd#`K$ & Fd^a$gd#`K$ & Fd^a$gd#`K$ & F8d^8a$gd#`K$d^`a$gd#`K$d^a$gd#`K $da$gd#`K $da$gd#`K \\ _ ____``cclemeneoeѷѤёwcI6&h;B*CJOJQJaJph%haNhR<B*CJOJQJaJph2jhaNhR<0JB*CJOJQJUaJph'hPjB*CJOJQJaJmH phsH 2jhaNh;0JB*CJOJQJUaJph%haNh;B*CJOJQJaJph%haNh]B*CJOJQJaJph2jhaNhl"0JB*CJOJQJUaJph%haNhl"B*CJOJQJaJph5jhaNhl"0J5B*CJOJQJUaJphNddddeoepeeth ijlx$d^`a$gd#`K$ & F d^a$gd#`K$8d^8a$gd#`K$ & F8d^8a$gd#`K$d^a$gd#`K$ & Fd^a$gd#`K$ & Fd^a$gd#`K oepeshth ijjhmimjmkmqmsm|mmmmmƬƬq\G\G.0haNhVfH5B*CJOJQJaJmH phsH (haNhl"5B*CJOJQJaJph(haNhEp5B*CJOJQJaJph*hqg5B*CJOJQJaJmH phsH (haNh]5B*CJOJQJaJphhnB*CJOJQJaJph2jhaNhn0JB*CJOJQJUaJph%haNhnB*CJOJQJaJph%haNhYB*CJOJQJaJph%haNh#`KB*CJOJQJaJphlB*CJOJQJaJmH phsH %haNh>B*CJOJQJaJph-haNh/m|B*CJOJQJaJmH phsH %haNh{[B*CJOJQJaJph%haNhtzB*CJOJQJaJph(haNhtz5B*CJOJQJaJph%haNh#`KB*CJOJQJaJphh-B*CJOJQJaJph%haNhL)B*CJOJQJaJph%haNh%AB*CJOJQJaJphuϛ՛ YZ)*qrD°q^K^K^K^K^K^K^K^%haNh!B*CJOJQJaJph%haNhVqB*CJOJQJaJph(haNh@C5B*CJOJQJaJph(haNh5B*CJOJQJaJph(haNhVq5B*CJOJQJaJph"h#`K5B*CJOJQJaJphh>B*phhaNh>B*ph-haNh>B*CJOJQJaJmH phsH %haNh>B*CJOJQJaJphDEѢҢGfgO` »>@¯j-haNhM4B*CJOJQJaJmH phsH -haNhiB*CJOJQJaJmH phsH -haNh/m|B*CJOJQJaJmH phsH %haNhiB*CJOJQJaJph-haNh>B*CJOJQJaJmH phsH %haNhVqB*CJOJQJaJph%haNh!B*CJOJQJaJph&@$ & F#jd^ja$gd#`K$ & F! d^ a$gd#`K$ & F"d^a$gd#`K$ & F!8d^8a$gd#`K$hd^`ha$gd#`K$ & F 8d^8a$gd#`KD¯„q^qG0-haNhR6B*CJOJQJaJmH phsH -hsEhiB*CJOJQJaJmH phsH %hsEhR6B*CJOJQJaJph%hsEh9B*CJOJQJaJph'hsEB*CJOJQJaJmH phsH -haNh/m|B*CJOJQJaJmH phsH %haNh/m|B*CJOJQJaJph%haNhiB*CJOJQJaJph-haNh9B*CJOJQJaJmH phsH %haNh9B*CJOJQJaJph ut,ttt$ & F&Rd^Ra$gd#`K$ & F&8d^8a$gd#`K$d^`a$gd#`K$ & F%nd^na$gd#`K$hd^`ha$gd#`K$ & F#Fd^Fa$gd#`K$jd^ja$gd#`K D45 0pdz쫾쫾՘jS-haNh/m|B*CJOJQJaJmH phsH -haNh B*CJOJQJaJmH phsH -haNhM4B*CJOJQJaJmH phsH %haNh>B*CJOJQJaJph%haNhRVB*CJOJQJaJph-haNhRVB*CJOJQJaJmH phsH -haNhR6B*CJOJQJaJmH phsH %haNhR6B*CJOJQJaJph Wtust+,-2\]««««”}kV=0haNhdz5B*CJOJQJaJmH phsH (haNhw5B*CJOJQJaJph"hW U5B*CJOJQJaJph-haNh#`KB*CJOJQJaJmH phsH -h#`Kh;zB*CJOJQJaJmH phsH -haNh[ MB*CJOJQJaJmH phsH %haNh[ MB*CJOJQJaJph%haNh;zB*CJOJQJaJph-haNh!B*CJOJQJaJmH phsH ,-] YZj l$d^`a$gd#`K$d^a$gd#`K $da$gd#`K$8d^8a$gd#`K$ & F)8d^8a$gd#`K$Zd^`Za$gd#`K$$d^$`a$gd#`K$Rd^Ra$gd#`K ]%&  "#XYZ^jբp[B0haNhd+5B*CJOJQJaJmH phsH (haNhD5B*CJOJQJaJph0haNh#`K5B*CJOJQJaJmH phsH 0h#`Khw5B*CJOJQJaJmH phsH 0haNhw5B*CJOJQJaJmH phsH 2jhaNhw0JB*CJOJQJUaJph-haNhwB*CJOJQJaJmH phsH %haNhwB*CJOJQJaJphj&(JK:;z{>?yz78st `a+,DE JKԽԽԽԽԽԨԽԽԽԽԽԽԽԽԽԽԽԽԽԽԽԽԽԽԽԽԽԽԽԽԽԽ(haNhd+6B*CJOJQJaJph-haNhd+B*CJOJQJaJmH phsH %haNhd+B*CJOJQJaJph0haNh6Y5B*CJOJQJaJmH phsH BPQWX      # H I w 쬖gN;%haNh6YB*CJOJQJaJph0haNh6Y5B*CJOJQJaJmH phsH 0haNhF5B*CJOJQJaJmH phsH *h#`K5B*CJOJQJaJmH phsH *hd+5B*CJOJQJaJmH phsH 0haNhd+5B*CJOJQJaJmH phsH hNB*CJOJQJaJph-haNhd+B*CJOJQJaJmH phsH %haNhd+B*CJOJQJaJph  I  J!G#{$%3'(C)1*+-.. /$Zd^`Za$gd#`K$8d^8a$gd#`K$ & F8d^8a$gd#`K$d^`a$gd#`K$d^a$gd#`K$d^a$gd#`Kw      I!J!)#F#G#a$z${$%%%&&2'3'((B)C)0*1*++--...ٿ٦ُv]0haNh#`K5B*CJOJQJaJmH phsH 0h#`Kh6Y5B*CJOJQJaJmH phsH -haNhJVB*CJOJQJaJmH phsH 0haNhJV5B*CJOJQJaJmH phsH 2jhaNhJV0JB*CJOJQJUaJph%haNh6YB*CJOJQJaJph%haNhJVB*CJOJQJaJph!.// /'/c2d2w3x344Z6[677l8888 9 9999ҽwddddQQQwAh:B*CJOJQJaJph%haNhB*CJOJQJaJph%haNh=:sB*CJOJQJaJph2jhaNhA0JB*CJOJQJUaJph%haNhAB*CJOJQJaJph0haNhJV5B*CJOJQJaJmH phsH (haNhD5B*CJOJQJaJph(haNhJV5B*CJOJQJaJph0haNhd+5B*CJOJQJaJmH phsH  /'/x34[67999O;<K@L@n@u$:d^:a$gd#`K$rd^ra$gd#`K$ & Frd^ra$gd#`K$7d^7`a$gd#`K$Fd^F`a$gd#`K$d^`a$gd#`K$d^`a$gd#`K 999-;K;L;O;P;O<P<<<<<<J=K=J@iV=.haNhraB*CJaJph0haNhra5B*CJOJQJaJmH phsH %haNhB*CJOJQJaJph-haNhraB*CJOJQJaJmH phsH %haNh=:sB*CJOJQJaJph2jhaNhra0JB*CJOJQJUaJph%haNhraB*CJOJQJaJph%haNhJVB*CJOJQJaJph0haNhJV5B*CJOJQJaJmH phsH %haNh#`KB*CJOJQJaJphJ@K@L@S@m@o@AACC2I3IKKKKKεrrrbI4(haNht5B*CJOJQJaJph0haNht5B*CJOJQJaJmH phsH hraB*CJOJQJaJph-haNhraB*CJOJQJaJmH phsH %haNhraB*CJOJQJaJph0haNhF5B*CJOJQJaJmH phsH 0haNhra5B*CJOJQJaJmH phsH 0haNh#`K5B*CJOJQJaJmH phsH 0h#`Khra5B*CJOJQJaJmH phsH n@KKKKReSSHTTXXyy$ d^` a$gd#`K$ & F$@d^`@a$gd#`K$d^`a$gd#`K$d^`a$gd#`K $da$gd#`K$*d^*a$gd#`K$*d^*a$gd#`K KKKKKKKKKKfNgNӾrXE&=jhaNht0J5B*CJOJQJUaJmH phsH %haNhtB*CJOJQJaJph3h#`Kh#`K56B*CJOJQJaJmH phsH 3h#`Kht56B*CJOJQJaJmH phsH 0haNh=:s5B*CJOJQJaJmH phsH 0haNht5B*CJOJQJaJmH phsH (haNht5B*CJOJQJaJph+h#`Kh#`K56B*CJOJQJaJph+h#`Kht56B*CJOJQJaJph gNhNO8PRRRRRRdSeSfSSSSGTHTITTTWWXXX Y YZZ\\Q]R]^վ藄oooo(haNh[ M5B*CJOJQJaJph%haNh[ MB*CJOJQJaJph-haNh{VFB*CJOJQJaJmH phsH h#`KB*CJOJQJaJph-haNhdzB*CJOJQJaJmH phsH %haNh-RB*CJOJQJaJph-haNh-RB*CJOJQJaJmH phsH "X YZ\R]Q_b+eiiiii.irrrrr$d]a$gd#`K$ & F(|d^|a$gd#`K$ & F(Dd^D`a$gd#`K$ & F(`d^`a$gd#`K$ & F(Rd^Ra$gd#`K$ & F(6d^6a$gd#`K$ & F'd^a$gd#`K ^^P_Q_bb*e+eeeiiiiii.i/i^ijju`M`M=hB*CJOJQJaJph%haNhB*CJOJQJaJph(haNh5B*CJOJQJaJph@jhaNhgxh5B*CJOJQJUaJmHnHphsH u(haNh=:s5B*CJOJQJaJph(haNh{VF5B*CJOJQJaJph(haNh[ M5B*CJOJQJaJph%haNh[ MB*CJOJQJaJph-haNh[ MB*CJOJQJaJmH phsH .i/iFi^ijjk'kmwnn|hh$ & F.d^.a$gd#`K$d^a$gd#`K$9d^9a$gd#`K$d^a$gd#`K$d^a$gd#`K$ d^ `a$gd#`K$d^`a$gd#`K$d]^a$gd#`K jjjjk k'kalhlmmwnnnnnnnn׾שזזiYD(haNhgxh5B*CJOJQJaJphhB*CJOJQJaJph2jhaNh0JB*CJOJQJUaJph%haNh=:sB*CJOJQJaJph%haNhB*CJOJQJaJph(haNh=:s5B*CJOJQJaJph0haNh=:s5B*CJOJQJaJmH phsH (haNh5B*CJOJQJaJph%haNh#`KB*CJOJQJaJphnnnn5pjq8rr$sUsssst5tFt u$d^`a$gd#`K$ & Fda$gd#`K$d^a$gd#`K$8d^`8a$gd#`K$.d^.a$gd#`Knnnqqjqqq6r7rarirrr3t4t8t>t u u uuê{{hXE%haNh#`KB*CJOJQJaJphhB*CJOJQJaJph%haNh=:sB*CJOJQJaJph2jhaNh0JB*CJOJQJUaJph(haNh6B*CJOJQJaJph0haNh6B*CJOJQJaJmH phsH %haNhB*CJOJQJaJph(haNh5B*CJOJQJaJph(haNh#`K5B*CJOJQJaJph u u.uGu/vAvvvvw&w}lllW$d]^a$gd#`K$d]a$gd#`K$Ld]^La$gd#`K & F6d]^`6gd#`K$d]^`a$gd#`K$d]^`a$gd#`K$d]a$gd#`K$d^a$gd#`K uuu0u1uEuFuGuhuouuuuuuu.v/vѼ缩t]F-haNhB*CJOJQJaJmH phsH -haNhM4B*CJOJQJaJmH phsH %haNh B*CJOJQJaJphhaNhB*ph-haNh B*CJOJQJaJmH phsH %haNhB*CJOJQJaJph(haNh5B*CJOJQJaJph*h#`K5B*CJOJQJaJmH phsH 0haNh5B*CJOJQJaJmH phsH /v0v@vGvHvvvvvvvvvww&w)w*wAwBwpwqwwҿҿp[pPpPphaNhB*ph)haNhB*CJOJPJQJaJph)haNhB*CJOJPJQJaJph-haNhB*CJOJQJaJmH phsH %haNhB*CJOJQJaJphh#`KB*CJOJQJaJph%haNhB*CJOJQJaJph(haNh5B*CJOJQJaJph0haNhF5B*CJOJQJaJmH phsH &w)w*w;wAwBwCwDwJwIkd$$Ifl4F7 "`7` t0"    44 lalpytp\$d$Ifa$gd#`Km$JwPwTwYw^wfwpwqwrwwwwwwwwwwwwwwFfpd$Ifgd#`Km$$ & FEd$If`Ea$gd#`Km$Ff\$d$Ifa$gd#`Km$wwwwwwwwwwwwwwwwwxxxx=xFxQx޶޶ޡwV@*h(5B*CJOJQJaJmH phsH @jhaNhgxh5B*CJOJQJUaJmHnHphsH u(haNh=:s5B*CJOJQJaJph(haNh!5B*CJOJQJaJph(haNh5B*CJOJQJaJph%haNhB*CJOJQJaJph)haNhB*CJOJPJQJaJphhaNhB*ph,haNh5B*CJOJPJQJaJphwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwd$Ifgd#`KFfRd$Ifgd#`Km$$ & FEd$If`Ea$gd#`Km$Ff $d$Ifa$gd#`Km$wwwwwwwwwwwwwwwwwwxxx x $da$gd#`KFfd$Ifgd#`Km$d$Ifgd#`KFf$d$Ifa$gd#`Km$ x*x+xRxylzz:{x{{e|f||||}}$ & F+ Ld`La$gd#`K$Ld^L`a$gdV-P$ & F* 2d^`2a$gdV-P$hd[$\$^ha$gdV-P$>d^>`a$gdV-P $da$gd#`KQxRxXxxxyyyzz{{c|f|ŴpZA++hV-PB*CJOJPJQJaJmH phsH 1hPjh(B*CJOJPJQJaJmH phsH +hPjB*CJOJPJQJaJmH phsH 7hh(6B*CJOJPJQJ]aJmH phsH 1hh(B*CJOJPJQJaJmH phsH hh(B*mH phsH  hh(B*\mH phsH %hh(B*mH nH phsH tH hh!B*ph7haNh!5B*CJOJQJaJmHnHphtH!u f|p|$}%})}*}B}E}G}K}L}}}}X~Y~̹wbKw4-haNh-RB*CJOJQJaJmH phsH -haNhB*CJOJQJaJmH phsH (haNh!5B*CJOJQJaJph-haNh=:sB*CJOJQJaJmH phsH *hwF5B*CJOJQJaJmH phsH (haNh5B*CJOJQJaJph%haNh!B*CJOJQJaJph1hh(B*CJOJPJQJaJmH phsH 4hh(B*CJOJPJQJ\aJmH phsH |}$}%}B}L}}}Z~[~\~]~^~_~`~|||||||$-d^-a$gd#`K$d^a$gd#`K$"d^"a$gd#`K$d^a$gd#`K$6d^6`a$gdV-P$ad^aa$gdV-P$ & F+ Ld`La$gd#`KY~Z~c~d~o~p~q~~~~~~~w`L5,haNh!5B*CJOJPJQJaJph'hS B*CJOJQJaJmH phsH -haNhS B*CJOJQJaJmH phsH ,jhaNh6O 5B*UmHnHphu0haNhS 5B*CJOJQJaJmH phsH 0haNh65B*CJOJQJaJmH phsH -haNh6O B*CJOJQJaJmH phsH 'h6O B*CJOJQJaJmH phsH 'h!B*CJOJQJaJmH phsH  `~a~b~c~d~p~~~~~~~~~~~~~$Md^`Ma$gdV-P$;d^`;a$gd#`K$d^a$gd#`K$-d^-a$gd#`K~2 bc{|ɝ^khѻѤmZCC0%haNhkB*CJOJQJaJph-haNhkB*CJOJQJaJmH phsH %haNh)&HB*CJOJQJaJph'hV-PB*CJOJQJaJmH phsH h!B*CJOJQJaJph%haNh!B*CJOJQJaJph,haNh!5B*CJOJPJQJaJph+h[NB*CJOJPJQJaJmH phsH )haNh!B*CJOJPJQJaJph1haNhDZB*CJOJPJQJaJmH phsH "ԇ}kď3`hi$d^a$gd0$ & Fjd^`ja$gd0$Shd^S`ha$gd#`K$ & Fd^a$gd#`K$SMd^S`Ma$gd#`Kh|&Ρ19Yʥ˥ի}fR;;-haNh3NB*CJOJQJaJmH phsH 'h0B*CJOJQJaJmH phsH -haNhIB*CJOJQJaJmH phsH -haNh}B*CJOJQJaJmH phsH -haNh)&HB*CJOJQJaJmH phsH -haNhkB*CJOJQJaJmH phsH %haNha0B*CJOJQJaJph%haNhkB*CJOJQJaJph-haNha0B*CJOJQJaJmH phsH ˥٥, x$ & FXd^Xa$gd0$d^a$gd0$ & Fd^a$gd0$d^a$gdV-P$ & Fd^a$gd0$d^a$gd0$ & Fd^`a$gd0  @C/O~jS:0haNhI6B*CJOJQJaJmH phsH -haNhS B*CJOJQJaJmH phsH 'hIB*CJOJQJaJmH phsH 'h0B*CJOJQJaJmH phsH -haNhIB*CJOJQJaJmH phsH -haNh3NB*CJOJQJaJmH phsH -haNhV-PB*CJOJQJaJmH phsH 'h3NB*CJOJQJaJmH phsH 'hpuB*CJOJQJaJmH phsH  Ĩ֨@ϩêOtct$ & Fda$gd#`K$#d^#a$gd#`K$ & Fda$gd#`K$ & Fda$gd#`K$d^a$gd0$ & Fd^a$gd0$ & FXd^Xa$gd0$Xd^Xa$gd0 OPgst˫ \ܭѸssZsC/C'hV-PB*CJOJQJaJmH phsH -haNhiwB*CJOJQJaJmH phsH 0haNhtq6B*CJOJQJaJmH phsH -haNhtqB*CJOJQJaJmH phsH -haNhMB*CJOJQJaJmH phsH -haNhIB*CJOJQJaJmH phsH 0haNhN6B*CJOJQJaJmH phsH -haNhNB*CJOJQJaJmH phsH -haNh=:sB*CJOJQJaJmH phsH  ܭXXX YYY0YFYGY`YaYYYYYYYйТТpW@W@W@W@W@-haNhaDEB*CJOJQJaJmH phsH 0haNhaDE6B*CJOJQJaJmH phsH 0haNh6B*CJOJQJaJmH phsH -haNh}B*CJOJQJaJmH phsH U-haNhB*CJOJQJaJmH phsH -haNh=:sB*CJOJQJaJmH phsH -haNhiwB*CJOJQJaJmH phsH 0haNhiw6B*CJOJQJaJmH phsH cXXXY0YGYaYYYYZ(^)^$SMd^S`Ma$gdV-P$SMd^S`Ma$gdpU$ & Fda$gd#`K$#d^#a$gd#`K$ & Fda$gd#`K$ & Fda$gd#`Kta kejahatan lainnya. Namun tidak semua kasus yang dapat di lakukan profiling, Hanya kasus-kasus yang menunjukan kelainan patopsikologi baik di tkp maupun pada tubuh korban. Kasus-kasus itu di antara lain: Kasus penyiksaan seksual yang sadis Mutilasi dan penyayatan post-mortem Post-mortem exploration Pembakaran tanpa motif Pembunuh sadis dan serial Kejahatan yang berhubungan dengan ritual Pemerkosaan. Pemetaan Sidik Jari DNA (DNA Profiling) Dna profiling sangat berperan dalam Unit Forensik pada kasus-kasus identifikasi yang menyangkut ayah dan anak (paternity disputed) serta pada kasus relasi ibu dan anak (maternity disputed). Hasil Wawancara ke 2 (dua) bersama Kasubbid Dokpol Apt. Drs Maman Wiratman menunjukkan bahwa Peran Unit forensik selain membuat terang suatu tindak pidana (Mutilasi) Forensik pun berkaitan dengan proses peradilan sebagai alat pembuktian. Dipengadilan sangat memegang peranan penting dalam menemukan tersangkanya, ketika tidak ditemukan bukti lain, kematian seseorang dapat diungkap dengan sidik jari yang tertinggal. sehingga akan lebih mendukung dalam proses peradilan pidana. Dan biasanya dimasukan dalam pro justisia laboratorium forensik yang berisi balasan surat permintaan dari penyidik, dalam mengungkap satu kasus, ada dua jenis pemeriksaan yang akan diminta oleh pihak penyidik, yaitu pemeriksaan luar jenazah (visum luar) maupun pemeriksaan dalam jenazah (visum dalam atau autopsi). Jenis pemeriksaan pun tergantung pada kepentingan kasus yang ditangani penyidik, dan lewat proses autopsi kita bisa memastikan sebab kematian. 4.3 Faktor Penghambat dan Pendukung faktor-faktor penghambat Unit Forensik Polda Jabar dalam mengungkap Tindak Pidana Mutilasi Di Wilayah Hukum Polda Jabar. Pada setiap kegiatan selalu saja terdapat suatu proses dimana pendukung berperan aktif dalam mempermudah berlangsungnya suatu kegiatan pencegahan agar mendapatkan hasil yang maksimal. Tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa kenyataan di lapangan bertolak belakang dengan teori yang ada, sehingga ada saja kendala-kendala dalam melakukan suatu pencegahan Tindak Pidana. Karena hal itu, berdasarkan hasil wawancara dengan Kompol Dr. M Ihsan Wahyudi, SpF Selaku Dokter Forensik beserta KASUBBID DOKPOL Apt. DRS Maman Wiratman Jabar menuturkan para personilnya dituntut untuk jeli dan cekatan dalam membaca situasi di lapangan sehingga dapat dengan sigap dalam pengungkapan terjadinya Tindak Pidana Mutilasi. Faktor Penghambat Dua kendala yang ditemui Unit forensik Polda Jawa Barat dalam melaksanakan peran dan fungsinya yaitu kendala eksternal dan kendala internal. Kendala eksternal ini berasal dari masyarakat dan keluarga korban, yaitu kurangnya partisipasi masyarakat dalam membantu penyidik dalam memberikan keterangan yang akurat dengan apa yang dia lihat, dengar, karena faktor ketakutan ataupun tidak mau berurusan dengan kepolisian. Selain itu kendala mengenai kerja sama dengan dokter forensik dari pihak eksternal yang disebabkan oleh anggaran jadi tidak jarang pihak dokter eksternal enggan membantu, Kendala Internal berasal dari dalam diri Unit forensik Polda Jawa Barat diantaranya: Sumber daya manusia Dengan adanya kebijakan, seseorang yang melakukan otopsi hanya dokter spesialis forensik sedangkan yang mengambil spesialis forensik tidak banyak. Administrasi Setelah peristiwa terjadi biasanya selalu ada saja proses administrasi yang terlewat, adapun peraturan-peraturan mengenai forensik. Anggaran Anggaran pemeriksaan otopsi sangatlah kurang tidak jarang jenasah menumpuk, sehingga kinerja forensic terhambat. Sarana Prasarana yang belum memadai contohnya meja lab dan peralatan seperti gergagi dll. Sedangkan untuk masalah teknis pengungkapan tindak pidana mutilasi adalah jika rusaknya bagian-bagian penting dalam pengindentifikasian (postmortem & artomortem). 4.3.2 Faktor Pendukung Faktor pendukung dalam pelaksanaan suatu proses pengindetifikasian serta pengungkapan tindak pidana mutilasi antara lain sebagai berikut: Sumber daya manusia Dikarena sedikit sekali dokter kepolisian yang mengambil spesialis forensik maka beberapa dokter mendapatkan pelatihan untuk menunjang kinerja forensic itu sendiri. Administrasi Sedikit demi sedikit perundang-undangan sudah di buatkan peraturan kepolisian yang mengatur kewenangan forensik. Anggaran Anggaranpun telah diperbesar sedikit demi sedikit guna menunjang mengungkapan tindak pidana lainnya. Sarana Sarana pun semakin dilengkapi dari mulai peralatan, gergaji yang tadi nya manual menjadi gergaji listrik dan ada beberapa sarana teknologi yang semakin berkembang untuk membantu unit forensik dan para penyidik menjalankan tugasnya contohnya Inafis Portable adalah suatu alat dimana alat ini dapat membantu proses penyidikan dan penyelidikan untuk mengungkap indentitas melalui : Scan Sidik Jari adalah sebuah perangkat elektronik yang digunakan untuk menangkap gambar digital dari pola sidik jari. Gambar tersebut disebut pemindaian hidup. Pemindaian hidup adalah pemrosesan digital untuk membuat sebuah template biometrik yang disimpan dan digunakan untuk pencocokan Scan Iris adalah pengidentifikasian yang di ambil oleh gambar digital di bagian mata untuk mencocokan data. Scan Photo adalah pengidentifikasian yang di ambil oleh gambar digital untuk mencocokan data serta memastikan bahwa data tersebut cocok. 4.4 Upaya yang sudah dilakukan Unit Forensik Polda Jabar dalam mengungkap Tindak Pidana Mutilasi Di Wilayah Hukum Polda Jabar Upaya pengungkap Tindak Pidana Mutilasi yang telah unit forensic lakukan adalah . Salah satu upaya yang dilakukan oleh Kepolisian yakni diantaranya : Memaksimalkan Sumber Daya Manusia yang Ada Kami juga berupaya untuk memaksimalkan sumber daya manusia yang ada, dapat membuat anggota Polda Jabar bekerja maksimal sesuai dengan prosedur dan mengikuti pelatihan guna menunjang kinerja forensic itu sendiri. Tutur Kompol Dr. M Ihsan Wahyudi, SpF Dokter Forensik, Selain itu kamipun memperhatikan serta meningkatkan anggaran sehingga unit forensik dapat bekerja semaksimal mungkin untuk mengungkap tindak pidana lainnya. Bekerjasama dengan pihak eksternal Kepolisian Peran serta pihak eksternal Kepolisian disini sangatlah pentingg untuk sama-sama untuk membuat terang suatu tindak pidana yang berkaitan dengan Istilah kedokteran. Memanfaatkan Kemajuan Teknologi Yang Dapat Mendukung Pengungkapan Tindak Pidana serta mencari inovasi. Melakukan pemahaman forensik lebih dalam agar proses pengungkapan tindak pidana lainnya bisa cepat terungkap. BAB V SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Ilmu Forensik merupakan penerapan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan tertentu untuk kepentingan penegakan hukum dan keadilan. Unit Forensik mempunyai tugas mendukung suatu komponen penyelidikan perkara, mengidentifikasikan komponen penyelidikan perkara, diketahui namanya atau benda, sebab-sebab kematian, diketahui sifat dan tanda-tanda untuk kepentingan pembuktian. ada tiga hal yang dibutuhkan polisi untuk mengidentifikasi secara primer. Hal itu adalah sidik jari, gigi geligi, dan DNA. Faktor pendukung dan penghambat yang ditemui pada saat penelitian dari Unit Foresik Polda jabar yaitu Dari faktor sumber daya manusia, Administrasi, Anggaran serta Sarana dan prasarana namun dikit demi sedikit unit forensik polda jabarpun memperbaiki faktor-faktor tersebut seperti melakukan pelatihan kepada dokter terkait dari segi administrasi sampai prasaranapun sama-sama di perbaiki demi mempermudah dan mempermudah saat mengungkapan suatu tindak pidana. Upaya yang dilakukan dalam mengatasi kendala dan hambatan dalam mendukung pengungkapan suatu tindak pidana oleh unit forensik yaitu memaksimalkan Sumber daya manusia, melakukan koordinasi terhadap pihak eksternal kepolisian, dan memanfaatkan teknologi yang semakin maju sehinggal unit forensik dapat mempermudah dan mempercepat pengungkapan tindak pidana lainnya. 5.2 Saran Adapun saran-saran yang disampaikan oleh penulis berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Polda Jabar antara lain sebagai berikut: Saran Teoritis Hasil penelitian ini disarankan untuk di tindak lanjuti dengan penelitian sejenis mengenai objek terkait sehingga dapat bermanfaat bagi pengemban fungsi kepolisian di masa yang akan datang serta Diharapkan dapat menjadi bahan informasi dan referensi bagi semua pihak, khususnya bagi pihak yang berkompeten dalam mengemban tugas profesi hukum. Saran Praktis Di Harapkan Kepada Unit yang berperan penting bagi pengungkapan tindak pidana mutilasi di wilayah hukum Polda Jabar, Untuk meningkatkan sumber daya manusia melalui pelatihan forensik untuk dokter kepolisian dan melengkapi sarana prasana yang dapat menunjang pengungkapan Tindak pidana mutilasi, serta Di Harapkan Unit Forensik bersinergi dengan Unit IT Kepolisian agar bisa menciptakan tenologi digital yang lebih cangih sehingga pengindentifikasian jenazah ataupun barang bukti biologis lain nya lebih cepat di temukan identitasnya., sehingga penyidik semakin mudah dalam memanfaatkan bantuan teknis penyidikan dan penyelidikan POLRI. Diharapkan Kepada Polda Jabar, Untuk membuat surat pembentukan unit forensik tersendiri guna mendukung agar pemeriksaan pengungkapan lebih terkedepankan.  Adrianus Meliala, Kriminologi Tindak Pidana, (Jakarta: Gramedia Cipta, 2006), 57. Leden Marpaung, Tindak Pidana Terhadap Nyawa Dan Tubuh, (Jakarta: Sinar Grafika, 1999),59.  Kartini kartono, Patologi sosial : Gangguan gangguan kejiwaan, (Rajawali pers, Jakarta, 2003), 31.  Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian.  Distty Rosa Permanasari Harry Tanto, Fungsi Dan Peran Laboratorium Forensik Dalam Mengungkap Sebab Sebab Kematian Korban Tindak Pidana Pembunuhan ,  HYPERLINK "https://lib.unnes.ac.id/599/1/7305.pdf" https://lib.unnes.ac.id/599/1/7305.pdf , di akses pada 08 Mei 2021  Andi, Hamzah, 2012, Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia dan Perkembangannya, Jakarta: PT. Sofmedia  I Ketut Murtika, 2009, Djoko Prakoso Dasar-Dasar Ilmu Kedokteran Kehakiman, Rineka Cipta, Jakarta, hlm. 109.  Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2016  Ibid  Ibid  Ibid.  Ibid, hlm.5.  Warsito Hadi Utomo, Hukum Kepolisian di Indonesia,Op.cit, hlm 12  A. Qirom Samsudin M, Sumaryo E., Kejahatan Anak Suatu Tinjauan Dari Segi Psikologis dan Hukum, Liberti, Yogyakarta, 1985, hlm 46.  W.A.Bonger, Pengantar Tentang Kriminologi, PT. Pembangunan Ghalia Indonesia, Jakarta, 1981, hlm 15.  Cressey dalam buku Simanjuntak B dan Chairil Ali, Cakrawala Baru Kriminologi, Trasito, Bandung, 1980, hlm 399  Soedjono D, Penanggulangan Kejahatan (Crime Prevention), Alumni, Bandung, 1976, hlm 45.  Kunarto, Perilaku Organisasi Polri, Cipta Manunggal, Jakarta, 2001, hlm 100.  Budi Rizki Husin, studi lembaga penegak hukum, jakarta 2009. hlm 15.  Ibid hlm 15.  Ibid hlm 16..  Ibid hlm 17  Sadjijono, Memahami hukum Kepolisian, cetakan I,P.T Laksbang Presindo, Yogyakarta, 2010, hlm 17.  Moh hatta Op,.cit, hlm 40.  Harold I. Kaplan, Benjamin J. Sadock, Jack A. Grebb, (Alih Bahasa Widjaja Kusuma), Kaplan dan Sadock Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis Jilid Dua, (Tangerang, Binarupa Aksara, 2010), hlm. 908; Soeparmono, Keterangan Ahli dan Visum et Repertum Dalam Aspek Hukum Acara Pidana, (Bandung, Mandar Maju, 2002), hlm. 11-12.  Penghimpun Solahuddin, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, Acara Pidana dan Perdata (KUHP, KUHAP dan KUHPdt), ( Jakarta : Visimedia, 2008 ), Cet. 1, hlm. 82-84.  Mutilasi,  HYPERLINK "https://id.wikipedia.org/wiki/Mutilasi" https://id.wikipedia.org/wiki/Mutilasi , di akses tanggal 30 Mei 2021  Mosita Dwi Septiasputri, dugaan faktor para pelaku lakukan mutilasi psikopat,  HYPERLINK "https://rri.co.id/humaniora/info-publik/899100/dugaan-faktor-para-pelaku-lakukan-mutilasi-psikopat" https://rri.co.id/humaniora/info-publik/899100/dugaan-faktor-para-pelaku-lakukan-mutilasi-psikopat, diakses pada 30 mei 2021  http : //Psikologitube.blogspot.com, diakses pada tanggal 26 Oktober 2016  Munim Idries, 1997, Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik, Binarupa Aksara, Jakarta Barat, hlm. 1  Nanang martono/metode penelitian sosial tahun 2013/dibaca pada hal 70 pukul 16.30  Samiaji Sarosa ,S.E,M.Info.S,ys.,ph.D,2017/penelitian kaulitatif dasar edisi 2 tahun /dibaca pada pukul 16.19  Ibid      PAGE \* MERGEFORMAT 63 1 15 60  PAGE \* MERGEFORMAT 75 64 80 YY0ZBZZZZZZZZZZZн{dT=*%haNhkB*CJOJQJaJph-haNh;B*CJOJQJaJmH phsH h;CJOJQJaJmH sH -haNh}B*CJOJQJaJmH phsH 'h;B*CJOJQJaJmH phsH -haNha0B*CJOJQJaJmH phsH -haNhB*CJOJQJaJmH phsH %haNh!B*CJOJQJaJph-haNhaDEB*CJOJQJaJmH phsH 0haNhaDE6B*CJOJQJaJmH phsH  ZZZZZ3[=[M[n[o[[[[[\\&^'^(^)^վվի諔}iRiR;,haNh=:s5B*CJOJPJQJaJph-hpUhpUB*CJOJQJaJmH phsH 'hpUB*CJOJQJaJmH phsH -haNh=:sB*CJOJQJaJmH phsH -haNhaDEB*CJOJQJaJmH phsH %haNh!B*CJOJQJaJph-haNh<B*CJOJQJaJmH phsH %haNhkB*CJOJQJaJph-haNhkB*CJOJQJaJmH phsH )^L^M^^n```````aaa=ccc=doZF6hMB*CJOJQJaJph'hMB*CJOJQJaJmH phsH )haNh<B*CJOJPJQJaJph%haNh;B*CJOJQJaJphh;CJOJQJaJmH sH /haNh!56B*CJOJPJQJaJph-haNh}B*CJOJQJaJmH phsH )haNh!B*CJOJPJQJaJph%haNh!B*CJOJQJaJph,haNh!5B*CJOJPJQJaJph)^^aaa?dSdddweeexxx$-d^-a$gdV-P$ & F,-d^-a$gdV-P$d^`a$gd#`K$ & Fd^a$gd#`K$d^a$gd0m$$d^a$gd#`Km$$;d^`;a$gd#`K =d@dSdTdcd{dddddddddeeeeeef$fJfǷۣǣ룐yfOf;'hsUB*CJOJQJaJmH phsH -h+hwB*CJOJQJaJmH phsH %h+h!B*CJOJQJaJph-h+h+B*CJOJQJaJmH phsH %h+hwB*CJOJQJaJph'hwB*CJOJQJaJmH phsH hwB*CJOJQJaJph'h+B*CJOJQJaJmH phsH h+B*CJOJQJaJph'h(B*CJOJQJaJmH phsH JfLfMffffff g gggggggggijǴwbMb9999b'hsUB*CJOJQJaJmH phsH )haNhqB*CJOJPJQJaJph)haNh!B*CJOJPJQJaJph,haNh!5B*CJOJPJQJaJph%haNhS B*CJOJQJaJph%h+hNaB*CJOJQJaJph%hNah!B*CJOJQJaJph(hV-Ph!6B*CJOJQJaJphhsUB*CJOJQJaJph%h+h!B*CJOJQJaJpheMffff gggQh_hhh>iEijzzzz$8d^8a$gdV-P$ & F-8d^8a$gdV-P$ d^a$gd#`K$ d^a$gd#`K$d^`a$gdV-P $da$gdNa$ & F,6d^6a$gdV-Pj6jjjjjkkkkPlQlRl\llll_mnnվՓլՓլՓ~iR@#hqB*CJOJPJQJaJph,haNh!5B*CJOJPJQJaJph)haNh0B*CJOJPJQJaJph)h0h!B*CJOJPJQJaJph1haNhr|B*CJOJPJQJaJmH phsH #hV-PB*CJOJPJQJaJph-hy1h!B*CJOJQJaJmH phsH )haNh!B*CJOJPJQJaJph)haNh^CIB*CJOJPJQJaJphjkQlllZmm noos[$ & F Dd^Da$gd#`K$ 6d^6a$gd#`K$ & F 6d^6a$gd#`K$ d^`a$gd#`K$ 0d^`0a$gdV-P$ d^a$gd0$ & F d^a$gdV-P nnn.ooooop;p1haNha0B*CJOJPJQJaJmH phsH 1haNh9TB*CJOJPJQJaJmH phsH #hy1B*CJOJPJQJaJph%haNh!B*CJOJQJaJph'hLBB*CJOJQJaJmH phsH 'hy1B*CJOJQJaJmH phsH -haNh}B*CJOJQJaJmH phsH )haNh!B*CJOJPJQJaJph+hy1B*CJOJPJQJaJmH phsH opqtquq|qqqsNuvvvNwr$,d^`,a$gd#`K $da$gd#`K $da$gd#`K$ & Fda$gdpu$ & Fda$gd#`K $da$gd#`K$ & F 6d^6a$gd#`K$ Dd]^Da$gd#`K ppqqsqtquqvqqs1s͸xWB/%hpuhpuB*CJOJQJaJph%haNh!B*CJOJQJaJph(haNh!5B*CJOJQJaJph@jhaNh-R5B*CJOJQJUaJmHnHphsH u(haNhq5B*CJOJQJaJph(haNhy15B*CJOJQJaJph+hy1B*CJOJPJQJaJmH phsH (hy1hq5B*CJOJQJaJph1haNhcKB*CJOJPJQJaJmH phsH 1haNhDZB*CJOJPJQJaJmH phsH  1sPsbsssstXt`t|tttMuNuvvvvNw\wŲśśśs^K20hwFh >5B*CJOJQJaJmH phsH %haNh!B*CJOJQJaJph(haNh!5B*CJOJQJaJph)haNhFB*CJOJPJQJaJph%hpuh!B*CJOJQJaJph-hpuhLBB*CJOJQJaJmH phsH %hpuhB*CJOJQJaJph-hpuhMB*CJOJQJaJmH phsH %hpuhpuB*CJOJQJaJphhpuB*CJOJQJaJphNw]wxxx?{{{{{}pc $da$gd#`K $da$gd#`K$8d^8a$gd#`K$ & F/d^a$gd#`K$ & F/d^a$gdwF$ & F,d^a$gd#`K$d^a$gdV-P$ & F.da$gd#`K$ & F,d`a$gd#`K \w]w x*x+xxxxxxxxİĜq[B.'hwFB*CJOJQJaJmH phsH 0hwFhwF5B*CJOJQJaJmH phsH *hwF5B*CJOJQJaJmH phsH -hwFhwFB*CJOJQJaJmH phsH 'h'FB*CJOJQJaJmH phsH 'hd}B*CJOJQJaJmH phsH 'hPjB*CJOJQJaJmH phsH %haNhPjB*CJOJQJaJph'hwFB*CJOJQJaJmH phsH (hwFh >5B*CJOJQJaJph xx+y7y8y_yyyyy zz[zpzzzz>{?{A{ԅrrbrKKr4-hXhXB*CJOJQJaJmH phsH -hXhwFB*CJOJQJaJmH phsH hwFB*CJOJQJaJph%hXhwFB*CJOJQJaJph'hwFB*CJOJQJaJmH phsH 'hDF\B*CJOJQJaJmH phsH 'hwFB*CJOJQJaJmH phsH %haNh!B*CJOJQJaJph'hXB*CJOJQJaJmH phsH -haNh >B*CJOJQJaJmH phsH A{B{]{^{l{~{{{{{{{{{{{0|ԭԭԭr_I:hx@hR6B*OJQJph*jhx@hR60JB*OJQJUph%haNhB*CJOJQJaJph(haNh!5B*CJOJQJaJph%haNh!B*CJOJQJaJph%haNhEB*CJOJQJaJph'hXB*CJOJQJaJmH phsH %hXhXB*CJOJQJaJph-hXhXB*CJOJQJaJmH phsH 'h8B*CJOJQJaJmH phsH {{1||||+}}=~~7>EM\#Sy$a$gdx@$d^a$gd#`K0|1|2|||||||||)}+},}P}}}}}~~=~>~~~~678=>?@Dǵ읈uuuub%hqghqgB*OJQJmH phsH %hx@hR6B*OJQJmH phsH )hx@hR60JB*OJQJmH!phsH!.jhx@hR6B*OJQJUmH!phsH!#hx@hR66B*OJQJ]phhx@hR6B*OJQJph*jhx@hR60JB*OJQJUph%hx@hR6B*OJQJmH!phsH!$DEFLMN[\]"#$RST xyzƳƠƠƠƠƠƠƠƠƠƠƠƠƠuhNhwOJQJmH sH hNhwOJQJ!jhNhw0JOJQJU%hx@hR6B*OJQJmH!phsH!%hx@hR6B*OJQJmH phsH hx@hR6B*OJQJph*jhx@hR60JB*OJQJUph(hqghR66B*OJQJmH phsH .yZ\]‡Ӈڇۇ܇އ߇$a$ dgd!S$a$gdx@҄ӄ345ijkۅ܅>?Z[\۵۝۵۵۝wf[hx@hR6OJQJ!jhx@hR60JOJQJU hx@hR6>*B*OJQJph)hx@hR60JB*OJQJmH!phsH!.jhx@hR6B*OJQJUmH!phsH!%hx@hR6B*OJQJmH!phsH!%hx@hR6B*OJQJmH phsH hx@hR6B*OJQJph*jhx@hR60JB*OJQJUph ]^҇Ӈԇۇ܇݇߇  ̵̹z`\IEhd_$hN;hx@CJOJQJaJmH sH hR63jhN;hR6CJOJQJUaJmHnHu*!hdCJOJQJaJmHnHuhN;hR6CJOJQJaJ%jhN;hR6CJOJQJUaJjhk`Uhk`%hx@hR6B*OJQJmH!phsH!hx@hR6B*OJQJph*jhx@hR60JB*OJQJUphhx@hR6OJQJmH sH     3456789<=>?BCD$a$gdq$a$$a$gdx@   ./12456789;<=>{aVFBhqh0CJOJQJaJmH sH hqhqmH sH 3jhFhqCJOJQJUaJmHnHu*!hdCJOJQJaJmHnHuhFhqCJOJQJaJ%jhFhqCJOJQJUaJ$hFh=:sCJOJQJaJmH sH hcCJOJQJaJmH sH h=:s$h*ahx@CJOJQJaJmH sH hqgCJOJQJaJmH sH hd_hx@>?ABCDE%haNhB*CJOJQJaJphhk`$hFhqCJOJQJaJmH sH hCJOJQJaJmH sH hd_DE$d^a$gd#`K5 01h:p\6. A!"#$% 5 01h:p\6. A!"#$% 5 01h:p\6. A!"#$% B 00P@1h:p0. A!"#$% Dp@5 01h:p\6. A!"#$% F)QtxĕExifMM*  (12 .i <CanonCanoScan LiDE 120-'-'Adobe Photoshop CS6 (Windows)2021:09:15 13:18:520221 0100   2021/09/15 13:18:03(" HH Adobe_CMAdobed            t" ?   3!1AQa"q2B#$Rb34rC%Scs5&DTdE£t6UeuF'Vfv7GWgw5!1AQaq"2B#R3$brCScs4%&5DTdEU6teuFVfv'7GWgw ?TAnO\7n$7ccLMqmg߻ckh.s&I >IkH.o D$I)I$JRI$I$$I)I$e׺gn sRT6hk ŭ0 nvͭ JG49yWNKXڱv dYfio>ֱFm )gOՈ a{Fw_џc8cln69Ofc+} U8RuJrmwM4zC}Bݵҵֿ{oMu£u N8i{۹9u+Sg1Jl))Jg1Jl%2$ N AʃC`>_Tp%ϳn;}ސk\@R>_Pimnu'ks@=q GfɤJ2+ί&2+ίJ$HXKpA$~czJfkf6vz͉H1Hѡ߂Jo$=4: 1qC9\IOTI%)$IJI$RI$ )5OIKQBk&mnv0o$4$Oɨ';H4J&aa}ŠY۴cfݬZ8YILPg?kӳhqnKNFԔIWNGų_i_IM !}#uUB?U{]?RRzHk#uPyE.EO'O :/Y^+|K>Q)LvCA݉`&'i8ېKu 2l jJNGAǤ}usYei @qY o۱,S7=oHN1rvcl?_kGkTI%)$,'>i)/N>= .i,"=5xs=ߝT(1|5\5:ƶSnk H Μ;"eE%2T~E5~I%)${qKk]nI)1bP\ӹ.mkN^vdinIIlqsA#FG i$1M$ST5=`ȏ-&KcPrBʻg\9OH bVMaҹ$vhmloII7y_N{Aw3ݵVSӺ~Z7}-K7nINM?<,L]~^A}V@ctFe%,k+3x?;5oM6眇V\kX[zЫ 9̀ qIL'gOCkqsw9|SӶ}K%X}M%.KLl=N~}v㵭?Ƿ~zJz ~lsi&u.rUhy34=T1hsl,{niGIM{sscI931oSVEho~LMw9Yb5=6_i%-s=%%kAx1%U#Ɔ]hQ:'$}yҖHȴm|Ip@is4Ѭ}c~Ҵ6NJjd^+mn] 4Es1x/* _BFƳ[wZDCDSj.7Of, X0-W{ԔSahwm'ɭ2mcK x`hl߆2*oe~GkSRS |,~{u[Ѩ10BgCî֍; ͓ޛ5Wv]qsI>k%%C_n vFz$Tʩ$ꤗʩ$ꤗʩ$ꤗʩ$ꤗʩ$ꤗʩ$ꤗʩ$ꤗʩ$ꤗʩ$ꤗʩ$Photoshop 3.08BIMZ%G8BIM%}Ǿ pvN8BIM: printOutputPstSboolInteenumInteClrmprintSixteenBitbool printerNameTEXT\\oi-1\HP LaserJet 1020printProofSetupObjc Proof Setup proofSetupBltnenum builtinProof proofCMYK8BIM;-printOutputOptionsCptnboolClbrboolRgsMboolCrnCboolCntCboolLblsboolNgtvboolEmlDboolIntrboolBckgObjcRGBCRd doub@oGrn doub@oBl doub@oBrdTUntF#RltBld UntF#RltRsltUntF#Pxl@r vectorDataboolPgPsenumPgPsPgPCLeftUntF#RltTop UntF#RltScl UntF#Prc@YcropWhenPrintingboolcropRectBottomlong cropRectLeftlong cropRectRightlong cropRectToplong8BIM,,8BIM&?8BIM 8BIM8BIM 8BIM' 8BIMH/fflff/ff2Z5-8BIMp8BIM@@8BIM8BIMW IMG_20210915_0004 nullboundsObjcRct1Top longLeftlongBtomlong Rghtlong slicesVlLsObjcslicesliceIDlonggroupIDlongoriginenum ESliceOrigin autoGeneratedTypeenum ESliceTypeImg boundsObjcRct1Top longLeftlongBtomlong Rghtlong urlTEXTnullTEXTMsgeTEXTaltTagTEXTcellTextIsHTMLboolcellTextTEXT horzAlignenumESliceHorzAligndefault vertAlignenumESliceVertAligndefault bgColorTypeenumESliceBGColorTypeNone topOutsetlong leftOutsetlong bottomOutsetlong rightOutsetlong8BIM( ?8BIM8BIM tـ  Adobe_CMAdobed            t" ?   3!1AQa"q2B#$Rb34rC%Scs5&DTdE£t6UeuF'Vfv7GWgw5!1AQaq"2B#R3$brCScs4%&5DTdEU6teuFVfv'7GWgw ?TAnO\7n$7ccLMqmg߻ckh.s&I >IkH.o D$I)I$JRI$I$$I)I$e׺gn sRT6hk ŭ0 nvͭ JG49yWNKXڱv dYfio>ֱFm )gOՈ a{Fw_џc8cln69Ofc+} U8RuJrmwM4zC}Bݵҵֿ{oMu£u N8i{۹9u+Sg1Jl))Jg1Jl%2$ N AʃC`>_Tp%ϳn;}ސk\@R>_Pimnu'ks@=q GfɤJ2+ί&2+ίJ$HXKpA$~czJfkf6vz͉H1Hѡ߂Jo$=4: 1qC9\IOTI%)$IJI$RI$ )5OIKQBk&mnv0o$4$Oɨ';H4J&aa}ŠY۴cfݬZ8YILPg?kӳhqnKNFԔIWNGų_i_IM !}#uUB?U{]?RRzHk#uPyE.EO'O :/Y^+|K>Q)LvCA݉`&'i8ېKu 2l jJNGAǤ}usYei @qY o۱,S7=oHN1rvcl?_kGkTI%)$,'>i)/N>= .i,"=5xs=ߝT(1|5\5:ƶSnk H Μ;"eE%2T~E5~I%)${qKk]nI)1bP\ӹ.mkN^vdinIIlqsA#FG i$1M$ST5=`ȏ-&KcPrBʻg\9OH bVMaҹ$vhmloII7y_N{Aw3ݵVSӺ~Z7}-K7nINM?<,L]~^A}V@ctFe%,k+3x?;5oM6眇V\kX[zЫ 9̀ qIL'gOCkqsw9|SӶ}K%X}M%.KLl=N~}v㵭?Ƿ~zJz ~lsi&u.rUhy34=T1hsl,{niGIM{sscI931oSVEho~LMw9Yb5=6_i%-s=%%kAx1%U#Ɔ]hQ:'$}yҖHȴm|Ip@is4Ѭ}c~Ҵ6NJjd^+mn] 4Es1x/* _BFƳ[wZDCDSj.7Of, X0-W{ԔSahwm'ɭ2mcK x`hl߆2*oe~GkSRS |,~{u[Ѩ10BgCî֍; ͓ޛ5Wv]qsI>k%%C_n vFz$Tʩ$ꤗʩ$ꤗʩ$ꤗʩ$ꤗʩ$ꤗʩ$ꤗʩ$ꤗʩ$ꤗʩ$ꤗʩ$8BIM!UAdobe PhotoshopAdobe Photoshop CS68BIM http://ns.adobe.com/xap/1.0/ XICC_PROFILE HLinomntrRGB XYZ  1acspMSFTIEC sRGB-HP cprtP3desclwtptbkptrXYZgXYZ,bXYZ@dmndTpdmddvuedLview$lumimeas $tech0 rTRC< gTRC< bTRC< textCopyright (c) 1998 Hewlett-Packard CompanydescsRGB IEC61966-2.1sRGB IEC61966-2.1XYZ QXYZ XYZ o8XYZ bXYZ $descIEC http://www.iec.chIEC http://www.iec.chdesc.IEC 61966-2.1 Default RGB colour space - sRGB.IEC 61966-2.1 Default RGB colour space - sRGBdesc,Reference Viewing Condition in IEC61966-2.1,Reference Viewing Condition in IEC61966-2.1view_. \XYZ L VPWmeassig CRT curv #(-27;@EJOTY^chmrw| %+28>ELRY`gnu| &/8AKT]gqz !-8COZfr~ -;HUcq~ +:IXgw'7HYj{+=Oat 2FZn  % : O d y  ' = T j " 9 Q i  * C \ u & @ Z t .Id %A^z &Ca~1Om&Ed#Cc'Ij4Vx&IlAe@e Ek*Qw;c*R{Gp@j>i  A l !!H!u!!!"'"U"""# #8#f###$$M$|$$% %8%h%%%&'&W&&&''I'z''( (?(q(())8)k))**5*h**++6+i++,,9,n,,- -A-v--..L.../$/Z///050l0011J1112*2c223 3F3334+4e4455M555676r667$7`7788P8899B999:6:t::;-;k;;<' >`>>?!?a??@#@d@@A)AjAAB0BrBBC:C}CDDGDDEEUEEF"FgFFG5G{GHHKHHIIcIIJ7J}JK KSKKL*LrLMMJMMN%NnNOOIOOP'PqPQQPQQR1R|RSS_SSTBTTU(UuUVV\VVWDWWX/X}XYYiYZZVZZ[E[[\5\\]']x]^^l^__a_``W``aOaabIbbcCccd@dde=eef=ffg=ggh?hhiCiijHjjkOkklWlmm`mnnknooxop+ppq:qqrKrss]sttptu(uuv>vvwVwxxnxy*yyzFz{{c{|!||}A}~~b~#G k͂0WGrׇ;iΉ3dʋ0cʍ1fΏ6n֑?zM _ɖ4 uL$h՛BdҞ@iءG&vVǥ8nRĩ7u\ЭD-u`ֲK³8%yhYѹJº;.! zpg_XQKFAǿ=ȼ:ɹ8ʷ6˶5̵5͵6ζ7ϸ9к<Ѿ?DINU\dlvۀ܊ݖޢ)߯6DScs 2F[p(@Xr4Pm8Ww)KmAdobed     ""       "?   3!1AQa"q2B#$Rb34rC%Scs5&DTdE£t6UeuF'Vfv7GWgw5!1AQaq"2B#R3$brCScs4%&5DTdEU6teuFVfv'7GWgw ?TI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$TI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$TI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$TI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$TI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$TI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$TI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$TI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$TI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$TI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$TI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$TI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$TI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$TI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$R'I%)$IJI$RI$I%)$IKI$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRi2J]$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$LI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$TI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)4'I%)$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$TI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$m2$$DJ]$IJI$RI$I%)$IJLE%2I0NI$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$䒙$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$&NJXyI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$TI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$LL$I$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$%.I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI&IKI)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$IR铦 RR RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$TI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$RR$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$J$$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IKJ@sMM#a۹oִccZnp7III$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RL%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RJxY}hEvϳ447բlϗ&8ifK~nu`tO׻ǑMV ?D7~rv3q2_ib~'DwU%s Mr~`_x{GRdz;gt b{^ϡגS9]7絍v^T?0}',,Ϭ?\:-,9Ǒ--}YZw_keYzG^a~ pm[S}g헅ַd5oط>K;42Ɓnf8~8nj?֯R~aZgXÒ民>uvG`?똉d?b_t)˝k%Os#c<^O*mi'vݿ׮_кc1ѸK}Tջ:&#x~FQy?3>{Ơ!Y_SPSϟ\Hqc~~_б[epKX}z+k}"h۽WCChy{.֯Ka`_Cj6dӽH7-VMmf`ks?\ov'H^x1*g*ޕ7)샯o&BJ{/_3yne@׽'-Y3֮Op鶠H.GHci1#lکH8m9m;vm %{Iȱnn vCd7~6Xp{ ZV뫹d;g~zk"պEnpۧ,w,,/o3E}d=gnh>~jd7!0@'bᾤߑ컥e} Zv赿*/m=˟[k~M2H~]9 Z+3=]Wd4^O*^..K G[(GGy8W1Iw΅鍏vC?5}3/#j+exZm]ܟ4]QQݦK'IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IOTI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)2tR SI$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$&NJc:t:JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)hJI$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRd飺J]$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)1N%>mŒ]vhFwJO9^>bf7bĻ?gש [X6<)M1 qϥeofS:3 p`h{~Z (ڟ7?/>ۏX[t.o{?W[ "7Og‹*ed4I')ྐྵ[wj]hmoO\s~Wjư^PGװBqxh<ԡjxx6X?!_ЬSŪE=$o]h<%cg jƻ0cAQ>[=uV}gFVq[[$'4[X!*r6zNX/༟Mݦ9$?ճݟ?A_6ݗ S>5,nk7_ԻX7ߐ~kMm-@zfl'}V5]eYwкo@`g-z^ЅJ}O_c}H71k}_ Crl-4>bOZ^N%4v(3[IItIJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IOTI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJL$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$IK I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$TI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$ҝA'_$$$I$I%)$IJI$RI$I%)$JJ]$ҝ%)$IJI2tI%)$HIKI)I$JRI$I$$I)I$%.I$$I)I$JRI$IR&NI$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$dd$dI$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$d)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JTI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJYg'OA>V 5?6bO#RS7d}_q7Kjob^0?Uhb[JJ}C̰UV]{z5|љr0N̪Q^(ٗU/!Ψn'g[IOfՁCo;knqsNkHktjz>P"Gϸ ݕK{`RSeu^an'}%Au+O6:}pn-.pkD:߿<}:t+h̨OIxyՀwU8n ɩ-I)Zs9PATxgg{RŎh-2RSԾtwٲ]Zf`U#C"F]#_J決^nS=Lz-氽YDS?ܺVQgk-gRq9}.c?O̼WQ:9+S+;u:yEQVfUK/!S;*a5h.c3f,I3 1k-'%t0GY+R~t{6#b=.Lcv|X-{ÚdTzX}M:Iũ'땿Vr]d  OSrN]kj$7wxG˫6dPi ?XԔ/Nux74I ^E&>ݒWcXhO )Rzv6J?^z3ӤI?{֗:7j6֊_E~z{wnoXDsF]D_2K0#PS2$pCSG\oދp]4tk*#wptK̴Wm3x/#m[\v/=䔛3Nѓ]v kP?Gu~_Jh UK8IOGFu; HzWDcZEcB ?\m='mUǨ_u$]O`^gm9 VmxgOw1o:Hꄷ [7B>wվrsLs+cVxsLu_ ZYCؽu$It)ҰuTa. N2Op:^6ǫskI )n2ɫ)װ wP6^?ZV~e}^fEOwzϵg蠟 !U2iq<8vc$EM-ߘu'2U<X}_CwExfNM]m7&62ƎgX1IBCk5 ?cTƸr *UfQsWcJ˭u 벏6=t%i}D߳z=ŭs;դ$)I$JRI$]]"l{XoRjrj}'7 ^bNFY3)d;ѯc7 )~<ǪE70d/ȕo}N>_3IOq 3+*9S|eUT=x_2I/PǍuIOӂ߼)JZA25W}.dce\1юy[c, )))g<7>)Vxy?ٔV*fAs/>2ȱ2Sܤ|*rŌkq%,a/Q#^u9m}x[/;5ycog6?)co`fu?LI˞8!B:a}yO[WI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$dI$I$$I)I$JRI$:I)hNI)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JTI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$QsD%ISJ]y>1D%5ĩk/%|gVgի_n6'f^))65x^=#ql5q≮K-88}u]C[[V/]]}u{d4 ) Q:KAͣ}G?N^c"mgGWkv_;t}Kn?#Ek'PǟCJ.1+26ͱW $~ qyi`uE^C11O\k& 79zOt6G$TRO^?vY^}4WhTe8bKf}YgfMk םjǻ]ͰSSL_}>'mڬ.|jz}f=R^-oopp NV Y@䂜OW>mi84޽  []LѠ^s%1"uszr ka՛Sh}nA_Z7Nv26;a^98 ?Ƒ?99%Qa >N"gۆ#U*zlkLvu0)%GYD~gV?oם]0\ѫdV_='Q w~}T>oqZ bLZe6k@?SfZu.͍wѳͯAAM.vdB/0vU9}NޟlrBXw#_}3 ٹS$i6ke?_Xӓ-h`O;Uz97:a_[Sw׿ݙp7z-ыQcsL$$W;z^) ^y3{#}WW (ei$H: R^G>oljRrg$_:}iu\>*"ohwד?'ձ5ZHl?ῨP2]#cH``rk˩\ \_5be߅hip[s?$>fEe!c{+ z]MƵq ,o^0>6zy?SIKI$ۺYq 7mhNxq'w Ѿy؝.[ƐDٝ?6c[_[BOoK ֺՓ{4 OzgQɳ*-ystSP-k>xY,%{ɟjv5꣪0mf1`{İѕU3 }_}I^ٖ9aN٦ܤ.T(wEC:ŗTwNU[/^Colq8_?`\|潮TT K_?t!cZ ^f~-^ZOP?I'L%,W@OPߜyyרGZY~YsA{z?֖YUniJ6-?ɯF/TA/?4K Cƈhw潟?oQ=m|_:nu1zgf=O&5aE?I[c]ݿ]6k"WڰZFY=AO zm[2*Ow!ecSTWw'HϷ9[Cvƛ֬xeX#g4ΤޫӱO=i<T߁n -^I$$I)c1ׯ㤉?("T^[8]e4 eKe|u;I5=uV0iwm[⯪h܆qֻ?WC[}Ly-7Y{oaeNG J~YZt9_NKoPī)F5ASce;$:3nn3XX 'Qm"z-ɧ!+{^@wTǣ'}IOM>k)n5U05?^u& Ѯк˦1E<\;ooybν[u'<9STvc"3 `$RwM9ѻ |S?U=We-lhV[kC$C w\ǩ:1Fnqt:c"j*tU_Jv+]C/U~#6o)oX⏦bfn%l 8s~F.k[gugk@nNrC4Vڭ>zg>U>?.Sǧbmd;M b p__ŃL7Um#cY%.I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JTI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$PHJ"mQeeI&L)ɮ1))K˿TOR^Y:'_|IO7 ?ZnZ F5uٻLg?ħsߗ`[Mհ" ś-z(3| ?}z}" M81xՆoN>(?goE<?O6{N^ Lm²c₟bxRx (fngR ɹ3_RA3?*H"8Huߕ1"]$þdbP70Dy^;2,ٶZﰐϵ^fQ5V֒;=Ɖ ^)t&yyh|3ѿ@WS{z3$OF3须AyuېWǭʝ&4j7uoϦ㇢zz5UAQl+s\ώz`^uFd\vY^NmMÛ()1^78okl,O̹s3)¥ I&VwZϻ1`x4{YA=[*>ַwm㯌3|[⯥{ߡ_BKXdz[.?=Ֆ_{L)z&7#!^k1m4S_S;S(6}7~w>Ƈ\$"l2Ηn%[W_zo-tߍד_';'._7?%M'M._;b]A G:otC e%T?}GwkóZ!61qƥkk@hyع#T?GwOF$wApŴF44vv翩]T)*w;csL$ l~-ZRž/ۯ 4H#_Q*rɻja%V<5z2dƶlho`{ZZ:uC.]MŮsHw=G)M;IOuiz.g}}W\oY9l6Z2XFן^{p̠{}nZNphyu0mAi}Xee8|׀nu@b=״}@9OnkbXi]ԯ]}W;Y;8}۷zH%^'DxNQE,{~zŷ͑|ۙKMZGE?M1)55=w ɩ6勥AN7ُ="?5|Q}յK~oq[ҩm!~Xq㥞֩,lp?ؾz6FC_;Wի8eߑx7֪&%g4N}̸1s_zَ='GU.n޾ .pke#v2k9:gk~gW+ZZg>+44ҳ֋g-ⷪ6e5t^Y.ú*|6zk2?Se$\`$?oOQUU On8y-ʥ0k!%>i:~$sAL_QoŨsZEwiVr2Ac{C}^9z9F/eow袧^pe [^wK4w6aek?qϥ7 }R?t@v;yi#/)VY؄2@?H:6\wIOϸ̾zuk'M;eY??\(wP}k^Z5-c%j+S2hs {9} <[2,Zkcgڒ:gRcWwUcCEy}4xe?:]O@ݹ)^Ur,5[{]OPFu+32S!6\f]L:E"og^ TC^%7:'Q=7>?g,X#a^uպ5/y+,ZJyѭXcV~Jלt~֜`m,~o'P~їmoN; u^-3+5<WqeAKDnu}rWmVծK2۰VK--sSR oպ= F^=#0ӛA0,ЄI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)TI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$[9gJ%94Ӓͥ5q1JRӭ/^zޟK]Km,ݥ%?HUO 4UW?] ̿ԜS6bw7p#w?Ma ݢ'IOz@ԱbcuX&5:Ծ2, .pYTpp?doI>%ֳbCqg' 7\(¬c?,^OL%fz_\V3t`4mPSKFUVycVdz5V!:J~|77Ŷ4%4Kc>??v Z YE}m-A++cSZ?cP$۝`-S/Ŕs0fǑ7O⿡Xj6q{eM hK(f=m`wag^Վ׋}^;uSWL~W/X+#}U M8:-WCGok׏VTu>q݉?D2Εc}u";Kco}WHƫsZ~ϰ״f_58==삞ֺuN_%i%?1de6:ZAI{g_ {Oy R?+"my?FS:_B`Yc:U)O_C6_mUCX}@_%ٙu9>$8p6*t/=)?etǭ6?\?p΀ .=]b.g%3C#jʱ^Į/f}K%O Zfۿ9v/QcL6쩤&yWBJ~l}[3Y`i G}z=NN_b,'Qyj{[(z5Na;@Ԕw^gV+d͎_ h aګ?ꕴdJ~wޯ潟_8;b;\t\uDcwJ:La4$I)bg}Kj3{KL֏voZ%?2f_ӭmuv].G}fA{Z/O__q,)3n));.smEߖݹw}!݌֧}3j<Jqz]t{YeGkC|5 {1nN֖< ))nQlZO֝[Kڽ> /h ?? )ZX6ѝyQp ,ʕ}w/O{q Ƿigw6+ۓh@j*|Wds}7@!>o׾v ۵,^FoO_ ׸0\? |rʳ}X$ŧgt<#2r!Zu7Wt5t~竻o=1_1cn3:pcu{.p:[r-XѮnl+UaXe/q>'O+INŠNIO^abHWW͘,?uϬP~܌Y]na>Q"}S]ֻ,bCǷ-IOHuN%??}voR`y[5o`u?*-vC1:'2egǑGb3;݋?E>\5}s+r]b ~kX۠tۯ> ڇa:5" 6غ7$v^:UȬ{-g5⇣?5'7/?iOWqe}'*y1IMFr\4x1ں5 muoޕF[?=1>ws2zM2\!sV3V>GgX_?KjJ~}~Nl%殿ι?5ӏ1&>?3>[7a־2?G`!kZ4?J{}En~C1ii{pHcßep}RN!<n=%#S_[VAؼ_sihq_B}f߬8g : r:G陕fXjv5%=nKǯn$t }6I)[VMm ê30W?T ' -h~>S= ךn z,ϣ*H-!88}#t?-U~W.Ժ"˝Pw߷?-_UuDJxޗ>KbOl ږOo}b8wCc ȿŧWtn,1C<0W/H 5z&.Uc͎k@/>4 4qi43&9%&JNI$RN$%)$IJL$g< I)f$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IOTI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%,BfI$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I(cD%.I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I:Ԕ$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$fO8=).ͯx%?;i)I`$si13ǥ&ӮJvXJi ~tqwS\:Q.9 ~tCMOINK[z]F~Nȧo֮/iJuY?j=vAȤ߭=56gNE%:,0Cȥ9ztIxRSYzqq"JtY6}h鵂]pӝ v}f.INK/r.r{U%9ln4GL 픔ꔚgU}-d0JC_K 3O4$?WKO:z_ȯINKn#O_֮ad))IcgIwU4nvM@L}.)Ie7GJtV=+UpINK1Y:c@.ȬnO)4s_ޒ4YDWIH}aQ{JtY[3ȟ]|Sw.ob_bJtYaBϬ2/`%:,~Ͻ8d2OQ%9_ɯKttc5%:,ҿM_&ZzY2jϹ%:,iGG7Kק>ꤲO֞5UZ('Z:SɯT[~3rJuY'Mw5p3INK1Y:kČDtlnoM};ASu$RI$M&<Ԑrjuk1&tM$E>J`.-RZ4p$RI$ֹ!FJdI$OdLϒJda%) ?F9DLZ JY2u$NI$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I&NI$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$TI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$tIJI$RI$I%1)1IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%,2I)tI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$R˛_b;OsjdtzJz4$)ԋGI)>4)&SN,%3G܈JGGܑr"I)_ z~JDq?߸'+$Я[%W"I)_%Ws8;N%+Я[%WgdV׊y?HX\7u5%+~~+&9bxRS/_giokm;k{\|%2+#EgMfMU{Z| niIL} 5r_f~c~!p "@SY}o۾F!kA T촏ojc~ 8? )sIםU{@H*eXe%0=$?i$~o$o/dR愾G6IH>Ï愆8B:I)qξ? *5ЎJA~=6?>?$?d? ŏtRcl/S*I) Ġ W]=sc@%v].;#RS2tI%)4'I%,$R: Kwd$ҝ%)$IJQsRM )R$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$KANI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$STI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJLi))*ItI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$R˞r08t%se7:d)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)e~h.e[z\_ֺnf3 hU%#j>f8> eMEm/Y-X>Kk~gŞۇ[Xcw g=g\)o?S5miu.?5s+_?WJAl{oޯu*O&݋c }{ w_"ϭ=S `ۆ^͞c-g{IO?;-;* u91"oG̶o˽oWZSШ en"q*Iq~bϭ-$QY;~ulU8M9 cBvd]UvE m'itGv+ #RꙘǡ}\~Lm{p m.{.{?>Է:ORS=&1gpvo؍~e^0>Vܫe{Sa8uUΎvw_Vo]Sc atޡǽ8V: nN=Z摱bJgn>[Lc_][ngՋq u{veNsCAs*[/Lbdt{^xS0'=FGws~7M=G4[ز8oZZ:Ÿ.뱞ѽ7՜|_Sv/[lEG$Bt: RI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JYsQzЮs Ӻ~椧 )I$JRI$I$(aI$ŭ I%)$IJI$RI$CnPс )tН%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IOTI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$ҝ%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI1C}$I)I$JRI$I$$I)I$JRI&IK:JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)ezYF^20䂋tI%)$IJI$RI$LdewΞڵRR&+?]qU1NΖm۳)R\,u,Cy{0 Eouf>EFc}dh9[S+Ep6w wbS:7NrZĔYuv[KNTmAٱf]V+uv沽2.ꤧIdΰXr(vjaߣZ>Uw INuBr[f3ӚZ׼0E;%=bK+gᵎkKCq{}OgS^~fVC\ָzԔ$u+]M! H;]?Pn?P=7mbvIO@?X~ەfM.ʭC?FlB精Y01,uZ湬c/9bZܪ ]lͿĔI2AHe.ȶcCuߞGJٖm~3bw9~\$,߬nZ熐[˜㱍Yef=80Z^zo$N?&O!kdY213C1ۺ g6}%~Y^6u;]K\a3>}BJtI$I%)$IJI$RI$' s8Q'L$I)I$JRI$H*IRtIJI%IKBRI)tI%)$IJI$RLRIKI)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$TI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%,[:I$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RLHIJI$R˞n_d{Bfi#ޒ:d)I$JRI$I$$I)er,Zhn]OkFN~+YNs/s[iu=X}[+7gFb \ͱvRWz}w>-5s]~g."ޘӒu ,ˠR>-ůف^6Kd={_Su;`V:~^];*ޕWNʷʜ˜o8dwz1NIwK}s=[Ξ—Kc9bANM aȫߔo7 +u̺ʷ+b_bUa:qcnwvfvcյԸmGٱ%9b) KS2~KEtYc>|Zcv+'}g׾ns/~_c՛>t| 1s^j "hw{Rl^u-e.]՛= Ůmbnع>tngXm{E. =-u?+/,e-ei)>6M.hVy#ZcomgّN;]uKGFtm{lɲݺ,GnL/7#4;#nR tPkAZcUo؏=7jIn+{;.s+ouʺƵ9?X\[joR!؝G,$_Lj0ٸV.wI>\lW^?;j]/E䖹c}?oTrzA˲ur4R?@??E+CO;udȯ!dZXwK1Yݶ%=?EKvK[k7nSV{~f^YQ_~zIoMmy]G:!2sW]rיoQƶ>E^1qH8e I1"闷2"l|_MunYjlW:\|]u7g{zOU?;fd>m ?}+{}U3]tbyhmcnu=ֈaҪ"躏P ͱe􉾽Nihw??w\Xwݛ~FUag^LI_mo/.uOa#o={.KwOZ+Wu=ct?SVcv垏5oFGֶ—iaڨ "~ͺpskn99Ao6=AXp[>^i!Wz+mHsv}e7DUWպM"sD6ng*y#]ߺlz6',mUn]fΏ[Gau=]Y.`iwCx,+]i8@SJRI$I$$I)I$JYsBq?{WF?X1c~V:`)$IJI$RI$I%)$IK:I)I$JRI$I$$I)d$I$$I)I$JRI$I$$I)I$I$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$TI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%,D$I%,;s@deL<=A:`)$IJI$RI$I%,{y.O6]8;KDnomw1}*+g:4@J\R\g䌛ԋwzP kŃ-tԉ5 IgRL9e}&a05=MF/Px;F\?Hji乛AOx -\?Ou<^a~xv`ek[@Ѻ_Mˮ{y9i~IO~CGK0ϧ3=̮]vS?닡v VTɡ۽G+lINs hW%fl Pպ6V,ԜΟebs+};#ɹ l{7>˭e[ײDƶ rm{Nŏuo)ﶎa-' ]S/=-lF=LؒoKo0>unz>N*ȸnw*X8xW/MXskYei)6G`^|:M}ش1./vg&o1Tt.NS׳up?e=)=&~+tK[,ޥlnΈi_fȩ.[ {=7>ˍw;hߠ?IOwKgyoN9:FQ8< kGʿC]k͡X:Vbb?FX?3=$+z~|zk.n.X~mlPq.Πszuƹv1?>W}o 2:.'[vEk/c U~v?ZuA\^[ƒRZvUf_mOAOz~QXsY^x_:֟J0Xk+gb沱n=7 ۺZ}>Ԝz73 -lchGa ސn6\nZsmS]HAKI)I$JRI$I$$I)KkT܈S'L)$IJI$RI$I%)2t)z@WF#ƁvU:G跉±:Clϫg8J9j/:]][ZG7b >V>Ak,^6oze@6v{8ګ4A0zMLt#Xu7.+ S6T+};,l}H_h׳懈pRSӾtΧhĽZDJ~ i7?в0Z Q%>^ G,N~2}wMԺiu[hcJ_ @2mO X6⺬}m0Ůw)hzEؕ46?f^ki; 9xGM7߈ΥSǓ+z?Cϫ{H|GZ˫f-m ,cSzzDɚ $mOP?X10-LsrÁq\W4Svռsm,x[jvk҃ pO%'VH%Ʒt]'ǭ﬽KeUd^7r+g, H%\))MoQƯ)s[kC\!w[~n/o8?uvPd$ֺ2WMd,??V쮻(`.Yˢ H;%۠yW~a^(pfxd,? <486G讖P[C[(YMl>.h)):(a6A>)jaÍ{aƽѸ˕5!+hpI%+kC Y,ĩh\F#B?] \$ATatU'c))JtlZ15X% >1?K~&Ca4 )+l}"Z ?IM[3cp.n*X>`}] v{}BvV.>#;@oK/f58S`{1ޥ5]Pϧ/ .>HT.CǭnBeL:S>ϬJp38;W޵s(%ʟx+쌏$w"u.ZeäSaUiՇShбyV8:JJtUl6aZ.:SS$BJ]USjc_u6״m$w^,peDXs7> lLnq*LMiáVH6erg>=!V Z$3?wI%=>K2kmԸ>kc=]S^i:UC1۶:ߎe.qJuW``0za2T]bP'ռ׳LXe̥վt?:i>%/fXhȭ;jU̼ʰu \Y=?OG3'VOlZRS>tcVZ\˘,1A$gƭk`v%9m4 2p\꘽M;kZgUgVحO<D`V*cIJ?X:KsY{*sqKO//]&W:ՂE4mHe}L="ahIi%:y`To{kr 5\+ks)%rN6k 5X= AGS:&>K$qQ}0l0,p-#'۵sNI)Ψ_Y;cMUs>t 995W`p }'tlqݕHN;zQGWYt. uKp7dLәeʘLJ~΃c{k;Ans Vڳ; JUY^CUYT0և%h>tbn{2i+ps}Џ#5>D-pkIN{~tqOZ4W{8=9ZɟQxwwNcmh) X:v5*cK! buN-o;\X}K\t^mۜC?W>wXlĸG餦_R6a dUM熇J׾t=濣PtcVk5lSݑ] 67L1xVzNc%C.k甔2Bw.A-&`ʹjMb7wm}'s&y))06xsle i0:sywS{I9[ }x םԙ?A_Sg]WnA-/IM_;6N>EVXxk^o+2:mu8hӖ'K:NKrj-qɻTt5I)(ɫ%^װ ]VǎCPb 4$2ܲz\kRSԱs 9 ptF(qڱJWl}-p{i.qv_Uۛz܊7U=0J1Cƹnaw.'U>D-pwIMOuf pگUs.h4AW$WA?WIҺ]'x4))S>5Ð\$)cgȢƿo;H0-?S~eaC^`۝FߕN0s{:5 e.<೾TٙD;~Y]7X^]FeFFH)_ck *`ǭ\M?"}+: w%ʟKLn))4!?;Z :wOcWDu45dRzG&̻]hu.p)*e+r+=G5ĘY?W>}\m/" v'f[ `yIN2jcO!sc*kX]Ikݵ=#\t^m/Y$>[ط:ExLjߣIH?KUN~\^W)Gw"q~=xzu45$RJ@>t`eU#a&}go0ܪÕd.}Ѽ@"m}[vՏ6zMIMi,0AxL~<,Ϭa_[ݱ\4;_Ѳۘ>0kOnڪ<$>tCVq:#hc\A c Ȥ?Y:`r2=}+^ @V&e/7Z$IOX~ک=,ڪjofwcWs .,][\ZZݺ${stORY:a*羯 2\CKClkK}ߞ>}Mf{[O;}mhvRSwqtji=.M_&z}ok{i [˳`S4VZHcgQRRwɫSWq$ɰe_SzwFn A$4e%7nj*<$:rwUu|凚wcm=W?ŏOw[5uOIOF:O_cbӺmcq !ձXwk,upik}N\ul2'֮?xO@+k^CL\w3]?=%=|/M_go]?b׊*Xc wmX=[TfOCcZݭ%=wLIZR;}j羭m=F?%T]6)x9?1ŎkaIOoW DVoI/_=%SYųc7ph)w@ǯW%W _$C[n-{78uIrU3MCa.k&Zﴛ _2F1ucG)iOc֯^'kȷ!ֵ,,O]OS5¦U679w{RSz/j iWp\8" Ax6?w)R?YpL&Cgyս;,hO,Λ)0}VŎku|3Կj.c ي+m^hw{W3xʳ!%=FHRU:լ zK+hn.rs>VCfKkHhh椧=gsO,+s1,eq &/h]cu(4I)듕tz̷g]hdtrK=_ 6K;Sj5_[XN [2uh JuQIN+L ߭]'S)JW͵ΰuKq'w.Ha7ݐ}G/qݷ>Jt)%NgYvU=Bv8+iv}-}Vo}Y7hc@RSKO@qZ%K>.o]u,{R1k}פ-ZyDxUMRǖ9-{l\ŷV=Zل,*G·ku1}'cHC.̌~e5+C?ݗV)\Oss66/~֯o&[}9bJz JWҾu|,.vY[̇{8έnv%Zi)H+[[0 痑IMJW~u\/]oq-`1kXy}3)E]~jJv)\G[[3]ֶ>ޢŇe6f4tҔz)nC?mr_Okq$]mc]}pD뎱oUIwdZY]+&3zs[LcU?IOO)J~}X'$ݛH̟wZ_YVoTd[/sؒJW/-c,kpzr+{{+vז~%%yY{:^(λwXG:IN+W>gf:c#oU:/W鏵S3MpF>))X_Z_S5Vޕg㯼~btYq+5{=)%%OddYN%l1; Kl${j&V4\Q#*1<Ĕ?7oV/s[?Y?X1/,c14i)R>z[nem/10J_$P Jc*km!>'RTp}]yORh뷝}t_Wz~~K]S)J~nqwN8??]Sf65IOU)Jj /'>?X}n0W7.gSJR"}Ϛ~jxQ tOz_ԔrϫyFuvo3v,]/et̖_l/~$r_Vz?L,Sf6}o?/mo'~礧RRmsCh=w_fG" d0f t$Jm_\fk6ƺA?΁GP 6ܐN7$JR}cZ/sVEu6܃nW~lZÃNg?IOE)JˍoXݻI~_kc}- ;w%=̤MGޏb2p7=RCW^ME[esX1Yoj?5RSKzsHdLV~U,ccpݺ5wΤrR&Gp~~~Fe;Zܝ%6ҕΑ#k n%c'o ~䤦\gW['gS]rSӫw{SW\V:#g;voYuy]KA>FGl%GÉ`ţ*=Bg󿲸}-1)mPA4o#?>.qSYds7og?D,Ou:۫}}7vSEX}[i n ;t.1%=:Kz;  ko%}Mͱ%:ןٍMS05%Ş|7GI%%Nھ9Ÿޘh_]iqy=#?SgPǩĝiɤIRe3rv:hǭLSܤQ~ƛ4t r~=ml5J{T_@]KRk[`y 6g?#:2ޕKT sZ{Ĕi.SP~QgXǮ}o;~˗1I~ܒ~ۑW\?~?ɲ{nIky{$/>w/rc$؅|JάUV.#}bӏexx } q q{?ZzPm7 oIO@澶u_[zN O{_Z_YefFwOPw'٧kS$fNU^gjP?X1S X*cnזetUe},[?IOzֳv;bW8Bֿ}Ca+x%L6?7ڒ%W~f+KJRI$I$$I)I'$dn0PJ]$IJI$RI$I%)$IJI$STI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)2tRI$I%)$IJI$RI$Н$I%)$IJI$RI$I%)2tRI%)0NJRÈbL:)NI$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRd$40NI$&NJY:I$JY:I$$I)I$JRd$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JX(cʽ\%w$?e42[@n\>Q0ix3[Ӆcg%>Zlh'MQ{fއrOIHȍ> )7>?T0F6+z,%WSn0?~$Sz_ z~,?' u@3YбpK~~,?ヨcMO~~~~-?㋨DHEz٪/UJ|\"L^ZqpK~-Ǘ/~rF߽?ed? )yroOE7W.a&Y01?G -']J|ɚ73P ܽPRu5ПoSH Sa-~X!PJ|ި[?ca}~V/T=C urJ|za8zdmz٪lo5_߸$?χ&,$0G^ZqpMJqpIO7rg6}I:th"Oto#ABJ|LFH?< rQ愾G6SteF߽e6zq6?6Ss6oqI*$b7+0? )|5o81 x^?/ؿ56WlFĸI/Yn?鿳qc)~E^}O:7 N&[FM"*N=Lia.k0{x?vӱ[U"`c4IOǛ1& {_DW c  :['%>^?&YЛ{Cse~v?w^yM8G6S?d' Ȑ>?MzqѳЗqѳВ1ǒ˾<$s]aG5鸮jg#8T?SGu?sQ?[\1?hO;? )Oz]qO9{F??1WhO;JIO?$E/z?D_1^z^#?j_1?ׯIO"~MK^'BLzF抴C))F<(F];ע=Z!Em=uL}{c:~m߰zwƧ]?oE%>~?Cg\_c:[_ GAÌjӿ-lȤolkG:z =88SH?gGoE%>xQJCtpFӏI)c`RS6`Ig|3z 'CTQ߱0?=_7"GI㲓hn$}?_ןcR=_5%< tFt4uGۍk=_{q%<7=Xn7 =xeȮnW1O8S׉q_{)Íq_{Wq7:oƫ6d٪uJO^Oٟ{Wl~t5_J~TT$ 559XC?lt`L~ij0$ǫsRǫ~qi7\SƏՁq_{#e5zOħjtO%f0?q$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IK'L'IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJL}&NM"JRI$I$$I)J$r%('I$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJ\Ӱ3Xwuːq~Ta)&v%KdOmDh?T?UYT"6Sl$)t'IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$$L%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$)t'IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$TI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%,WS9=3K֊Og;)A~DdAvȌI$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRd$ @RL%)$IJI$RI$I%)$IJQIRL{vdU;pܦI$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JYrNGC?}ucϞ * gR!*tgRJI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IL-0a kA$Xf{ld8H_EQg+S:|MIOW1^鵏{>Z\MGPȱSkeMp.oڸr˽L(սs3~etUfE~w,bJ}jnn=1?谑bQ-tuw+oZﮝ>57GLW_C[X.?fe"*}[L^_kmgLS?]]uM?ދ+3ˇ4`qtovFe[SWgciƶCx}cg8~tкGmg[~qC͒ـ$1[Quoq 5\^MՃ&ltǿjj-ܐ%%4EdN8s8k^kMosxIG?SC6zY-mZk[iO`Vr2+k QXjȩ?F8Wg~@'n5nϩWrk}vGl܂=۫m!;_Oq:| YV۽ -718O[[ևӱKUՎsJ}WZC&@g^c[Iq0!GI?j{lq5hm?I)DBoWæ[}m0k=Ytw}]V9k1z=[// C9_vzi) 0ѩ']i)oXyQ?jY[w4w'E^u㪾nj[30Y?zFgܶ\;;Խ*}LPz@DJ/ZkzncC I9_urϨ5Ǻ\s_AOUM*<\ ,YZ^G*u]b9x{S'%kIO6Ƹoi ܪUឫB(c ?D;o{jbiiOAi rkViYy;e%1zF>Q2VYM)e촐`'7jXLm8տqmdu 1NF˩z%FT?ibzu |GR"֪ř/^`us2 qs6DΞ(' SzSGU/n5odZTA=Q͆ HĩOWUǵD)A\vgՌOW.-s=~j/$ S!9Łr f7̛ 69!xWCVu~pِCH6 >)G+]MuO ~s?W?k?^0ݻ:*C}#ؒVH2.\ȬOL8no޻;+m,p|Wgm9VKvO2Jg- ׾gss;Ou&\Wo/JNΥ6c=mv>y2;Kcl}?;u:_θ~ɟ[Ebt὏6A >#?- \Caxoߚר}g垣yqܖ?;ٵINr~bgH6zd#_h;+6fofAqks=$g]n-orzkCsD{~}4}koSY Sw던o{͡sNko]oxާ@ lZm~}ѩ!*wVk@瓷?ۋW7k:VG&dI\XEV'ĠR/]u_Vb\hCvչu]]7:fNE_Gv+[n=tT>wA'${ mKtLfmu n>#;:6aV6P&]Y6;,eosu_`;+MMkxK5OmZ.3Le}@O+nM&ua-e[a?H7tX8ϼ66}?%_; ߌ׽E`tt|_}O6Z7\]0:սs^sz_I=')͹ݺ6KUf2v?j3K_P~}G{ [h h @?}ko_ɮ1 jhz '9\YnGm=7-xb]-iirs+ v6>s~aGANcOyߧɭ[,2'+T~3c͎./smoD׺u :iޒW6,9,fCpAyw蘽1k- }qP}e5Ʋ5bEVGuk+F9Λ1/1]HfWofC^5oZc7[~E6RFSoZnɽ/W(]Ryrn[qv9 6ӯ~KD4Vw[ϫX?4n\u_m}AWi0Z}Sc}NY/pkx^NW~:[ǹ.q7Cknk6.o/::Om\7mghW'g_Y upڸX[=, S\I_g@_h-{d~湙Щf}vWi֖]s?w^Oqs%^;λnݻ?It>wXǑQK?~%‚O;'VH.\>ofԻ.#`t}s4][}_oWq~-%!sNm^礇=EXS5+]5x_n` X֒?;?-/wqzV^5z+ݿ߳ݱzBMxak\@о?KM+K>_'ԥۀ=}{ /"+X.{[X ~MoR;o{ߢr_T%Tߠi }O`-Y$WguyO;/pnCZ`+I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI&IKׇcI%)$IOTI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%1 $JX^݄9h=ZhOƮǶ47tJtI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$^G7I=Sx0/\+ȿC#y@??"*?ATI$$I)I$JRI$I$$I)h$I$$I)II$$I)I$JZJRdR:5IE焔T'IJI4I$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$R5G3q`Cw)?(ˬ\31/rRI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI2J]$IK$$tIK'I$I%)2tRI$I%)$IK$$tIJI$RI%,tR'I%,tR'I%,'I%,tR'I%- BtRД'I%-(NJZIIKBP$% IKBP$%:I)h BtRВtRI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)2tR'I$I%?TI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$R'I%!.ٷ}E IJI$RL%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$'IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$^=6 w[6GJ:3uR!} h%I$JRI$I$$I)I$%.I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$(ch )II%)$ILMmq#Q’I$$I)dddRIKI)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRWhH?ұ%1N]Zş$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$TI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)2tSRI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IK?ax$#^l< vIO j}JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)eڮ'n9),<+uKm$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$:JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)TI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$)Rq`Kh4s?kDs%3I$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$Rxiw΅?^W!]V>__I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$dIIJI$RI$I%)$$I$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$QI$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$\O.#nA77m cG\1*RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJLLr$t;7IJ>iFx$i$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I%?TI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RL%)$IJI$RI$:I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI&RR$JY:I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$NJRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$+~Xq#ܽ %>IED|RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RJJ1$ Jd<RC{AH)I$JRI$&|BJ]$IJI$R% RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$R'I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$Rˇ:C'3˹\/ tOfG$S\?t˙":/O]2JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRk.tDR:I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$!s)i}5QrYYϢRS/UFؙIUc$TI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RLIH$I$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$^E23|׮Y.Ƙ9)[RIJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$R'I%,S7wu$)tdI))I$I$$I)I$JRI$I$$I)I$%.I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JR?G.p779%:@]*ODI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$TI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RhpNJRI$I$$I)I$JRI$NI)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$~EVt ?I)o RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)2tRIX`x"1D'NI$$I)I$JRI$I$$I)I$JRhNJRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)KUgԽw'WpzJvO5OAݡWFI$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$TI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%,W)8sOR_֜7sR~}_m%>tI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$2?fR{]&S^'ZW?б#]JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JTI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IK'I$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJ^U1р?O~z'VsrJ}L'L$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)II$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$/?z7C?soS}Bб ԁ)u%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%?TI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$R$tIJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJ^UnۃW| ɴ˒S'IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)yŸ/D^s90?))꾤c qb}Jq?IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$<$I$I%)$IJI$STI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RID$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)K~0Q/^OK~^D$IM wQг"o|,$y%>(,(,``ѕ'YINKoʑuiHVI{JwRX'EMLn yO41#b&t?$$Hm͟M3~>6<~&-|D4߇f;D$G,G;h#rcH4}'$}%>b+r텧5rJz?;qySlZKn )Ib?v%h@ҷr}' IivJwRXEෑo5%;-xދ]kPw/j6o$WHe-x!l,>ٯ _˧IĖ~t|Fb;O$h'XoO.s7s Nݿ*ZKZ"}7q%:,V}pc >bCL.,31INK\[_ ߸~9? K>tI]PwLGo%;),o?ҟO^m$WM`c?WL`rcI]%}1CGҶ/INKv'Ѹ]oĪwu%; ,?CuwA;t8-RS?\8%E9q3Jv,_oڙ#^|_ޒĖ*J=5ʪ\`{T$:JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$!:I)I$JRI$I$$I)TI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$Rvξ I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$%.I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRzsW)''cԔtRI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$G?M[ȞpSRS $%,'I%,'I%- BtRД'I%- mNJc-I$0&otIK0nDzpD!%.(0Ü>%HRRMLN&JgPS&fi3$iÁIJJ b>)%+T:Ʒ>)ÁRKUU#R%>p))m-"I AARR:JaOM$o>4SIKoM$o/EGIH&mr^?t}ȉ$~揹7pEI%#+Š$fq}˚Lhj%k\m_ 'L$$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$ 0Qso`ZxBJ]$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$STI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IK)H)tI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)4I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IK'I$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJ^U\Yzw|QlIO'L%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%,2tI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$OIy}`}x1ҬgSRS$RI$I%)$IJI$RI$I%)$INGֻ ]');_Nײ>c}XŰ Oi>A{ +s #)SϪ]gs'BwDuwt~GD.ͩ+w~q{mı\ŗ݅{zk[OLVtC]c}Sb`+/eۏc8nOcZ7o-tl qe;K=s?qpORu/9+$T}mlIa.Yɺzmi>ui_Vm/4zk\H8;'>汳wl!%'ɿ%SdVI;ʩO?V~Shxy; -.陘V,! )OX?uX0M]igls%ߔqzNwkZ?d(ce^cS^}{+Rpz>vonc:_SWtAη2c\5ʚ6]G2q_NNCr6XEe_?Q\.gŻW÷#>Kl۵sWt|FMRq8[[փGT}Lg5e2, gq._{?شzEquYz}3??tKaoC?JyxWpRW`zխc ӢˉIG;SFn#ߦG~ku~GX͋Un)}{RZz\>s^XPk2pϷ󿨣/_;\AՑXy߲;ѽve׹~܂e_^{]CkKnwu\Ӻ==k{:8}` +2[^ `&AZչix;o_KϥuswOмElj{zA+I)I$JRI$I$$I)I$JRI$+'j])\ j{R/H2tI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IOTI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$RI$I%)1'I%,'I$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$Re?ƟYyO לyii)T铤$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)K%j\sLwemINtRI$I%)$IJI$RI$I%)$IK)줒J`>5%~eN,xn< r\՘Xz}WXUؠϴݯzY|wc4K?FĔPˆ5^?;#,{YOhi'5mcwX.k=d:enSԹ8HI \Mctdb8{lE?ַΣze8ju u @R't tcҳݔ 79V}uz&ϗpq5{]k41:}Bޑe϶ius-o#ccCW}'$)N3- p7uL^MCa[d7fwĕoIz7 [Dj~ղ%xq.qGu^Lǽ9X,7)%=>;_M"spVr̿JYcHnq-l\g~PV?}OJoRAG) N4L'I,=6{'I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$\DwM+'2{_QԂ 'I$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IOTI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI1IB44poZVnj }c]۴]oV/UX\ϱ0C~~Gc}sscsNVnANMNocn[Zq[>Zni6ԏ߹, /(d3v֛W?o?AE=NPJ$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)b߯F:sAuCWD߯My_W[RAz$铤$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$dI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$TI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)y?Z'UR IOL%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RLJ]$IK*ɱY̎& %):I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$zwvs]g յ%;'IJLBtR+5γ R$,cY.pR&NI$$I)I$JRnS1("B2.U[4|Jk=}՜"Uۺ}b {Xc=/޳Y/Q Z!5No,Ѯu[[TK^EQ:U=#XͺVTk?2zWlV/EN-oen؅!G[RXv>?jSꙖz.^{gڒ[\:_`Dʥ>8&ul(.~b֥1+L5r[OJޝG j8>*]:kKn>zRwJꎮiu}6[Z2Υ~37s=Tu' ߝGoEK߬GJ("Vuk u=pٽ.7њ>kKǦƉ gfzk0iZKj y~}`ͯN5BZ=[2~+ip?g~k]] ~;n'ߣV6H陔eUcO߳w^EMn*jq9s(}_ϾݟM:R9=#!gSnmEeonջ9.1?1u^cabS_ uz}?'"c '[1;7P:+`ykM~S_mZt˳߮Fv#6fb 1xcW餧W3gR~D5Snug4W[?=MvN?c?ZQhH}5`z>V;M%,oջwүjFS'ӘwMgg?M98tX쓖,;6Fؒ'L$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$߯?X;}9tK®E_I)SNI$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)TI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IK 'I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI4RRS4 Ӥ$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$</Y^KԵ$SNI$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I=X'L%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJ\S-T.ad%;%pI$R'I4$$'I$I%)$IJI$RLF]_swYA.>m$=.W̐zlNnu,wخ^Y1}ZН$]6CA"c,NS(fV%4q~~Vkrk=v}U$Nݵ`|NdNJpm-9Nnd":)?7d7/"ҍ i--Ss?T U=X=?lzEq/|]Z$ xŠ]m h&t 9T:c2F[j4oMEJrռ.W!ՍK~bg,v[P5*-$SWf;+ۿ/%?=/OW fn9ʷJX$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JYs]ۻT5}tW$=tJI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%?TI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$6u vZ*63x-< D}mTRk-ś:@!Eߝg-$N陹tII$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$}gPiy6TPXN:JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$.NI$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)KORTJl]Y KL蹯bJmX'N]gL>҉)ߔ`;N ?ɧX_2?Jw]$h`8axC&OgKfbv$ɤx>> 1gMLMvPINRv4ϯoNߩ3{%;,?L2IJCO?$m)Xu'?=1I}+_g$se39S}Ml'Yk%;gOMndÌϪNϩ?rJwe)X $L:7}R S!?\31_n%;,WUoȍ8ΉMz ~vJVI\G'}R92 ϪRSw* 2z#[Y/)Ė_UY q'C);rgS#I ՖGڲ3>6JVC49#oqfvH?Jv%E^Su?mEV ܳ{Jv%~\Hho۫sRAIy?] W'q0?]A0Si/>=s+ '_]S/;gM9]e_A%>]}߲>>WIO$'*"_^?MQKf}z~ g}z?椧^w7T>mN:wמ>Wu石?IΉف7?IO^#y a7^8j"W:wR$ q ,p?4iMUQ)))\߯{􂓰>$%7E' /C_Q7H$^|p:y3H&8_?S?J} R^zq~8 "?J} R^z17-I$)2?SI/YSR}?47s[ծ6@*SR=m^ tv䔙wבI5*SFjo}y jT%)\rǧ@'%=+vg׉1M?{P]?RSr:_:g׿TIOJRٿ^1M'Ԇw׾}~Ԕ$+h}zЫ_~ =_RS蒔<CQwou?#jOIOJRשWa>oI%>;=[~4JJ}Rgx|#$:SikO)^w6][LuoOUr徺uVZ碂ED|?}u-h2Od[#JRuϮЫ)ЉZ$p ]tR?ԟ־ϳ 4O~zJ{JWIUk,]!U4ѩ)JW?}v[PT]Xu©SR>= G;8\S$Х)^x~s?g,>qӫOIORh?U#:GJ$:jCzk;wLﭿ[tɤХ)^xϭ[=5!ڧZi%>?I9sҿS/;ZFwE7GA%>y%_ |fi\OIO}x/?^>y6$DIy*,6$}yd~ɲJ} 2M64v< Si.tǖH?gփ;zgwIO\6t|CX8wIO$}qmoL<<8t!$^x>}f&K|bNoKIO|f4a3ϖɤR^t>}c߲ptA*KGFNϯX5Ҟ4S/:XgI`trJ}%ZGKy{[CWt>RS/9KNwQKn"Kο˷&K?+. )d㥝e&woIO$N3^.V#Ŏ q6Wi' )I$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)TI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$)tI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJ^M趯Y^L?_{jJ}a:d)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$:JRI$I$$I)I$JX<~/C+:$I:JY$$$$NJY(NJZ$(NJZ$(NJZ$(NJZNJZ$JY(NJY$$(NJZ$$$$$(NJZ$(NJZNJY(NJZN4vzcT, $JLCP%,tR'I%,tRBtR'I%1^5\~\ŋJOxi)Fp> PD|JZ$NJY$$NJRd$NJY$$NJY$$NJX3DJ@BJRIIK$$IIK% IK$$tIJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)2tRД'I%- BtRД'I%- 'I%)$IK'I$I%>yIz߯p~$I$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)TI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI4$I$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$$QI)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRj|5z\sgY IAAI)fyNI$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JYyR?u?^:O׺)D铤$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRΰJX'I$I%)$I$bJ]$IK?\EDοư?Uh)&o: RI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I&N=?쓤ߗ> WI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IOTI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$'I$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)y.&_^?PK(V-IOBA3DhI$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$4Oz̳guRSi'IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%,$)Rݸx)$qu\rpwQnj;Ǫ?D  JI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJLSӇTձz2n>D NTI$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$>?쯥{<컥ؽ %.I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JTI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$'IJI$R$%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RM~oKW/%>W^ȒYN'IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IK/;v_>/=~8$Г RI$JtI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$L"cugtI$+x?^f8iZAOI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IK'I$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%>{?W>OMҫRR$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$TI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$P։))I!:JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRIH$I$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)y?^r#}YI})0NI$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$^x~;ʟW<ǃ*IO铤$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)e*Uc?^dzJ%>2tI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI2J|-:t~*%wx3Z %.I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JTI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$'I%,JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$:I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$RHI$RI$$'L'IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$U}גR}tuߕ%>NI$$I)I$JRI$I$$I)d铤$I)I$JRI$I$$I)Kc~[|bExz{1%>NI$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$q=gƷJOޔǨ$_FN:IRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)Iw$SNI$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$^w׻^'+Ĕ N:JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$&p$iIJN)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JYyWcڽyVEN:JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$J|?K:.q;~ؽI)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$TI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$ ^X$4)!%('L%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%,tRI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI1Th~eFմ;yt$I$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)Kɾ/w/Y^I_GnSi&NI$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$寧9z*yS'IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$R}~}a@K|JI)T'IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$:I)N$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$R/=3xR^ %):I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JTI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJL$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RL%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$R}C}l>w/[^G/l<;T[NI)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)b8?tQf?)T铤$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)e^һ{RE_^F﬽(7ENI)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$&N%>wtS:`%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJ^y_Ltыםmn/CNI)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$&N%>z?_מۼ?5BIJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%?TI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$ҒJ]$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJL$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJQ$RI%,$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)yȿX?rHwZJ}q:d)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)eUO/^꛿쿩OS)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I&I%.d%.iJRR&NdR˺n^='/#F]u9V=羚J{铤$I)I&I%.IR&I%.IR&JRR&%.iJRR&JRR&%.I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$&N%>F^?/A^y.gA%.I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JTI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%0{KaH'I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$L R$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$%.f5I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJ^G*A=o)ݽ3Vqy'%>N>+_XzWX4vAغk $xAqwEqg;(wKx 8x?핼Jpٙ شI9p1)#45Jq֌Ũx~0L28S?+q$}JK5?߻jt_+q$[?f_l INzSH?Tn#6Jv/`gto&aoFpNwUoF^UowUo$zԫ[$]_?w. =a'IN>pYo&>eۥX%ۿEwU驒8l]hp? mi0-JSΧd5L[]?L?+~P'u>2DhmQwT낶2=] BJyz,GE..6([p$Sa"SƘ-[ВJpT '4$ޭo֭JSWDR?[Jyl)պi߁ѧ? BJpXQ?V`gIoP:kӏ_M?힯:Gm5$Xs6(gi8% )=k'?ݫJ+_Wxc,0.{KI[K.w h3AjJz4I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RNk阶fZʚ\c[X_]oC'E Ԋ9V5oN-pf?/˘GYlሥ~)|=;'eᣦ?,҄[&@. '>LKz~IO?b߄%8 ϔ['dwę)OOM=5 BJy՗7&Sol =; !(IO:߭fs7Xטj߄%8UbqL-i?SH ^O!Λ?gǎ]% )w֋ek7귿O% $Zml~g´a2 $ Yq9c֥ogW3`Ƕjۄ))Yc,L6﬛wN&Wџa(IN ?+)?@`%ؙZR(IN#~e 7=n1l󨭔S91:~2L߭t}$GHI%8}jg£9LLԟ[I$YcC?Qऒ?@R?ZM"L4?IN[;M9'XR ]pW[KKDX_^{_|%;!RPF7RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RS[ eq1~յx/%qWB{|tjq:c[bLt$5igK{t} }4$^zQ1kӭywo{qm BJpqcNYی@HIlkHw,$:c {h 7$y QADyA}ɽ&x%8Ҙa&~&w׎A}%3Gܒ#47SaϱvŹWHYINf+)$7Ǭ9IN &^1n| = 6>!E`@kcS߮%=m`ZO+ .G k5mXbZ4D5>n7,YQhtb__}.ȭ-7F}6%8FOE1ۤ"t=͍ zmrJpF"~>}nNCG3GܑR$]zC>CGþ~?0h50-INOY~  Vף_/ED$= 0ZrY=E]z3uv]C]Mn4yhS߮}G*?FXpgO}\Tu,ooS=UؐO﮽ۿ-?߸&8t&BJsѸorv}m/h{r-'h3բpӜN0O;?.#n %='UŃ)ev2ϡqwzVѫe֊a+~f3G]cg)luga6J㻇>=WU_%b*}?/Qrxm-ykPװ6o]boꧩ}H7A[+w쮧R)?J=KK{>xguc/Xi½ YJ"xf# w<}[}d qF#is[J}ulnA~ʁ|s/n=9-6?FF?ƹ>=qZ~Һ^ٲP ~ggm%>~s :O>7.fuwB}Ey^C~F43wc"a}ޫe ?M_b {ӱەkYK wcogyDu_j٣nN.CКvٳ^$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%,館6]kBW?qq_1zHzI$$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$R׀CHbfG'$7SLT~DdI%)$IJI$RI$I%)$IKJԱCL1nƷHd ~M$q.]NX; m~䰺7Pa`ߺTcT,_hpYr/|ev3VߤStcƺA7P=[ 6I a}JhXw]!0E];WInVցTݕKl;P}_.B7)w.I$$I)I$JRI$I$$I)KюƿJ\L;nRSW_4I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$$g?WB~d܆ $$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$LkO~u.>-XI-:{UWtPٓ{=[$Z=ZiO`= Xg[qsat=2WKn\X`IOo)FH󺯴u^CqLkl\N;:ey^;R>)bKIO.[]gWVscKZ~W*EO(|W}d=nɹkp{nmmmψWz_~u5~I/JMv ,/{c~FoNd8I;6AOnI$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$+#;Ar^.kfަʟ#Э$ I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JTI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$ĺ x&)I$JRI$I$$I)I$JRiIR~U`8YXVIM'IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJL$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)4u Y$IXh`)$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)K׮/%gy{$Bt:Jag?:&4?.;X)1ǫPkku\:EefUfو'A-}iy-kc>.}avMǝow_c+74ȑrJy..J>y&;߼߭7a 2CA=G.MHx0ӵ(t)9v6ځ-.o~QSZɻ N6=E3 _k?뵥s+`~nZpr`LY~t6vS"?+Mc :֌bP6$`<>̈́XA;e=OVs,-u5'no۫nu`x4o#?S"uN9p$_XwY4ds +]W]wfSr۰59scF^A:kz4ِ*:2 砧'ٍ֛@k.*F /gJC!ۨ?7|]3nU%Ga2Z%o~;Mr=O$Jk({mv4u?P]s ˛Pwu*C ߟo;?Su2Vm8uXqO%):I$$I)I$JRI$XQX}[޽o(?d$y$I*I$RI$I%)$IJI$RI$I%)$RI$I%)a}v#&\rX?]L(5#2""IRI$I$$iIK+qc*k k-h{sO%3I4))tɪENkL3I}oshw%3+;}BvWJTY7ݡU̹5À?DrSnJJ|ލ־3*l7nFͿU_X?Vz&K6d0?mnk?ױz; `I@ZQkRSg/$I`a}Wu}]nMDe5yk]W^V+w"$mOuYutNޡם?zqnu24h%M$6_V+}K7%'Z7{ :GS}DWgxSdk=m ֏9gYMuhvͿl1zˮc2'q>>VQ hԒtEObtL׻Rk.WҾUu`s,X?_/Jͣ';J۾絍qS~oּqǮ֘nR׎NߎK\oWuvuno2iHrx5%}_}p5Y7Ա~~ş,^ڞ* W5:'ދ7o7xmOu}Ow.n=nփ+-o՟uK)l@%v9iA$̺-Ug_]7PZ'ce?Tk]^:GclwwW^ #m#앩j§&mۧ_TֺyMp]8he?ꁡk@v u|,.l+Z>ەM8ֻ҈q?]۫kpy`4O%>[뾣fg`ck,}ognݛK+}}(uk[^Z%.I$I$$I)I$JRI$I$$I)e}Uvutwꮹ}I v.i$IRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)TI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$R'I%)$IJI$RЛjI)d$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)INI)I$JRI$I$9W+uv.G+m-B,% )tI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%#ȷѭDi1 wz"OSioA$tR,/Gt=%6 7n`eEK_Q3}`̣s[{YScݷg?=DNuCrC}owٳ綾ec Xoޒ.oQ{z/U`:{s}uY?A߬[tfO%Щ'U9V!1ͻW9=?tJeB^kޒQfunEn`qͲszc:G G㱀75=۳#֯Qij7f]yYcC-qGV'auxkݒmGEk7\N=o̿QwI' 6sըig{^^^-imUKGeZ cs˟YkƏO5!!Ӿ>%ztѨ[Sep!fg*'WK5ZtK8/Ox9%+~C\MOKgaPטּ@nqOsomw}ȴ 4U^"η++Ƹn~Oک1Z;z6bSY@sfS﫝G87Cr)e`Ù[:gR+ k?WXy7`L|WmW{?f܊*3;78̺MU׵ޕaG sI(:3J{/n !C7u~=3ӾR.W~C",2[ ?XiNoM`|?o%똶f/1]Ha ;رuW5u{#ofc=/{?Ql+:H[FC[`iFnb962d澒mnkHwbdTcv}?Ss^1=eZ5=GS H#,ӦNI$$I)I$JX/_[~[,/_ tSd)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$En/:._e$;u J,|JI$I%)1I3)> rʥrLA ZThaӭ{~VN=9ݭr~s)?;/!2Q> tT'//( w h߲:mc5W$l1oRs\@ ޥ#Oۉ qm6T=_FO;uٶ_˜gtRnUnwJٓf,3{}LGcPOD=+Iy }՗7rZaeRԐn.?W~;l)5߻Tkw'@>C+8=կYOu d|8~}bS}kKuKn&oH h;_Nz%##֥>]N5[+Wt ͢Ɩt:ӥnzةٽ:J{_oe7:=̛!6;4)ԛX@m^~̿]O>Sc.sws}7U=w#/uz,ͬ~cVޙgEv_N]se[?__\~~},zuR+jt}QPꬱ7FƷ۾y}+*^kvStNO?ؒnmsLdb],q?RoO$bU$ l{=mN1`}]# 77vcvŭҲVĭԲhlC=hwӱI)wem"A{ZX=c>mCk~NwVho}U1le_=?noKo_8`㹗믱;_1cv 69S OSNn]7!M ;Z?E_\H}"ʝPՋC'??+? x]kkiaS}\ wz@mɤX}wc\VߝVVE56ybT[EXnc-N>k='@εMG ~U;7kʫ?&]H3UHo\YGZy"Fnw7ftZv0e'V絎r=I_c!S#[]#tY:,> e}@'f1N:LX[aoblngloPaZ5{,W!ԺXı}+9yn?瀞z̭lƮVq݊MGp#h$MD{Fx>4yzMRJ?bI{'AJI$RI$)r ϕ.sEkR#uN'AJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJLSINգ9}Hݡ]?Z'eI$$I)I$JRI$I$$I)It%<){UeUmzcw-hͿWzen/;ULuCH4m1g=1/)G? 8Td8} ?Sr=?9&w;k{7oECZH2ܜk\w ˘gۃcXm7{7mX˦tM{Z[۟6g,ޝm첬ӐAމGezdve[nk5ަk+?}|n~N{,~uuO?Dl8Y=1t2ʚK`nuSk]cwGZLu tWeYG(/;^]GMC>YTu\o\?MM?s^]g7wQQ#iZ4@ɷ+{;ԟ[WkmL&uTt|Xz^#%uN{ z7J]+922ZN,j?VoJWC)tI$I%)$IJI$RI$I%)$IKPF ?]!\V5Go|:莯DI $I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$TI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$pI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%5kȼLs2IoRߣw^_&c: ?ԔtIH@5< OXQt<@dg*=O?NC9)RI$I%,UQ~YzǷmKINP+Y7m߳v}4Y \--Kh?XD]sϫVlwPe7uWS3\t#mN#GZAcOާkM,55KDwrf_kN1nV Wԟmd`)?8}`o]Zb~emmz_=@O=l 'q-yp95?QdR=Mm[fo\UU2:S][K=7ލlo.OՋ[aZZǏY_ĩ6wH`K'՜F[+@\nT3hvUl>ۿ~?[]GV]Kgwu4])ưZjqy܆ϨVmƴ9xPA[Yg[mWdn~˿?_O˅B[UVC??IOIW_ s[lOR?l @;އ:~]x}EۜF^}dzX`?~KԯSZ.n:9W0k 9&vк#~d滭u n@jZҬރ9x#=1{\W%=_V9Hpűmm9 fZkX`br0f2 o[~iZ7;Xr X1 \ە`{,eޓlk?YgO.̺k~Lloꤧ@%9>[}#a}^5c86= nR.gOV9vD6wE,ݛѺkoP2ClIOiNEwԩ{f`!O=spЬ_[6f5>j:2˽=5siTG\U73O`mvdD}*NUWm^i#v5j]̺߫X}K$q_"_ܷO#WVM}l̒=sT~_gW{ni.ezOIM.&s;Z eoٿT?fkR?geb ,wћۮpcmN]\ۅ^M >*ϧ/Sq[xҧq3# 9}fF;ٲ*:Q "?J/fT\Jf{nnups^In#2{\;ލaʶb5,֒|Qp؏Y.s01{>.s9^AOgz>2[s.kAv8TR:I$$I)I$JYs_n.>Te=:5j?+Dn'AJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJLSINՈOQ~կJ?X_OoJ*RI$KtkU۹swIp]k7꘣6>Hw(_fV^F}myVVm?$Ip\r:՜ Fad[uo!{vo;&ac2jyaIO^߯Ys4t8 vvOo/uc cb[6k:<8of$WTͺߢ$zznVg`] hk[,?S 4Iret7Y0HsS[m}e.oSh.2DߴٻŸRvWKqdTǎKNO'S]_7urSX|~ַZ q5:aϤ;P[O7-}vAmo1v70bS[[{}M)oK'Tc'wϭ.zD"jRş[mVliY%Dg^o*r jiXW4ܳ֋F7JC֦oRKE>EO l 45c#h{G*sOmz6T~uI"3L_nuD>*]u_+w<;vk[CmF]j ΡevͣĿbTPm}jG>4!Ւ4+'#|k*n}Tu}g sM^/jnQêpCkoV1z]\gkֽbvT_I?gz}Jh:9wX Ϋ>gU^VShW޳}/H'?aaU܂1v+~OH}!%uN/:R(4m{*#]mkQ5Nk 첧os=*K$OXed>[ b]mmw5UޭѲC [=:zJ{IJW쮭s_kpʶˣUZ%X1]luT<9lzY}jI)e)\NFwT~[m }w?շhXZUdE?cѥ[ݥ+ietyQ{kmkU{ron Y܏7)'kuc~TN: RI$+'#ȏE++b'՟RC$I%I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$TI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$)tI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$LI$RI2J]$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$1.w^]&gǢ5zUwoѻ/. wrxFbJ}l'I$6~fv:>/ OsaC"ݽ%NI$I$-w\Ƶ۾S}~+J͎c0jC\׿blO~֞àliӤoDΩF]G;\~M?\O_c}4/ghu9t,;=N&WXm8_7,R S}rwub`c>wbGBԻ{. Kowo]I)ngHȦ@h˝c'+a5޽U]Ke[??zJyW_7*+oiUuggGn?O*}K~ҧIK.{&EG]K ]/#49tI$nsr2z{sGǏYt}Smk~C}=7ֽ(EOe^vfs86Yf}-O3{RŶHVCoko ك~VoLO.1Na;6}IO7Poc%{wv"twtL{ȡn/v)$;aٍV Gӏt߬6g,,EmSӿ Y!:V}Ws2ų"l Փ_?{;q:*7\Uu3~u__4SU̾MWX]3>GE?X&{qM\oWO}O >0vis[w5מ쾡|im ee vcRI%8Xв[v7?}c>WOؕa9Si BJ|/_֯*uO}l8nWo~[m9[31Ff=oK#elmOzY="߫Mµ%̮ƍ՚w@n=X2ژ(AKI)I$Jag?~5ZzڷXRlϷ$u$IJI$R'I$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$F}`}yԐRL8NTI$$I)I$JRI$\gZu]R٨:9^ jSR>uL{}Mi@qk֟Kë ٍCC*e.kZ;~H[C[$JO`x-py%<@}\rh6m2κOqcgq(C*[CdɁOj| g>ZZm$s]ѭGՍ$c=&j ~{>F_ͮ; CEum{KiAgpTkJ3bz'ռ.7 9q{G}WŪ546@h5QK}nq- &jA븞جͮ].j.[uKoū%k?)D#Q>}Ph}u\t6VhyP;Xo?M1V2CRħ7Ո|~ҴTF+u[KUߣePX+@j7O.82.{Q>[z[v>V3=A\?OO}^u 1e6@wע]U宱qc4;]Ou ȭZ8A5Z\絛+,hrzPk@ h)I$JRI$I$$I)K`}ֺe =!INF/H2tI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$$PgЮ{ꡛznt))I$JRƓ@k7V>5v(7גݖ= 8HRSӾޟ{2mU0ϭ_} ,?Xx˸A=^oyj$I(ފyOa4p\3Z5cu-s~dUnF=/Ja㱵Mmk4C_Eƹ2Dw1 TKY235⚲f;޺wGv=ufZozKj@&Ɔ jyyçTN0ڙk=ZKKnlw_zSz~3h#kh=8 &FeMcm0R4!zv>`3VO򾍿*|ƞ?.ZT42Z %VSCnc^Cps~SZqZjeWpsNe˚:]0 D£(Ƽ̑;]LTJ6_Ppp̶Il]ZZ *mM `8) $ih5Gr]\NcqrÒ3yw}IصFA`6ZΑm}5QodXYiw JoNϨ*"6HJxqeO<ǾWNߥsn,?cߪUz]&EU5ޅ3_od\4Wm 4e~ }R]2ᑉQ#bVX'I$I%,ߪ.oP?mwꄛ:=SRJz4I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$TI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)4Lmu'6Ha?5mPjvI"f{Rp׽#_NAv;ز3kɿʘdC$>oPijM/{`XZOlzi3<&GWbE6= /,:EcƆ\@q%&.O+~ul{:k\6Onb辩tEge;(kIN+g{5kH,6V}^:vc/Os\۶=)%)YX~gPuk`og\pq\>oҩ)YI)vp?lYW Z5~m_O1%>)JҺLu}O$Z]!G{֯k6ޝz`_ؒ%}[~ko}% 3OMno$]4;[P|}˽ƪev;u`w8 L#֧XԀāOtUoQίd K8~kq%;)#,y___ٞRzbLI)RY_XsON$Cπ>mqSW]1Λ.|9rqoSВ@rDIa}T}GbK;GnYZ~ާtѴ#Ԕ.CӲ^ѴN3OLnGf줼[OSȝO+5@?ʏϪ_[du1|]w՜)}w'tcu71c(U7 ?f7"G~IOXՁճ_Gc/qksoPf]݉)$Tait{W]{>FGIf|l*V rDx\^ZͲΝc8Ɲ tA%=KӾacCn~o?[q:Uukjx'~IOB:G^Eg#.Hp/}ߢN^E 1džSm%^gLzédRSy%_[qX(ewOIONa:5ͤwwՋzGYfNef{t25%=JTfM7 cCs #2OSi,VmXu==D .YeT3YWPG$cXp;3zJm$kSoѝp=D4em oܒ.sfecn;~X~_o`"O=%=*Kw*6Vw~o{oDfeMϢ~ NSܤ±1vP _׫olkޒDLmYǫo76mp?]mt{g>?,_1mcnnZї΍Unh:'w7kS$9_Zl ht?GZgUf$f;҈I%;f}{Dx]} fJKΟ> ]՛AafNo1)֔qYs՘tkv0h$}d!u1얖IOT?Y=_FX\C4_]cE N?;S Jkm8:Ӱ 1p~I_?i)iJVoeQ$:T׍e}?cMl~IOk)JuWXεCj4Vfuj=N݇椧zRuWXopۗc,ɯa4? 4xsSnRO]0HrzٙUY+p%g JW2mn-n;KZT:SmKi {IOC)J羵fuoLtJlf,ۗ]}GM=)e)TzxYX c)w븂0 )9JP0mV촴pG\}*My 'n뤧a}U[>k@hicݷ}֞ !V]IlS%=Q0?X͙+ꘕӍsƎ=Kbřm## >}&}JRtq.o9CwlΏ]%&y}pkc~O/UuVsn@FRX~tWM?Oj?gi;~k}I%=l+OR]?t_ڹZk[gK~=V7<4?\6')9JVw@e_z_XyQӽj?_sa%=+ֺS0Ɓ.tGOmgc}~zRtϬYn˪0 ض[_sZK1߸r>?Z-魍yK.}ْN4]IMJW >}h*ڱ{_K\CCkTF]3F~ؒR}kg]]}'d1%:{lgtOYr+7q')%)T:VV`d4{X8\[kikRSrv=vd3ӵ/7ojr,}9)%)X_UzRtOkhrsp[.wq%=BRϫZ:Pe)JW-'Wy> i x?3V>u,E%cSK7RޝG,gysJtH))A}m&pl X7;^Υ/Ϡ]?,__Z:NuX@ԓ)ҕUպﯨajksޯ}i'c-#jJv)\'6Z[ҝnww;sZHh?5%'JWX&Iw/~GRfN]'LyJRu﮽[fٍ_uL =7nn֫U~}f;nΦv~1%=:Ko Uva('#w5aϯ[/&-1p`?SݧU:UxSY\^G.coJ}%K 4`Y\YԺne,enbJ{1KNg_}~3t{Q~dMخT).#}}y⿧Y[@ssWWճ,ij&ceIMn[Wwz{ n{CO-IMY65sAՎk1_RSg]vd$7_O׎^5:ګK>%׺/5R؆3\yL:JoRSI Zo8vQqceU\8:]ӷ$w^e%KzM:o_1Z7kLsWB_Yq]0 ?;˿J}'\Yc5v`[C\ \Z6_koYwD9l63{ߡD1iC"X5G9;-wɾTz][ -ލ:& 5Sk+mck]Ȇ{VEOT,_Xjָ}߻쫥\g&(pynR@},r {jsd!av[՟?X:s0y6ߟ^ĔKwYXNn[ }.>wެFHbIsX؝g't?i7 ޚ^ǶʁqM?v{)O?}aِ Kaߝܩ}o>]Zn6 )yIO^cSw\1aA;`??zϑz&*`lK褧NmAipE\Qzqzm, hqin~ͻIOD+am[@R?X1EkoIOl??Y:Bv-6>Z Z:[n}-s\w\_֋B9ueݸ7kjo{W ֵ^H IOWvO,>ibIq_U: /;$wu- ߱2p /G~c6$/4`'t.4l7֟־>c$dz۝4])R^?2zݷ2nG]Oj2-]~jJzD$́?Ku^heb!Hoܒ%c`2M\GjS־:˛WSK>fVSk.6Au|ØZޑ!_IO$.:6 ȪLNQ+C7V;S)7E{"\ܪj:Hߵp;cXv[KԺ O2nݮϵcwf7zwm6KN⸲uf?wo[VmwGwޒ%3cu̺cIzOǷ)9Nݧ:R^:F~2:EgaŮ[: .cbIפQ>\.1zMc" ]g1k}^Ca}ߣ礧IsYZ+ @*=+g`uL\SؤnOH9Y+ <\vrt5]7&$|T˙^<Æna`H~7"J{dGտXN3\ֵHpgcw byhwi)\3,]l7KW,o+,84JJu^͗Hv2i!Q%$Ip iWOкwfc #6jJt\]]?;[#}W>}bc6ƽwNߦ%N'1{Hhh剏5M6%J{Dn_Odz*iq&7P1GIOtz]['ӴH s[gtK[kY?{S׬ /MjՏYcZD>zX1~³w{e48$ճ+hc;ZKw]7\=kb?7 k,~tR#wiJ>˸ٸbldÆ)^Y7ru%Z]gq3EnC:%}e2ێ n2z^n+1ů)qX~n+6eG+_qiwJJ}jR\뮡7"Ǘ[} N%>).CN졵-nݸ,_]E5=C?IOJKϾ  D-/Yռ25ۉ?I%=|+1E6CIWg)F8kt{IOA)Jc8s.=eWWwumΠP֒ZZ RSJRۭ2IJ\V~u?׻7q]%>).;^v \7ʽM"\2IOK',n&ւIg q崐*# )iJW%оu3kH?k;W\?IOR_Xv>56Ʒt9?٭_}\fSqkC^ѻ%=RŸ{H/tnwgkw]mI$pݤWk=lJqv cI)e)^yfoL.ŭΥ-w{V}~e_X {~%=̤ײַ]3~W[ ,=ke +9Jsyk`fNF%-'>.Q"1AO%>:g.1[H>ŗ>WL} [C CkIOw+:OVřg'{u׻h%%:)WYzn|.~wځ>~xļ>pݮlWcSN =\ml2}5Xx5[ %=HL`ſKz1z 'PHя[IOLҺ'X߅`v{wU.åt{ϙxe[& INK#}iZN% 4պF]`;A2eINK|}i %K~g筜ku86 s$.{~tR t- :-p}OծSe%Ӥax]\޷u~HQ7$A%zGX+;7bp9r, ӁSpem䕍g΋S;2Z  t)꽗V۫!pXV}~u0;i琒I~|ܷR[6ٖ2ߐ^,}&?}{dbEX4jJ{]fᏉ]alhl]ШYx$W -nw椧Iy-/-kq\oou׺,6;։'f%= K_91l-ޓ3ܬ\X8[%jm{lac]w#WQOIOnz6Vacxf뙏F%85\7zJ{˛ՙS2Ĺ@ L)hԔK՗So\װ?X,wƸ=Zu )\J? 49wWzgGskĺPi?S٤4( lҪ97WP1ZRSԤ +ƽw|VlwNȀ'SФ8h$z7iZ;?hʤo!%=RKOqe&:WgYþׁ.Ѵm)\oWomT T&mǧ։fIO|s`}9Gݍp>EQ%>~feTV,<񿇍c~5ۚ`oK_]֩7cZ`GR4N>vZ&$Ip3ickωH$4zr@NS뻺C Y @5$oےSԤ N{bֵuZki{vHhLoIp?t<gu ~.M;7Ӄ.+/i`rh7qX "4I3w)R\PTtbdnUqƷMʴQMW>hM%=KTm9LhԒ?ՒGb?$\vx&\MJ8]̬]edHskj>V32l#d9ᖸ6͑^9B" *p{B* RI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)TI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$R'I%,NJXj5N:JRI$I:I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$NJRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$NI)I$JRI$I:I)dI:I)d$I:I)I:I)I:I)d:I)hJ:I)hJ:I)hJ'I%- BtRД'I%- Vtgdmu>',Z/%W eG'F]&ɧ'tlf>.vLQ.zV%9_a.4]h-_nz?eg7)){Gѻ1 ejooTyINw;ntpb-5hm|V$O}$8Z?0[h{9/lasI)oYhOh14e;$?gJs8@1!8zOz%I$??'$4$Ǡ19K^RSG?wс, }#M㠷_(ٷ?2ٛNA<6|d,fE |.1i\tgÈA))wGYRsKaZG\tia-I)sf ] m*6Lş@?I)?B?hH>m6]=$Xdu[I)%ے_c+wI#+ IH#_QۓOW/k>w$_@"=$ЏGSҿ%W@Dq$Ut S'?8dbE?)&w'$ci#3 ?Ag#,F~ *jt$*'St-›^ٶۅ%2?S"}E!5: ҼG?/B6pwF}𰤦cktcԳruzK?(MЄCms*:F:_Ҿ<}7'SwEE⣡mȿ1SwN#锔_/ܤ?oB='oAw'N1wEK9GSUG?$_AGgǬ?_t1?jz7'$1Y9 ێL?B?g䔛ޅ98}sUs)?%7Co+j}sJA}bgnٶkR3ێIIC#IK#Γ  mI- JLƏB a5:O„C)II_aK>( KyS⛡YjzJgAkrq4gPg?RtG84>9H;ƒ?C$Kl>[L?/C-C?h_v5'St)9#)e-%6;܏.UaGSC/zJl|$3ܑkOi:'oOњA,So΁rGK#GN z_toRS{rGT)qYQtcn7]b11z MRܦePtwrS?Ju?)qS?ܦ~+ OH SR?_lV/3#%a'zH?A%;cB#S?@Oڙ3':Vu)Nt$m ?-߄XzsG}[;b߹-s+AHޙ돇Jv1zmb_s+{my)PtlIN}ںkXgOtO[HWʾK" iƃʾL&}[~?JnE%;qʿO?:['`ջoE73/-{ )?B}xgAW˝?w$M"={S>tg\eTI0_Oְ[sjbamg, 1쵗\9qr?P>7"鵤l;{~裌 ] \3]>4ȸ4ܛM%=8HOCGwuC&p9}iŸWGmSξDoG>ѕV\3doq&pS#UZ)3~txeU25bܻgE%=yUS3_F.S?/?]/f1]5%=?[^=Dtӧ:Kl~>dQ/r5%=qAWD?A&pX|Hf-RSַDe'AOwtcj<.<RO֩/i΁%=a?]/ѿe?/dY#&0"EsRSξ1g8L\.@|gԏ?Ϲ)_G?qvʧ&0֦?_ kRSήtU?/Hw41rl5'Jr5)/KT}'O\Yؽ1+e?jJ{o4ɦ?)ڜO%m^ƥ7l?jJ{o$dR;hXz_ɫc%?5/ef?ƤXN{t},+H:f?ƦZ{w_FCO48\8ιJ:?S.?hsTI2irVV~vY#ɁLj[%=4vM4ιm `Zq(q%%F?:PXK&;·"2-$Pĭg$CB {c2i7u~&rgo+[,`P?V43=8IOxλ6"<=wȤ5pO/e(GsO"|]5:\!R $c5Rzk}Q`e*_IGFܯ Sn I/h/=QPI/e[+S;ǙuZΧuCݡmi*Gb*J} GZ}~.iI:Ye-h^zij`"a%oR:{>KOb[__A5beF`RbAnhIOl^x$zl˝Dy֟ɿLn)FNO} 6[A-s49yۿĭngK(-:2'J}in;|#Mm}8xߗ/3OGlFi)wFvY՟D?W/4?_$UI?2Gګ%x k`怼kͿ)%mn[~lIOٓ,;N*Ue굪[Z?W/cIR^IO[ Z^]T̴ Λ/tgV J})G kع_ç·›KeIO37kl8!9:8\y'l9c&l0;KV]IOU~ 麦֥sr#5>8ZW5?[?wM#&{eS7EeienLy\{*xb0MlvJ_g~Nɨ?jIO~ ^iƛ\aFtWocyKCM?\Sd0s{!i غ+]1AyHښH.ʯIO??Ltw-' *yRS߇KvT٥(\:~C^Ėc/i| a&2{V8ĺE[)fCvؖyam72r9%>nm&+G.Ay3Y1so4q߹)_t}yzmheNi)􋱺u/ǒCIDǣRژ-5y3@[4Rc餧WM 9'AalOcs[uZ֑[~e]nFE͵v$վ:SyTD}jI%!ů0p֍W9o/4$x' [t|eVZ )$1VcZCv7ō,pBu4S>i)1GZ41Ѵ$ܿ76vF5VXys (sƆ_$]Ca љK. 2tNPx2A[)$W"UkCi~3_R LJm02hַu{eϸֺI):IaRڃ9M:W3m'nҴIN&/Ώkr(c-a]O'W9a$]'d5Έ^O|Zihel֎FI%8y_R6[cL~cΕ;\MyDINwS]Km-4(X?UzWOdcc2[ÀJjt~Q)k[mR56Y=ܗK帒JF[[M6hXI8jdIM.qzU^Mf J~tw31el$cpUF5G)Ω@vUSϷ'DkŃ">_EmQ^MnV *I)JPlV `vVINg~k/kˎ΅u ?sE$?}BݓOꪘQ7N8e2I;JI%5s(T;% gcwrK[ܺ4R*1ǭ68 Ճwm~3w8ɂFIti$;,.YS\dsW[~љCl|[ $T}.~% 0Dm~st^I̬YQ I)/1[-25>;ֺ<"I)O3?eoVL*]@ī$??G;#':ǝ2y?7Gz[ݤ~ڶRIN_Y, $I?Tt|+Yum}nq!BJjaS(~.Kw`4 w/2$%ԧIMl,*p)f63C*CZ;-Eqq!w]BI) %}s~CuۓVX 88O-)G~Ѳ^[n~KG|^qsAB%ߤa$u=p0gW2HGZLJۇH.;_X! w' ]%% )%Xt֏ ſCZN8˽]:I)Wz^ ~˵.GN+uәQu9ѿG-JS~2sllĽlA_] c5tZw1hBtL mOf=GZe:c$XN=⯡>Hq5t~ѱڛ0 d-WR[JZ$5ҳgt7 =\\?;=nP?U~5"KK\Zu} dT7͎#s~VJAWP[ik*:nNI$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$?m"y.8;8tG]pGC )NI)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$wS`))Hoph=Ʌ"JdHpd&bp%ļ<'$'%*?h齿xIIRL5&JdàpԜ$ILC0pԋԘ )I))tA )J)<$I!8ȝTR(DJd)L$9NIDJ[Jd=)ILQu >gn>JHiL]ILQαDILQ&S$e)ILQ.RR&IK=uILM)%2I4IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$STI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$'Q5_㡱#/Y7EjXS؟,e$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$}b t̩B/; /TS,ݬդӦNI$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$%.I$H #5s?M "aĵ%;i$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$&N>9k-oWAųs , }8oZod|}?Wc^HuگWOQkI}{Gb1-`bd}SWK2lʚ_wwZ_R~;Z3|k\]ߚ3S:O7fycLAGw[]7SJ~os ۃ6Q>PzFq<wjIlxFIn_}o][s~_Z=kc} oo߯>[qRdJn{,ׇeo܋۷ӤG\VNK%[\G'no+-8O6w q=? ocK.z^Ke.6zKw?ڗ12cMC62_l6l$mKbTsd27Ѿ/_WO[ϮU ^=y!Kto\ΥNcni壀OOBFVnq;^-3ph,`xkg?r3{:ײ4ܾIOw8TϦȩ}n런zmP*HG[?"d֟G̭ wFK _.nm=.SI oJຯZ1)~?ك3_]ekkl~ *#OHNVWԯMrx%z.wk?T.׶&Yֽg&oF}-5@Gs?Ĕ7^α."͌'w~Ӻ>~SzS2};Yu~&^VVÏm6.wvd45!%<K͙WW>^k7<zɹ7PcBW_1,ට&9zZ꿵k}7$Ѭǵ~(sdv Fue! ` ~]AÏ+k';.ϣ]Ԕ Hk`ֹb8te:~!xM5a *}fj׍CuMw{}?;%=7oʽgRL/+?UgeZѸtowm^eQ۾4?% o@dZyqk~}s[~b03>߫9L)p~]{,e9ayݴ{}UqŷT8ynvQǟsZG[W鶸CF;s:mG!s5%4_VzS\Ϳ.LkC-ZXZ־Z-Y(nnn^ee5 I/}FǨ:2%ak.IyO}G#Y>KʪWe k?Ldž5,ߩXnzՌLhWuNͤW]~NQj{mu9n}w:.U8cY2nuR_D+s>y_)"[>{wP/YV}Y.g7͟-# dmp8./R/3 c>CSh~^heuni쭮I%OSc+'ӹä} b,wDeǒGc}uTAaGp (d}v}$znݭw$a:;ѪKXO} k?XGoP=s.Mv~{?6YrX˧c?}*K~>usŹ%9S3}{t=$0#s~bN >X r8c:Uu=G Gxh/U8cX2$OYz[:D.szauTƃvK66-,´jn_ԞEIt ZJ}G= WX^;q_Ũ] y $I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)TI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$Q-䒙$'IK 'I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IK/;AK^tԱoQߑ= :>$ ?"Y?U?O~ETI$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$XSG;uiOzD$I$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$VWKW%HݙW˾$Ŀ. J,%>JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$J|sGOS._HGouSt\?DT$: RI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$&NJxﯿS~_Aw?w1soZH4Vtqv[TS}{'1d>u1O}bK[Dmq$FX䒵<^'Wz.s4{u q;h[XpAlS/YI%~As5hsS߫=O0㼇3kr}*,b`hw-ĒSS:eykl;oYW\=vIOato)!Vz]UbߞwXfvzRIOXYHch4V::[5 OHЯBI%cz% )~}M7.8羿NGߋײ ?ZsE}%9 n?HaYvr?5ߘ $;>o 89bLmvYOQ/v/-9Wv o] @IO7wG깹y!䖐f}ۖwP԰>ҚT\Z]7Hѡ(IO}`պv}c5}@åO!O?YshvIݴ G_^ BVo;d`قƹ>]'n,VT?XhTAgi*޺JSFX]9QaݹtIBI)tI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%?TI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$RI$I%)ytac>W7S< =hjV'K?VJRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$+A_R^s?}l2_ %D}_%> RI$I%)$IJI$RI2J]$BtI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$)tI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$S\ oPԮoȹO?P?}Nӣaij$a:I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)II$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$d)I$JRI$I$$I)I$JRd鈔u)$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I&)6{I$I%)$IJI$RI$I%)$IOTI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IKOd铤$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)ez:1)=ՖP8kjYWt_ZRI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$;oi)&铤$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$#l~̟/Lߍ#fĿ.#J} #I$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$1}Oףbij.Ct,qQBȒ'IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%,tRI$I%)$IJI$RI$I%)$IOTI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$_1~EK?SA=;$W?YRբt=;?R}%)$IJI$RI$I%)$Au<$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I&NI$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JqهqX3]O3%ˏf9.}-$RI$I%)$IJI$RI$'IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$n;I$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%>s:0wJ1?Y:0wJ쾪8,)NI)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$TI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI2I)tI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%,t⃧ߑzZ/ٯ"e {?E-W.ݸgKUI%)$IJI$RI$Н$'I$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%8]?L~Eh4fRw1'%Ǩ#: RI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JcLN$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$S~ɍwԮȸcGvV _~D$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I:;NI)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JTI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IL\ sA%$RI$JtI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$R̿NȽ5ywvI"_FбRqT?gKUI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$tН%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$S?✹_.?V?]O 3(_L\ԣO: RI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$J|u:1}ZABȸ+#ԤI$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%?TI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$R$-h)$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)e_v(71tʰ?˷`daR@I$I%)$IJI$RI$D|SI$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$N$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$%>c:<_t!?D~+Lm|6LIMI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$R x$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JTI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$R Ip=I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I):I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$NJRI$:I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JYy77%yG?b/!a1_q?g[JI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$ɁILI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$Ss+2n'?*zt D+ 'MRI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$%>_:] OǍG㩠I%7I$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$STI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI2J]$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RL%)$$FnQ~^W# O?H)<])g[qDRDdI%)$IJI$RI$I%)$$I$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$R'L3AIJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI%S$'IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$S'?*Cy?l#?c6?ȏ@I$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$:dwo@ǟLVo:?O3$I$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$IR&S$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$IR&NI$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$TI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$Ґ3IKI)I$JRI$I$$I)I$JRI$:I)d$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$LftRI%,$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RIGT$RI$I%)$J>S$w{I&%.dR&I%.dR&I%.dR&I%.dR&KTIIJ%))t%))K?(bיּ4_]ͭhI:mIO]??""mI2I)t%))tIJRR&R(dI4%%.iJRR&)tJRI4))tJRI4I2RI4))t%))t%))tJRI$RI$I%)$IJI$RBtRI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$S #?d=2 "bz +N]DGRI5*I$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$$I2RI4))tJRI4))t%))tJI)t$I2I)tJRI4))tJI)tJRL))>^ФyWĎv gJJo$RI)IKRI)IKRd10RS$%))tJRI2I)tI%)$ҒJ]$RLJ]$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJLS';ILI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJL$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%?TI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI2J]$IK% IJI$RI$I%)$IJI$R'I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI1IK8R )tI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$L![YCQS$I%)$IJI$Rɟ;Ls J.JxVzm~8s6XԞGoPMqrRS2:V4KoԎ+޻KS>t 6_KoԮtKS~ݷ}]EQcA mw?K.$3OMa8ҩԎA~*S;?Mt ~?E M#gMt$Ph7&ߨ1:RIO?1tD(Ma.|nMtI$85Ӣ&y%'IO71p;Y)FItJyG)^8'Io$|H&}\}$N]ot $}M>?$2`ʃzIO=2b̼bgR?޺)S>іA?2ot)$t-&?S+.]I){4o/Og&#/.O3BJy}May32t$1 J![9yGtjl;~I)Կn߷f۪#8fI%<ݿR+ye4iߨҮ$V}Hc7- SW'}03bBJy4G]zЧIO92 .oW0Rw;̿w0] I)]>Lܱ\MITwm@JyP#ٓ<I ?+I%<k?oKhWBJyS{~\]E3xb?"$SK9cY}At)$?Urt$Ys5$leΝK*?A'}XcޚVdegE BJy}g~ψuH|Qg֐Lb-AtД$g֞>͉SfOև u!(IO쯬ZmbȮ$ٕc㹾&?-qEt $}y۷cP {HN߬BT~C BJp~~D'T>?Q?RIOq׾j ?w?]O55Qf%'cC nӤxg`.#Ti꽊N:d!qAo~.߇K@Lx<m)nw]-ؔ:Xm)?;:ivŶJq_61+. KXFINzZ$NaMzMG?R{PSCRdNi Z?gN KI%8uIkuo&SgV'fպtכI%<ힰ ~11Hu?[$on]N渏KI%<g{ko۽Xs_dG )bfnW?Jt`IπTnHٖUW@Jy˿ʿ{P[uv:5!Aj._(wRJzI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IOTI%)$IJI$RI$I%)$IJI$R'I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$NI$$I)I$%0ȐLL(7~nm%)E4J$ ;^}NUYY%`rI$RI$I%)BϢ~I3ƇE_SBON]JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$X\YֺƐwn.GioBxFE>F>6> bާ֑_-p>/\2Z+veH ~m\?ڲ~u>@u9l5?}v];.zv0L<}I.}b#@o>[KSVi'-?k.gOέŸ۷VGx6zXXfޓӬ>qZO U} i%0>u0)`c,QUnTcqxw#F&mTlFhծgsw G )7͙CéՓcoZW`d ,K_vc}7ݻ?9qWevS3=jk-0:F5E=IO_VuJWZm.}73bgez5hc>8b87}\͆윃m=W]C?-Ҟau)a / 7}}'3+d4Nz~>5ouutCbjduN{0FOQ~batA9s??yX}Q8Nѭ#!'Px?cdRλj2t}}U8c}'^lxܱ?Ʀ~&OL6l.sv_\‘{MIOeGkQSlcV1'^J? .= tދp$p^!ߤVՏ_}b]]Sp._&~fY*bc ~fKAm#gԺ׼z=g/ X= c[V&Ccǩ}bcŗ17{CO>XmxrЮꕍo>{ۡ]p:B dI$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$&NJy___]Gu}pҿDB$ RI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$_C/a$|$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI&IO+3H %''3*'?㜉 n^$A*I$RI$I%)$IJLS@'⤙D4I׷`:JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)e}F|oˡ\6mM)I$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$)/F9YplU~:e>yՃ5ދ`ZdNmu4ck;%=[gYa&V5QǍKruqfjiqغk}TKl5~$)O7^1ې78$[{ 3. l +-n]+3*wﮇ55WKml2=E>߈&cht8\i˸~; ?(gh%;}ųE>tkv[7K}?EҺ妌+v?d1]}mgt ʭ [u8I{f}|.uxcq,:Ƨ a$+ubyK?+]b^ǭYsD8?yS`u.mǰ9מ-h>_UsG 8kŸdn['nV==śp?^/P uh\gl>Ӻc0*P,{=ϵm\?jenIK ENQm'%-?Q~t\VgYϳaY#'P˻+ YP{[}OwbqvA~ u68?oG)ۣ[ۋZ᠂'$nҭ2Z,峯,ljss?!lW ޡS.^;Dc1%=kON[Z"mNc-#+r7c[͔cdc:t^ߢgH:: RI$I$$I)I$JRI$I$$I)e_r.c \7wHlQI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%?TI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$Q/^S$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJQsD ;q;$A:I$$I)I$JRJ#`I$I$$I)I$JRd$?Nf??=?r\O9t )I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$s{7C4בC7MS$*+uksF$?L~,ޛL8`U̪ cC|R='e,cYpS._ 7j`{vZ -xY?3_\YcKmo|w7)gput\Kr,ȁ$.nlY9ˢչeյkq?WwlcY7Z#s[-*U}ak2-ȯ `vWe6S:g[mmɮ #k /Gѱi ,ݫX aTp!ܷgܒkwZOMaƝӯeo֬obc5a.tog7#i)LC6Q-0y4m7&vnz;:H][<8;?ktt晴c0 ='nk^>uyXʩ?轥<_VӉҳhOt'As?7oIO=Lnj~pYӲ+M`~`mǩ^OLrٷ{Z]Eg)Ӥ0>ǰ-awՌk:sn'Su?X}/;\OH-SX(~kc(u8zJigJß]ŅaMޢ_n6ƒw$V.s(ØHeloD]f&V5J͆])oOǵٍ"ƈkv_<wYyHi+[~'Jt÷D8}QP$ .nk 0AwqF%V>ƂL˵ՙоۋ}T9Z?W~ca9Xe)Ict8zxwҾu^M8~kM%;,e=Qkďkֹ]t5l9%7L%)$IJI$RI$I%)$IJI$R'I%<Jr[?˿Pd.I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$3I$Ө1I$$I)I"U{󿪒I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$:I)ƁoU/?#r4 t;5{?*'w9i$ RI& )ts9s$6bONH j<S4I%)$IJI2@J]$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RL S$'IJI$RsQL.sP`'չ%=I$I$$I)I$JRJS긽&f*g1eJlbfۿݿ܊qw͹ /IMNձzU^e$?2VC}Gh qFq%S|Nֿ.X{[=5'2J2.qJpt\ӆ. c֟zmu.0h2>Ogc j'W;Z]r`JJx,uat5=>F:IOȃK?]v7W˾j-kZޣrNh ,vIO[.]-,wOi㫶~,<}6c]~ѷ)_`U_mXvĄO!?;8kD@,|o[[E1iq2cji{kZ$ /k]K cd1?} Zь|N>ywϤ15+5}V֟GX5W杭>:nm?y H.s1XƗ;1M` ; wEu0ZA;=ثBWo59AeU>VمyuG{NQ:֛r;cH.WgP}m7d]%<'R\h(̱@^g]kZ78 akukG!e ktr6g A ϫݖ[]8}2uZV0kw_V:wZ [m3)v b }~ t~ كYZLv}߸>Oݛ$NGX~,hVt;i)oQƢcc[mAFYk*i{kZ$%3Iֽhk $"~Xfuޟg}u\)G^ {ȭͬnq?1>EoRS}$IJI$RI$I%,L]k\Gʿ I$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%?TI%)$IJI$RI$I%)$IJI$R'Pv6:S$I%.I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$IR!]˜IKI)I$Jaa iʐNJRI$I$$I)eDȩ vlO:6?U~'I%)$IJI$RI$I%)$IJI$Sk:oR4ek&g¯[bvc߹\OC::Kwow{! g+tut9\<:]}ܛoG[I[vS,\Q&6[*ȱ -youG6̬^[6l^ n~CUO ܗ.[L~zos1Gխu֏ϭ+ {3Ewbi5 ]ojgY4uZ>utk^l=C7Kʫ/_3]L??Z]?AY(C}7v7g$VySZߢöV2~y? qV9?g4+Ϲlg³e`zimC=J_[,,l3q5Dq1vy_[JCs,~MJ.]?$活 ~?BI.W}c_πg]ZU\l(c_]ueg BO03'-zo ~Wmfev1_SS]w2T,ohYt̷Xz{Qy][iclmBkᎧ{~D~wEnSlKc{SSlcmn3: ] -}eLc~ ]Z>Μ 3+mwuG%=COQ}v;YڒW̳֬tܽ30o[+c21]wF}>wAsg+o[T͎ýG]Xa]J3IO^>3;c~<kcBoZuo !?CtoJͥλ~47ѩV]u:}Hsd}1SMOLì[s^=}laݙ2➞Eα=O*oGǫ`9>V}`#/2Ӻ4e09q5wؒ?X9 f!k\Twzާn{z7d?|{=k_}9Weccuվz_K]Iu?5RSL_zᾧu_m[@=kX:/MϩmNappisX={*ߍA V˝$VNӳ[dX&ZZӟRLZ}euV]=fj}d{ח[C][Ӿ}}`ȳ_P?CVnOWŕeb~)7DW+spmAoD_&Lܸi?bJ}$: RI$I$$I)I$JRI$I$$d[?.?QrZ=S緮%KI)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)IR$I$$iIJJIKzݲ}1䤚5I%)::J]$IJI$RI$I%)$IJI$RI$ tI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)2t)Ƙ*GF>v_A*ا|蝂I$I%)$IJI$RI$ IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$ĵMoso6zOdZ,n\OutELuuu_m]̪߭U~7cwZEyFζUskc~ΣE88,zخ>Uv} !ΥV..~=AsFF{Mt\3@mo|C}dYԾqchs?~f=P6zUl2.>u 龜SCet<{_gQ6d>7PeMX8aUUh;Y5Qjb^m쥙aihs3RzVvNϳݏS'scpI%ɷ&ޯo_Ә(.kXu&1ucxk秏K83﹦Nc}MANwWvc,0فfӻڹvmx]K;6veutY]0NKik88}&~en\kS]kFޙbAO]JOrdbgKqiox??=%dgWֆMۛY?o7ck}W)~{ֳ2]X^P\}-?GFV'W길kh}nc/;ѭk'6Kn>=]ޒtQ澑Xc*Kطz2NY[C!}]}?mc[Z#C YNꡌk9oЯI^[3'}g Mxj nG杛)ݒq2(I?ANso3u+jpfpCgSN=,c@{ێ=?z_9.]=\!YV\Ө·԰0[K"O/v+vV^YYV~oI,WXvVZ[:h;S.u;>os]@[{?RCk/\v-G==ޡ̖ۚ76' +c]ypuYѳ0]Ŧ^^I>__[5]$HKi/.Ƿ?"|2C׊kOɮuuz]sXkc-q5k3 vf;pu}lAM^樼P'go=?2LL`]έ*X}Dַ']/ޣ10W0IZ(p>_֋FWkYE'=%<Ι1QT,#OU26FQìFUM ]wGb}72VѰ{*etϫt5ז'VoY[/M1PzfE꽭k*BϬ]3ݡٿ ~ eLxJ lc}=w܊'IJI$RI$I%1#u?j˥\Wi_?=$uzdI$$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)2tR:I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$TI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI2J]$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$IJI$RI2J]$IJI$RI$I%)$IJI$RI$,??%8QGwGFIJI$RI$I%)$IJI$RI$I%,D iISI987TL{VIN} ΢V@؅ms_΋h =_w$]#m6 ݵ5涭9{kb>[Һ~-캼v>Xe܍,\3.@,9{ s=OU8L6dmpn>͛W[bN;K6,ޟN }uhmYkuE~qu^-f9%:rEV T\$)-\NSo[-pkHp\?=3v@kj/ݹ]Ԝ :M45ve?bu2]CݢXB~GCp3-;CkV9}ZgnǸ~~>G=E.}xg#7L[CAs6Yg[W+ENxG{Xnᷢa^VH cT#?;fgcnzM}R]hz=WEnnԨ._6*i.kyG,_oXT&s=?Z1gg}5bSv^})9V]>nߦJ,42o+:V#̽t93gb͖-;bW&w4[EoJ~Shn5 `kdmAV:mŒ]ikg}b/t]]H8?zUb^ONRqe.w6w T{wskǪi- ewb7z[3ok#&<* 5~~, ? lNO6wلJ{ns*٣E W]4I6e?mFvֿ1.>)~=Td3 pmRK.{[-sNyħO"ӟsϴk5og{^S>q%?FZm1_I)wnصPOCǩ4Z $:I$$I)I$JRI&I$I$$I)I$%<֝zH..c?5˧ ]$I*I$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)4'I%)$IJLHQs!%.4'IJI$RI$I%)$IJI$RI$ILفI$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I?ioCx=h@b:/ukGGOFп"OI$I%)$IJI$S =̩$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JY:I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JYsP^sPzsޒ$IJI$RI$Н$EŎOw*tOݷwIv)$?⧢F|}G)W%$xYu$ⷡܟ.$gWgwMABܺ%<5 rl: 3;*쬶~22AmucYկ[Mnw}BTáq?&?áDzo*}WC,&:adGDG]=FWUtg$$D?2q?t'~e\OP}/^QebK=ƿ:{b}^ë7e{=w8~?+'ۯ#a?vuo\tuk:rm\g/9 \8dC8M}nOh)ƻ b]rCXt^n`t<|m]\vnn l>հo.ym՛ cC,z7MfCC.rKi`k_<-ȥ:}uX_?HS[?;#)"@vDzO@êfC64: [}x}:̫Em'!y-{ޅv6TԔş⫣"d4&?gX̘roXMx6 ù ŪΟg^/f2ʋmy{EoUT=(7~FϪe0].#~A+b y9[캱?Ev_^ӻ +nneNɳGzU ]v܍Q%6be|mv/1fD?%ӾθɤNcUء-E6z]]^K7k$o韝fC3 #Wٗ[l+'f=CeKH6R}kCs[37gKm?eH{kkWg4Y|E&Ʒ v@ǩ B x+:X3_?3_Mh܂t+I%,mR@Ke>c0Q`{Yϧ-vp$r:OLn>SCl,tH0=B% )zOՋmoUfr .ouJ:~.Ⱦ{jgJSkgt]rm_/PKNB\(IKs]c;gtʛ{`3mV~tД$_W5ں3[c{[{}kȳ#1ݼy={?b%ڞubΥMg{&KwٿGBNOKfMye\n;jP|ޘ7N.e_͡1k;Xzr':סBh+Sóusi>Iwz7c鵖Y,W;s BV:0ێޖUo~VzP I$I%)$IJI$RI$IJI$RI$I%)1N#6.gzL=.$ RI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI&I:JRI$I$$3]))I&))RUNEM.hhp$CӯI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$$':?2 1DjGOFG5J#1HI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI2J]$RI$LJJ]$ҝ%)$IJI$R˟ޏH1y]\-ǣ]ܾ>ߵ%=I$I$$I)I$JRI$I$$I)It)tn30[_'P]c6.^0JcS\I D9<6Oiyu$?AYr[ 5-ݷGկCump@Bf]Nn镖Fi^v]I:sMs~ݡF45L 9YdtBgG?JVhEozz eSKv6DiIOίȯ}&^Z?~/\jxYI};uܻoI iR٣pD~r6V:T17-4mv8t[Sxkx̩k@.2`D) uSdRUgZi/ o[?a|we^@k*cXSCư?AXGj|&7tZ_2&MWd{uGGX8.v8z4Y @F=lC?)Uʉ,k[ɀO}`]wZ]m}Ak]7ţ?U2slq-k}. /6M9+ZƼ 8~rJ| Xv6 :U?Ikof_:\3a*d:KlWB*ms&Lxj|qC-ƥb12~=7\}3;m9VpuWn闣zMݼ?JO[c}B#t $aV譖{Z>p$I$RI$I%)$IJI$J]$IJI$SHZO|勠+_$=I$TI$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$IIK\8IKI)I$JRI$ba RR\v׉IK$I$$I)I$JRI$I$$I)I&a:JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$TI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$mvhKA&g~OWzJY:I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$NI)I$JRd$:I$$I)d$I$$I)d,i7INKb}`}HŏRJwRX?f!O_y%}a}|X&~G؟JwX/؟B1?̳K$}%zY'HU?&'D , XG?imINKC@qY${#bJz>G8q;_c?Jw\Xä=N921#S97~ɶ;95E,{>fJz$b%Na-Ѹ?)Isw=p[#So-wk[_K)a ;q'wSݤ볯|6!z:OK~ ,]g^KW} Iؒ% ESOXgy%ϋXYG9g?)ƔcOܘ}cQ).xe}c#\|`9%= K/ >|a\wE'eaL|r Jz<3>8_?>lxRS$Jw1Q;絧RSѤH2dz}4GmjJz˞wQî*N~)} :|N:=0h"3? `.à;Jz>:y8T=gDu/R'5?IOFsߴ7 N=Nޥˈ84))p1_X? ?IOC)J׉?uTJwX]yP$z\/K ~7V][ ''Sls3oW˫I$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$ 4> I$,ihH$JRI$I$&$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$dZo ( [,R?'@i$ RI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I&NI$$I)I$JRb%:I)`$RI$ -2`G3šbt<$:JRI$I$#cT >u:uxYxBE.s~챍jJ{TX?g,$}%=}sǭyN'O줧~S Ih"G!sC6Y1sayoIOQ)λ3k$;/^qo w$Is9nፖ|?ItrSФց6_?](/SФѲKzc >WG$%ϏX_I@w+))XCɖzz?˒SЦ\2r%\-xdn&5<~i"?~3\jȀ; ;a"✢m05S$Wx&`D4>Ԕ擄K ]TU2>`Kmw4H͓w5%=<hm Wj lsnw))Ia ?q,${}&ntn0`$ouқ?݂_{{zOXGhv7g#@?CgI)Ibf??N>GlI)LDAϧ@3l?Y١I)NGn:j$w.IvtO1%;,}vMoint?m%;p"Fcc~tfCIO@^:?x˿ ۤ8m1݆INb׎ :~ݵ`%;A:?^z0%qK{_%;,6}u,2@)F~9%;sQ/϶;E rKoK D۱%=I$I$$I)I$JRba:I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$Jamb90`cC852:JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JZ;I$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IOTI%)$IJI$RI$I%)$IJI$R'I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%,R IJI$RI$6 $&GRRDI%)$IJI$RI$L )u)$ I%)$IK'I$I%,tRI$I%)4'I%)2tRBtRД'I%- BtRД'I%- BtSwS=Fd/Bw ϿhΨ;E> 'LDBP1)IBt)P'I%- Bt)IBRBP$% IKBP$% IKBDJtRД'I%- BtRД'I%- BtRД'I%- BtRА IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$dk&<=AX;zjH $ RI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)hJI:I)hJJ84tJ:I)hJJJ tRڥtRNJZ P$I%1Kʞ= ?o]zV_E.Dn~dZÿ(]v{;Wr;l)BtKKjI)% I$;RڤJc-I$j[ILvILv7}loIL=6#[Oa?4SS?t}yhIHDm z,"$,gTR/A)JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$TI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$LI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RM RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI1IK'IJI$RI$v\\KN2JPNI)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$/>0on~|XaSwR=Vz]DI$2tSWܛ`ȭk_ RI$I%,[(XmèR9N;RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$Ғ"6ƾ2$4X*qiw@-o"JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$&NN`rmj?j>.R6łu6[ g"v$ RI$I$$I)I$JRI$h%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$N$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$YZ'.x,rYYgK yAG݇һ?ܤTI%)$IJI$RI$I%)$IJI$R\RLNI$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)TI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$ҝ%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RϒtIJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$$vc\Dnl˿K<$OQ}fz#i$ RI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$dI$I)I$JRI&))mԒRI$I%)2tRI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$R'I%<ttoXOWpOTm{miן+_@N$H%I$JRI$I$$I)I&NI$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JYei9qϢ~#,DF;_K"X[]ȈgR=-vzP;I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$TI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI4M)쒗I2tI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$RI$I%)$IK'P` kʚJRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JCAE3`?..='Qߑp\|8KCI$JI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJL$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJL2JxOOXO?ůwSW|tD-oo c|S=:2tA*I$RI$I%)$dFSI$I%)$IJI$RI$I%,D (!IIKsC8HO $'BQi='JdI$$]J]$IJLӡ:$"a%.`gUXCOt$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJIEOJRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)K닋z6Y\V/(gRb?Emz.$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$LI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%?TI%)$IJI$RI$I%)$IJI$R"eM$NRIKI)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$e +i{kFIIYܪ ~r<$Q%߬1dxKrtW%:i,>W?&ڒw&ڝ;JtT]OUxC}2vINK?O54*b~xINK8`MQv(sOINK3rtjmM9QTԔ$MN~tji=$$M?ԇ_YO%:),p&ڗj<$A%COr*8$Jzȫg =IRqpIMĕO|zW ):) _?oJlxR=Ksu$)*80nu{xHu,S՟%6UݏǪgu f}+X>.$IV9Ck?$?-f )sm`n 9IMs?³Y? )?3q33(i ˽y\?p8FDu} %kO}zނY7}zi(zz^?x})iMxvJHz} )H~?x}ͭi(Z9#Hˀi!8>%Q#M3~))J?x}zzJfzJd;}GIJI$RS2IJI$RI$I%)$IJI10J]$IJI$RI$I%0 f՛f5Ɯ?EUUf[6B8))=UCuS0=ԒN:I)øj9v◈itŠ'R$)n8MU$%.I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$%.I$$)IK$IIJY[='(DܭyX[57R*wvq0 1vktYWdTdR&NI$$iIKI)I$%.d)I$JRI$I$$I)I$JRI:JRI$IPI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI2I)tLM)IK'I$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$TI%)$IJI$RI$I%)$IJI$R+=Zx!M0swI I$$`I$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$c΅ya#c.Wf: ܴ~)8VŧF}3/!6Xst ⓠDl>qq% S?dLHn@?IO?Knȏ =Ңv@9EwS;fFFDxK?q'h}#V$O4mp3?FD[^Jx'4~-Ȧ?m$m]% )Bc'zq.(IO?Nwޛ 3t|B%<8q}xQo/AI%>|7&$ t|>o_&w/BJSM˼}9f_?%i$2=5>q-i X̋)g>׮iߑq}wOȁFQ(۾s P}z"H%hG?oOG N%>{w;R>4}<$qn$]7}T%>u-cw=`u:/ESR]2:diz?P:ou GVτ0$Gp R4@}2^J|B<$C|&IOEt|iFBJ/DN;wyvpoiu E詒S7ҩȁJ? )*ȏwwLWNYz*I)+3[;uKe$=CXF-eSYuR?[?dkg?,(IOiz,~U*IOqNU0t:E$?룎Q&OB Mz<$6wD~1on:d7hg~BP3oCD?미LnjWBP5?ˬu%I$͇7u;ʳJ)gՄm\xI%>pŗW&j<=TYum'٧ $`ޭ}U76bgUzBI)-nY76j?WS[u?j\ũzm.}-Sa^|*KQ/3+zWR9nsv2?.Oc1 )tI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$R'Lqɕy?"_/OX㌑m?sz#ҤH%I$JRI$I$$I)\RI2J]$)m$ܐQZ BJ]$IJI$RI$I%)$IJI$RI2J]$IK'I2J]%5'E)IK:JRI$&ĕ$I%4:Yb?7"}6r&5ǏWƭ ȍ^eh}UX8]4T3qt|F_ Wi# BN:FQWȤg鄝oo)8P⻏%8Q3zgIO$4{KL<ѐ5Eط4ms4c))`L?LLҫ+ šc*?d$;)G釚2ɟU9}.`Qk?f>9ǚhIOK,<]/7Qvlxe5<ԏL<_%._Jɱnmn *x﨟.LP&`INW:]hmp>l)>r:~l ?/:IN`]94|?敢>Pgt= *INxڏ%K1%[/C'?Cu})?g@җ9}䏸_s:at/_IMa2#*CdK~0ï&?P: uɤ_߸oԴ|AEq:{>D^r-M?OL΀#>E.Hߓ?jJS/Aq߸Rw }||H_7TGT#7cvn2ͯi5]U&1Z~.yщ)9?WYcjşIK#=\L?AoGϟgSo.$@,IS?dgf΂ VI)N= ;'i ,H?oq:1&ބD}y%A~%([4k0Gف7gJHA[gq0: MCqV1V%&_ lI_l? ȠkyLŧ@&~>_z)Ϟ1;AS>qTROdNJmϞ?]z_롞2?lTG))>zO?.Pw<hI$]!uEu8ӓ[|?%:CEu}^ro5WM_.=)?](Q= ߵ'gWwI1]|])?^:#L#ӣA?kVcgAn⯠>Y%:gEhկ?] *k?gAg?wA}kʾNubgÚd.^aн7m8?ٕ Si$JRI$I$&$$I)d$I$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$TI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RJt74O%$Is.4QRI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IK.Sg[WVW#4 Bs?*AN%m,_:.K?"IJI$RI$I%)$IJI$RI$tIJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$:T:M.\_tNX>'O\*I$9 I)d$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$:I)c=JRiNRBxNJb!&H9OIIRQk I)`:$))`gEkZ-hpȤţO}/r#ij,_ވF:6K?"]: $IRI$I$$I)I$JRI$I$$$.$"I꒗I:I)I$JRI$I$$I)dI$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$O\Fx[k볜ދYϦR.o*N]z?\~.$$IJI$RI$I%)1 IJL$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)2tRI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IH"ko TE q )I%)$IJI$RI$I%)$$I$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$TI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RBtR'I$I%)$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRIIKI)I$JYrGAyuztʐS@GFgJYTt|?ZRI$I%)DaIE IK,ppI$&$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$LRSK@4RK?ӟ]O;'l.\m>7臽L$MLN$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$(b{$RBtIJYNKC?6Թc{=ݷYEv%tI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$ RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)2t%>{9H?Nm:EB\s34>`{WKBK$I*I$RI$I%)$IJI2RS4'IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$D'I%,4IJI$RBtSOE0·O XhѴ.ꠎ?+D:$ RI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$/CE"iC锔\Z?~YV.KVߢ?z%)$IJI$RI$Ғ`t$IJI2tI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%"i?p{\\Ww&.OIOI)I$JRI$d6zݺ6i{RTI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$STI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$ҝ2J]$RI$tIJI0)S 3*I$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I&)SZCL0U~M׷%GJRI$I$5[Пe%G4c@4B SHÏԵk,:N'E-Z%I$JRI$D$JP)$JRItI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$$[~ xTEr_|GJW:nK_\o@gXSZ=I$I$$dI&.I$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI&&9IJNl!{#w#rRR$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)eMʞ= ?\oS/,YR :RdkkΜmv?3AI%)$IJI$RI '*Jͷ$tI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJLSIOc;N"龡oCas~Ǎ;u?Q4I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I$I$I%)$IJI$RI$I%)2t%)څ ߼&}!x[ su))?Z؎?+j?\\~^tYЯ]I$IJI$RI$I%)$IJI$R'I%,'I$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJ\ .st c>⒚ɠ}_Ǝ b/-?=|u )I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRbcTR)'IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IM|w\??o'25Mi)RI$I%)$IJI$RI$LI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$STI%)$IJI$RI$I%)$IJI$R'LI$RI$I%)$IJC"@29DR'IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI2JR|}FUz45Wt_U#b $I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)IINO֣',es⍱I2E+ RoD&RI$3䤚RJRI$I$$XN0%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$cf ?V#f?A/u=Iҿ WL1IJLWhq.ݻz*JRI$d$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$:duRt\O?tbN?~lIDODm$A*I$RI$=tRI%('I$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$R+ ycev s_CcIO7KHdq 5?qg_WPKzUmh[Dta_C=:I$I%)$IJI$RI$I%)$IJI4IJI$RI$ )tI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$}~yS}\򿨐B/kX|t?غdI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$'IJI$RI$_ѭw\WltQߑqxm5$I$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%?TI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RJtJJT*3gD`qG )I$I)I$JRI$#ܩNI$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$,.hQ$.oP'GG.p?㉤H.r#tzta_CK51]A*I$RI$I%)$IJI$%.I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRd$&N%8\Ltlȱ<~_|[\t\Ȳ?I#^$A*I2RI$RI$I%- I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$R'IJI$RȶV/C3%OfΆ"ly]ŃCzQ']b ]1 IKBtIJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$R'L4z8N?7s5qi'%QtO>I$RI$I%,JY:I$$I)I$gJdd)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)IN%<+ Ev=7M \ [" 01 -D@I$JI$I%)$IJI$RI$I%,$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IK.sa9^ltGʒ 1~t˛$~]"IRI$I$$I)I$JRI$I$$dN’J]$IJMNהR&NI$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$N>lw\oפXMKqKMߑqyui)I$I%)$IJL$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$STI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI2J]$ҝ%)$IJI$RI7tI$I$$I)I$JRI$I$$RIKRI$I:JRI$I$$I)I$JRI$\'m-Cvs~߮Uˈz [A&Kώѱ$IJI$RI$LIC`RIK ޕol$I] ]%9!-$pM%2IG{|B[S$ K|SzJdF#ILP70rpS4=Vzo^w7 )"J?x}zi(z^|Gޒ$7}ooILQi))tn)HIKBtI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$)ZI7޻Ϫ:V( ?"?M@}%XY@uI$I%)$IJI$RI$I%,$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJIA-%H$I$$?',f\nlja>w d2I%<վd _I%<p:q-ͤX[~>k6Lޝu_.(IO0zx7gہN6SR!$?\ü.C_YOQ.O )]t?I)^?S$I蒄crYOY]% )NB?Hb}dn]P|Q_{\Xw{/ƈܭJSζ5Y{׮(IO<~-SI]% )WC0H?=gIO<6 :~RpD$]StK3^WWS78YVL+ED ᎅVJGS?Zi$ RI$I$$I)svVK\*t4Y/OJ:8Q%WϤ?S?Zgw"=GZѻ]I%^Lo?ҿqQoct(cܳݳJ-S>t#eS( g]I)QXm_koA].ߔ%<5YE>?_trg옭Dm#PO?l?w鮖RM&H鿷qIP3Fwo.Rh=?oѷ b;nt.rRa_I$FCI%JR;$at'A%));]#wIt2?G䓏] qS] ))>MD}B!·MtR?Zjq$'C_vV<5Rlގ'oן?&s^w;ViJBJynMQKS#))/:A351>IO8>y<-J.$LoeQ;89ͰV] I)~ ;l(R:ms2JxoW1=e`:}W׿Wr10ONVӢvR$ RI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$:I)/.Ў?:OAu]1YR$I%)$IJI$RI$I%1$ IJI$RI$?VM9xV^1燱tz\5R$u9_$X6GLx+ɨ4mcDS̏}j'Uzj$'խu $g^=$URo_e$ %<[n֝Y:V]$% )2X=2ϕ] I)~>2qI%<ԇ]8Թ=2غ$)^#wL~g̿.2Jy̿>gt$?Z3It֬gd@S$?Zs'כ:nI3Ƿ@Aऒ\marv >F7*|69NS/ߟ@lxӏ͟*ZznQ!}%[Mw 48LÄ?svD˟ $~?əq:OK%<ݒٞD0kߜ~L7f=BPi\2Zٙ-- lO)%34ݯ3CIy?*_֫ Ƹ % )LloR?[#nfg]% )m`_}kzv\UYt0$wZ5ٚ%U8qYBJytHsVd5Ut0JpMeh'VO("F_ҋSOh9F|?{k~m!$~f蟰s2]$xotKp3 JH>K%<f5j:-~긵ϥhȂtŷ'O>tE $IRI$I$$I)Y)讪+.$17{{yI?mɺ. IO<~mJ< AWBJy_?co89ҋI%<Y?cJ)y]I)v`f:0?Uqs,l5ѥ )  @?͏V}u`帓+̗K BJy}ss {8}t.q "H?XJ JyZp2̔b A AIO8߮E`ͩiw8YCktt8Y`?GRz<ބ%<۩ ,s_ޑe#&Š^w!r %9_)L8'JpL8K&?_K{`i_? }$Hّ )<gAt $]7?63[O))K?^YƷ@Jy蘭q뤑>Ao||)1qBJp[K.h '[s\Θ@˫%.I$$I)I$JRI$I$,o[#cVCeg-zv|m`$ms5zmѷl'IO?{E,-^]-b ڿ$~~WO%vg򷡜Ê1O޺DSγ#9KT~/]"I)OY䝓n>1ۗFJy>7N?I)Ng@4ǟQYKcTTS77.SM^o`~.6xJ%<.S??.n1=LN%<_ ?Gg}eu:zǏLJx>[3tťZeugMz}aF֯K[xGTzBXdim{;?INxŵӉ8o=ĆF=i)?ha-a j  t-?$puNtm?/?X GtK5t)$Gço`u_w1]d}b38toH/-Ъ? BPtuQ?JI:߸҄?XaS&O{cOOz-JSg`kJ\̫V:cT)[ouG.ELI $I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$TI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$1 )I$I$$I)I$JRI$I$&)IL`$JRdS= o;\?NG?HR:I$$I)I$JRI$I$&NYMXvKjitx bz6@3snw~'Y^Uh_ҲzRsu c?3cѤu}g3#uF:V?_Xk3Xf W!6:Dн#aXu^K9gڹޟ3OvBI$ܖbg ֏Ѻ5ޟl~vŃ4NC0Ȝ7d}-Urn&PsͿH{loY[&+I"F G,A٦ޝ{#4V).n@%g^)щ'1$fuU0HΦGzw|<+;q?!z겾vؒDm>Ϝn1dX;nԥ_Վs aίoEspƏEv?$I)I$JRI$I$$I)I$%<[po]ùWH7?讘$I$I%)$IJLS))vљ?frd|c?{P;lI$TI$$I)I$JRI$I$$I)I$JRd$+cY86dk61 'V&?R{g ¿\o}fi>+? ?W(躧~}2Zcw}U]Íke[dž44I_Xr)ElAfQv?\>ӲQ'*SxRrNm?ŕ?7KyN aΖ=O#h˻e8T%n hR=տ8Y7"m09=N1r7CE-qdu63k@nϤ>UlMxg']{~jHv?k{k;hGFljְP$RdA~r]GWKe}suW}Yk ]gm%2mSiAٽ˭^@ޕԺ&?}Ώ{/_@tQq=S$'IJI$RI$I%)$IJI$RI$:b/;eh=2W:?RՓC.1kųGVI$TI$$I)I$Jp.'+Kà33ņ镩ħ--GI$IJI$RI$Z~tVFaphwf^[q{ȓk G/kOg﮳WoRӳ{Wumȳڒ?_ymٓfȓ >J4;[m^:J쵡˚;:_XMʉv 1!~}i=?ǂKD>_?Y2zwZ/a#Xŗ)Cr.p'7sdVwu.A-ah'H]}k}UtkwG*qd˯V )sF})RrBϮ =Uz]ۅi>W 7 c]gVW /!#^z`d}i=3tIεZ4:YZ~*23]G$7w?6w}\x9wߚqSy/α]{XCgmbȧ=Eg.v=_gZ~WԚÀƐ#sC,n25ˋNiO}%Vvc C\^ա.]ܲ ^^:8._Vw'TElth}Svϭw_W@ml}Oaߢj.ʬאXoy[zNwQɳzVue <;o.GZbܧos7o EI$I%)$IJI$S/4?ںxf&9j?I$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$&N%>Y:[/Ń/C#3yf!> (7I$I%)$IK'I2J]$DJ]%HILI$I%,,#'8?+]"~Oz<,IONI$$I)I$JRI$I$&NJRI$Q CZ9'@90t.xΡ4UFtgփuU}=Mt&}\魍gѥ>˚ XDvEesKN.'PW{y̲gv՗\I,׿栧ѭǥƱ8A/S1s,> p%y]9=1p.Ŋ~6F78bJ}~[SK!t!ٙMU{[Q$m1Lt bYWfn/Fp+usijJ}ZίYi 6)hЖ@^5YѨ_UeU`m[6a?UVV4;gc?)gQc&X<~hp.5M旍Kg?ޕ| CAu1l{O-J}`eT_ϻ/Y q:lɍi}x0JU]rq/Mg*S2684&*΢Ev1kEJ[a]i.?\g;mvkk[kԩO~K_5|Iy(Ӈa}e#|勺-eZ@'qe͵*Slxx<]n?ef5> $I)I$JRI$I$$E.$A%3I$R'LP%n/?Wv+υo74Þ}!Q莮I$TI$$I)I$Jyέ/tۿWD9A.]J]$IJI$RI$I%)$IJI$)gX qy}Kh&6l, ދyA*}9Z_iRTu`8x$/I05;n+':5yw>TXOҥ>˫F8+z%domq$Wg15C}nF1b zXa#cG&n?Z^6CV}G#'7ev)9KpE$9:+[o7[aa56Jon n+zQ~H跹89.n-_ηQZn&3h: ?/kRKpA/eٔzuX-p`k~[?[}';&K%iOKtyi~|'^L2JX<[चIKI)ILJdI$$I)s\ݷD>_]"J]$IJI$RI$I%)$IJ\אM8g.UunA:d)I$JRI$I$$I)epoȟM)h?]N0k'R@=:H|m.-`zQmj'okX7;]1w}&z\Ggm``>?IOu,}9):&U8W?mןcc//e}[F=(y4 1:.ƺVail(XV *&$x뗓Xu#~e]͏;o箳Utʵy/[?u%Y12?=d}fK󾇻keGXL*q#C~fdn̦ >>uxnֱz&?ڳ_bu+~9Xmֳ u_W2)qkl8ntzǦ4eЩԾsIbBֺ81 hF]s ٓ^VAkC nϢ)u6~}'uv}NGkatp~lgM/c{7:RZwc?)z׾ӯ- Lpi{޿  O򚼟z20z e16j?Lc2X??g?)Υ]V6UaԓjȷfX̴}.g ^oY;;xJ,PcRlyvΓ=%>>G+ĵMbDz%A.KHxYWغ͈_VmWSe[*i>lԔXN'AJI$RI$I%)1N.oHr~otkdo$ RI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JY:,~dpGgιիvg\ P%%/ֺ`VltL,Lމs˶6djslkU>S~u]=vE_RoJs]:nӷjJp'`;?#n[UWZIcZ"ƻQwàﺜ\q+$:qb]9T~8f[~Ԕ}OYӗe6]mm.\_P:;:6+LcÈK=zޣH-cyiojX(}='@6]ި1lNF#[`K[պ<+p KC]n3)kl;aWn&GOÛU{\cUC)βjSD7o;z:|s=c}r`94K}SϭtN_Sٶ#w]=/)7ٕmB*8WVkz랡^N?oWoUOUlOrGYիA^b7JʩɫUtu[VՐikwaEꖷ.&Ot[s21񶹇*uNw?Z10Y]Nѥlg#Rd36=?~0o<̇=$DoUӛ՛ -de}}|LqـdoSYsoficO-f7*2^%-W_::fN Mp~) stJu .!\Xۍm;7Q%=Hu=Z#+?]˚[rJu\M~u p[$I$I%)$IO3G^jB/nKIKI)I$JRI$LRStn˝*N/ҁ?."w@tI$IJI$RI$I%)$IJI1T1z>Ven /SdR,> Qֹ&\wP*{ۺƹkc#u x5UTsnꟴM:غ7uf._g*wޝEY6MmkKĔ?kF[۬ԟwCt[:.u_K$}*M{}kVr(y Mp-{?;[}?Z=Bmeꝲ?;NgLn>GUUfd[[VuK M7V>^:V/rNgwجbeUK2);4s՜Yls+]rY-*,hݯYf,~O ,\esk6IINxyb~[ʇ{wZ㹍CN]?Tq7$~r ]KX_ޒ>S'uX(y1ue`}e9w"]ө߾6Z):] %:e۠#GuN}8/fA$E%Ek(c;/!ߧ,?{zJnr7BI$RI$I%)$IJI$RJyв?ѪoJ?WGjPC"=հdiI%.I$&N%8_=,oktų'`+_iHzlG:I$TI$$I)I$Js'Pȧ.n9Y swL붶X[[I$Ln -ݡ>ҨbOxOͫv3ݸĻͻ7T3QS\[;c}iڲͣi{sU[IIzGԎoV;mOQ, a8dW9Һ~q}+F=+~0{}4Ttx='"FYeGXcT:ne=B; [WEՑoLT 3+fƏϭw\/ 4?{aHc53ToZW$~~.qw` HNIꎲ9 AtMoOxߴ211ǻwz*zgt 7f40~K yy?_}dޓ1,6x%@[2Nֺ};?ANJmX\N.T:ӲۛNZeyU}t= K+deW~\nCCպ׸}M%6A>3\wռ "ßN9V7Q^_I-m}̫?[~Vco`uWZ:ԔۧMc NFfe]BNEA©~;; 3,_k}Obf^59q~INPz]ND4?jͳW^l4I$t6?_ԩʡޛ~,n;5Jsr~tt*V-h1Rq,˪,M*X[ [/$Ɠe@Xsթmw+}dMEIzOnѲFf%E q?I_yt 9A.o.[:v>8Xc]WJvczX܏gPSCL]nve;Ώ~tF>+u7XNI$$I)I$JRI$SaHƏOR/sP)tI)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJL2J|t8zI/F1Rtz9zGE$JRI$I$$I)I&)I$I$$I)eJ'[?kwKPoCHk$I$RI$I%)$IJI$RI$P/$S%2z&UT5Io>))ϩcNQ:$q?Sԟy[C iߟկSn]0OpD.D"~t /Knf,oq ˃moȘP] 62|7Ov_>gկ Vf4`V}LHa07xN)Bɮ@O? ~Om`z^׵A`j%>I՟:FuFnQrc ^ ?9;WdrlfpN\ڌ芟-{z֌Jkݭ1YYLT֖:wcT{X%J |tΈf=O{&Zϻb.'NvCeMLW -2 qy;FIO+GCޗٵt{g5l[ckZp}?޽*e1{Z$>y#dX7UZ8{`A)AKQܔI$JRI$I$$$I)I$%4Rxc+h?R}Hzj=>H%I$JRI$I$ꀟ8};c g0G]J]$IJI$RI$I%)$IJI$%ލ6~YUelָܽ-#ȧ$w)?mN90DqwXY:=ec.os?◮GM"}Od5ޮ,ƇVba eޛoB(ňroC 9xt7hKkEz by_GJ9Lئ ->.{_:չ"k~CUnԵhmO}XxXkD1Pֆ#R$%.iNI%1hI)I$JRI$oC1.x]\F}ֺdI%)$IJI$RI$I%,$aƿWDskG%=:tRI$I%)$IJI$%)r={^w [ZzA <cJ܁lh->R2ʭ{ZI i:H)zZ1X}Fv~Cw-fbQ_#sLoUnӱnE88B8jx墳Wl:՟n"7Bֲz}WEa;]oOH^\5!:'Mhv];%%LLV:QΗunΡgXsSUǵY;NIO-?8T{{qft=wX4 o/~ 96󵻌nq֩}jJJcS\){^Xvi#$I$I%)$IJLSs<&U.s8lVVOHI $I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$JRI$I$$I)I$JRI$I$TI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RBt)DJT\> 6ILI10I$RI$I%)$IJI$RI$I%)1N%]hc]/xcO^]әzݸ*걱k5.o.Δwt~kzI:~}Cf-} XlVYU^\Gf筞1z{[iq [~cֺeS6gހRS75=QXr ojγ :WGSW+׺ 5`V2's7~W~us߁FF,W5zCzxCbgfo"?9Y FaZck~QWC~HPZ+tH >Oֿ=W]㺇Vjvݵ§}^{0+79?grbf[`.\*}Yo0R]c'UVNVP.*S8~)P܎C_]Ƿa #ena}SyM]^O2mY v}#:GP/ckx5} }V{'(<;co>=1%=3X|lrS4/1ǧgr^pc'?/}_u6 %rHht/vMEq?ok~0xZl{X&~⭝z_]1m"n{5W_ԟѵ0}Z }e'v?OS6gOAn;q0I #>M/t[m=:0kesVtteqoٽ%#3&N9ّS.ܥ{+d9վǻ;F}mҾ[cgOq=2nSq{j C }R\H͏ʹ sp1wM:6; zIk02s=zO*䌦?DxY:nF[:Z 7zLc *c:>v}n7u\rGmnoh^Cj-!l{OT&Hm'V?'A ˽]p/Z[}X 2Rv=Sc`Y,赭zfgl,Ma1'E~}cAy1B?>>c"usNk?6 C:#(`;;w\9_W<> cCePS4I%)$IJI$Suy>#[H߬<rR$JRI$I$&)}46M5O%.o9dHeI$I%)$IJI$RI$LRS}eYzenk7:o\srAZLʛHn;kvϡWIѴgQ(̣>q[.kfU@u7zdmlv"8?ikYQ^2~տIW/;{o*_XIf.F.~;sq\ dvlݟFZov ~\O6$goZېiqHSwk~X.\:ֻ%u>:q_g7o[=GDb2XZN9{ ? 䩞W[oPmv?efKC &X?ưNNU}K㋪uv;v}cBl3buc>gUG}a~otL+,W/oY+m٘ȳ1?F[W:N:+2/S}fe8W:1׸=wA-rz}k[_v%W6sƱk{]nX+#a_P6ϡbMxc:()t=M,ٽs0ͩܦſ:vdӾI Iri7k=Gqߑ˝gGqۉeG?J^IgEy2,eOF*[^.oG?&W4Ʋ[,$t ^|{ޭc_DúC:'{GH#=l`?H͖+~zv58uEJ}y~6N &j۟{뮺6?prV'X88ղ^?z^089{yK[ γީX}&=p5HR p=>;?yjdxwO:^kvFL~8X8*6zGOL'M![m'Kag:9aw'OOنY4_ZkZIv~γdxNGо_nGٰ3/~7؃v.N =;83*\ؒ~WN8a<̏7"Dma辟one_YHYHg=Yjn}/(Z>lX]Wg;Osާ7~?1%#Bu~Ҳxu{An=)"f0~oZ2n]6<õRCoXnX#[ao7E-+::nmx2Hӿ~s՚>dQ2gٛKkp %ӏssAI;-uzgXuWq >嬎#fe1lW[daٰ>ἵ}O}o+tQIݬ5?I۽к}WC+ʰ[p灴8QyMٔ$h\W}'<dMgn?H= I)IK)IKRIIKN%<xr_Õ~UԧI$TI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)2t%>U:9zOFG[?W'ҺCc J$ RI$I$$I)IdnQ@qFM$NI)I$JYrR6u&cj/?YQ)RI$I%)$$I$I%)2t%9{Qб]%ߤ[_[>Uf0NJux{++?pYsmLg;:qcs}-mUhcǵ#cW~8H"Y= =-{Eu8?kSҲ `8A/ctϫu}_fm5ƩS[D&/īT>z>6^V5bX{nUe]Һri5{dEMu5t /6duk#+}gw6.:޻&)Kd:ʺ5Զ:~zNܒ\/;EUaHV?J\+s ̯qG+Z]і+gbYl=7~Ӿ`] rKҤV/Rָu,>c,z@陦luMk«mtΊƽk}GzV:CwNCC?poIH}NkѼ=9v>ُe6Nq:c=O_[JWs}';gw 2u;;'My~;'ll}uqY=7Ask7~oW殣ٔzs7zTǼG5XY:OIͨ,d85޳)%@e] 2:^VVO:E .EVC\}6]%s\ǂ]:}7WWe--c~LNH5@kVI%ͬvG1v3Ch$k|pIa@}5fAv]HAN_Տ=3#Sr,SC63 /LfPu,d]/z[sc.{Qc*͠%8] ; ;c9EiuC]e}.-wh^Xoȫ?ۿ%t;2ˇNf@Mߟk^Y.%S3Nv%{q2e7NWmU;i!FOT:G[TRbWI$R@P$I$I%)2t)?d?Sa&m2SU?oF5U~I$$I)I$JRI&IO9ԏ`w]\Q&M )tI%)$IJI$RI$I%)1).g[}G!C֗9~n[g9tk .ͱ*o'5Jc缸Z<˫wުY^=ep{2lk[W :#gMm69mlG׾<^K˚Ɵkj3/Hy.6u 'SOzߡ5QUoaپ {7+x9Of[LomnCT8Z ?%n9V}` &\6c?غ, !_d=u΍.h=_罟]]]+t78U{=3lukex{CGf[Mx(D7wYTҺWo*hYAOOGVc7"XV9-5nwkMPixtKs}ч\C=#_l]7_ 63C`w f̬~CɓvKu[}'*XY YPK:>OF(-88=!Hu+@=֝GMy7`Qv[v^Saui}3W﬏ҽտu-Uّ_[8Ss\F&:JGK5;sy$RI$)$I$I%<tl]*tD[?$$I)I$JRI$I$$I)e}|@ ߮Uu+ǽBIeGA:JJzt$I$$I)I$JRb$_z]e]sV}:V?>K\X^5gX?ua_SHSA I#K?v3z6>.L2Ʋ%4?!˿ꞹ.V][275ڇja?W+c CPڏotc>YNzImox>Sj `{6)}[/}Wյo>ec->3h/NFF#/)S?e=5/WtVlȤ\֍ǰvmo"}L1[?Wz~M˭heUNM_KT>`Yzmfis͇BzIC56u-s?11st>|snCo//sl]Iÿfa5ٖ?_>ٕd7Xnc^NwK C[X}Ŕ^?][vKk¤3!ӱƓ_+zJg| \_v->oۅG E5?^ĊS E'iʲK-vّo8u`X(+X=~7^sl!ͮ}B֫]?eǡC]5r}Ot2kIO^P{_0ddd764쮚:~da}hkiv~nxs?;: 1ݛ]QK%T[ѤqV?5uKwAJɸul oS-c]8.K%>w:/e֯mGau:M>:C}wVl㥿ګ:O?Y}nc2!W EƇPoSïVRZoj_]zݽieͫqTq>ΔsrّTUc=_mYq߉1v大gC`sǻ-e}LvUx涿%C?]MJ$JRI$I$$I)eE3+#3oK$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%?TI%)$IJI$RI$I%)$IJI$R'LwJSHQJd:I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$&)J\hܺiY+;+JI$RI2J[pSY[lic-:x))Ji?=_5Fޗ訽T\}-tINm} ,B 㱌mj}O/t6d}5?.GTʣn5D-˶]/HY/Tc^7ٱ:=^JXOj7N+.r}om1s?UzW^ꍴQ~T}컰*m~3K@mwY]zEY8VGϱltO?yA~i%s6;sr= {=Wsu $vk^]菣tޣLMVǻ?V}7u`Z2GO}ܒwLNE xs>s㱫Τ1뫴|EN_LuF:Zsksc}oToԋ+u yE`ͫkp&}VG;wkf3k{i!~_}maw?Q۽}`#!co|WO V֬^r>߫b;6={G[y8շM^et~YUd^ [ڃԳ:ON} P!ګ}Sɿfu]Cgk}^Lvaa뙘J$]w^ c_SXw~n:Ob[X*=Aa}nt>m^WQ{?R7V[e5T?:;e%J{~Ծu,`WQDׁ (uno)e;?~a~+⍗PYh[YW_]oy~Kf۷;1)W^跿˾[KqvcP:LnfeTX7;wk`F_Ane=T7j/xXV/$Hn]%h~}_.c\$Mp~bt,?۝O?Qk-egiմ93-^[3Ha[kicFcoD}Yۨ,p:?l].&OʥSMf%`d׺]=vK7q˭cC KPtlBhJRI$I$&N%<[?GӇ-\S EV )tI%)$IJI$RJy~Q Aӯ]@\Gs]He J;.I$$I)Il;]v@0W~}YcݔʽA)~t\Vg[nw! Kͱt|^s,͡mxk}~?!ȩΓ/cD~S1c1m]7]nG7F Na/6YmS' m~V%ɄR>ϯ LNgV;.f;7?9y`3p%7hzO WA;?y*Se^Ոʡ8Ps:EF73ggRُl8ߡztΪޗ6A{Jzn~f9tQkZvp<߫W:}^N=4zz?Sc˪Zn(blz7DsdP{1ǣs7\[[nlIJ= ť?왓ۧ%3tƼO]ë\7F]o!me\KjOdz 7 K sjE6d1:?qWWt5c:NVUs؆֏ 2:mWoڜ\,z/nhn~t5u[oϪY~t}" w;mUԺlR4Xy% nL$S=EGQ,m.ƨX-i:z'.0+mmc}nV5\+9v^iV?VԔ ,/0rH[վKﺊk#ś40_2qTqw}|X10)7}F@ɦK?BT~McvvcSgSs~%_?W1zY6y>[zmOIN2~ŶLlwO$LU0 ]u;[ƿ?ѿzTW3?ռJ=L+?r>X}kVh"}Md_r~3?U!ڋvFY(cX̆ F#ۃr}4֝t8-ߵRˆ9{E'Z?;j~dcVJ[L: ?϶LvU޳iR)zO_]v?΂Qs:6V2+ot ޡ{흯W5tϪfccfuҺvӳߵ*SӗU {]Q?1Av54gU]>ÖinoNy`ikwh7/-otnOcR>WPƺQ]uMYq*cir⺇IVfGlmV8+E>tΓбYv~AAd?/K>).¢_M髨)I$JRb1INvtl5կoYZ_L*Zt8ZD%I$JI$I%-))$Ãz6I??+VQc}yruhjb7%S&Nvy ZKwEl/eJ2+3+Ɩc?G\WZͬ̂qCKk#.vu9w&[[j??~r(zONnʲHqEoO^iIU5˼3kFZߣ.w0ۇ;RI#4~u6  } gd_K"7}_6Qͻu}1a޳k!i6~޹Oܜ{7d:/L㑭cFe2ᴁVv8v~rӺ?P~Pm2]פnOŏ1\уS$"k#wG3/GnetrFo&?67=?pH ~_c}^{;8ݡpo ij{Ӎ\C3WT׬.f"*ѯ {G쾃&auzg]Ꞗ-;>ĔF \Rkmaph\K֬_'/̮Xom cGOgGUv)s㱻}k&DdgcԀϭ7a;:ei umabu[u\N_~#(߰ouN?}4?XhuvՎ7dGҶ~e%H`}~f"l$RcK9C/PuS?j7#6*gWkmюrwz=OoJ_Ь\,|nw_PǵBj7{VwܿW&c=mnֵːкfPV1cd[[7K?e_7ЪߊqȮzͳ_>tpnx6֖zw}5wWȻ1mk6_|Ϭ=jnL\4Tܯҥ=GU븝%ג$/T&e;k$7̗ڼ#S3LVӎieeیާOfUzn2\K1[7XZl/9oTV,U3bRf<0n}$چֹdc6N;pg澿DOo]ewKN[K#]Ee˕=Sr,L6YU%ٴ^]kGhs !zמ>vm@;]oqueMƬ/ /fK,Y[[kfNϨw7xsm75X!I2 yoCʗRGU~]@DI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$&HI%>U:@/C-y鏴bOJ *#M%7RI$Q{g$I$JcLwNh%):I$$I)I$JY:I$3 3@F]t˙?lQ)I$tIJM$I%)$IJPsA-$4S[/k?$Iկ.IOoV.yΨ`~ֺfvoGgTv԰[tOyu-4.ukOh̐xf/Rli?+_վ2q76s ޥO*R~Ya":~mmqIIGր:CV uk{h!b`}wB>1EQYg윌"w江Nݍ餧mQNgֱn{rߍ925HwMfٕ=c.sDzk?IN3Pw.D~ּWmc|b2ȴ ,{;Ju 7x>$Xnw?,<זּّޣf5N9~]1.S2En 4ObT]E:u;E9$[XonD#PW۟뜬Z=+L{3j锻>[a 97k}S =S*QoUոAihj|}SOU`0h檝{?3YӱrTM=|{\ѽh_lVbtMW1?&C-g:[ILk'gVb}MclŵK3 34Wf#`.:o̼|v̒p'}Y9*UKNݛG-:JRaIDg];$Ly$I%)$IJLS))dSWS3* Eeꀎ?YGWe$A*I$RI$IO9#qa6, 8`vE~UR$IKI)I$JRdY.-o!%$yEϛ0hg֞h?[c/7'SLU]qY~e_#Jz¹߬] +9g4{ ߾jsNs\歭#շiׁtRoPHkeϬ?\EVaΫo1N27+.V`kê7w%?GTlOwnOGǷ.3E_𿘯ggN}=D]{,RG}T.lz'@?վ:v2ƞ}&]u(),mR"k)?ևcNopkѾ߬}3%E[cEwZm=iwE_~EH90-+>UDkZwJΧxR-ٺ7_EK[qb;*>&@נV>TQ95o$>}ek QI_bvoItÒ.*- g޶:H^]KD/ײLߟU葉)QS'|+K[պ'KL̲skj Zr}O'!-doHu& LV[6Zt29XqpU^?3&"/Ypq ;6Ա%#Q`g#oE _!eP类ZSC?u]y;='䴾Z{ѻ[GES~zueS[\,~IOdtjTq{:g+ɐ~RGgo*8]KYܦ6K>kz~)OJK1w1_{ֿJ0XaƟ_%;I$JRI&&R&N:I)0>ޞtSt9tas\LGڛˤIKI)I$JRI$I$$I)es)4ԵnOւ~peI)ꓦNI$$I)I$JX.5,dt{O [@Ͼ;i)z>>cDd=4!nVGՊɣ }WuiًAqYz]bWsk7F?FQRFN -kDp$?ŧCeQC=SOA_a`6+33/5ϨOH֥HtbMVeo-7W/!s}^ߞ)u"=M] 7՜ܾ{:/?5 IvAllۡqt_{m74\w6}_X6?ՌNҪ«Xev{IEoG~_%0ⷦŧI^EA"c+Li^k.o¾k:R˽v]Ku:tWwƛo4}B藻eY=ǀv_Z=_Ni< 7Wܻz~v$[8poQ>/%<q!e}d=p!~ZP}/3щGi0̖w6&<;ܢӨ" ZZݕV;CjǨ3MZxBlkY߳:JLolcx (7Xafeh>/cVN?M˨CY{ƧGN/nGSx$zaſ@~*CRWL_ܰoS^g-e /0@nK5Kua7>N_OHUR}Z5gJs{S`|<0mvvUmͻG 8m"Gt~cnzZ6}/ޥ:oR0ZO %:V>t,c[kak.ly5o-;rWY.yvS,|~ߦJq:-,%-q?U!pkJI$I%)$IK.s1'Dzًgٜ^}HjJwRI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI2tI%)$IJI$RI$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%?TI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RIB[SKP65:S$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$N%<<7K\!|~kIKI)I$JRI$uGݏQV|\ԒSY32w5G~ajվu*k{̇6ݛISzzZugam5W%};w;Ŷvmv>0\염[ۻ$mp}f쭯:ޙӨüelߢAO7el%2l]zSΫ7xꩪH6]rI)zg.~Wڲ.uyuG&`r kN$_SoDm6=s\.;7Ԯ_Fqakв5ԑS}o9Mtb:j{qȘ='*wQomC{I,:D7afo]'ݹCc@Jy߭ +Y+;\9WSuÓ֍m*\4޻tSb}Z}F1LAO=;hUXv\'pmqKlS"FXYKÀl=uދ2)ƳecF}+m}Vti oCvOWFʽX쭓wU?=;t`{qisyv%jynʍ3&ѭ$I%)$IJI$RI2Jy΢>a\Ryo\ ]0IKI)I$JRI$Qw )u( K -hL~;WPAtI)$IK.sGl9M 7dk~HS}sdg`Uk wd2sa3+~ɺ>fq2mh]O\~_;cկ/hJSR:3zy[cC8)s3K{,ݻw.(IOӾdv@6Y~,ޕK?tgm ]u0%jxQYXYI;տ;/ಌ&z֟],%ڞ`SB\~wo蕼z0]^v%)*|\;.w[Д$kӲjau4?6Gr ʵ l1CwSuYgtSKXo-ћ[G޶>+z k dRVDn܉B}/VS3qZƓ;u{FY/͍Chs\kuu%jy߯}6>3 6Vc;}wGX }+qo IST}[jm! =ߙ+gRGۆZpzG55w Dj|fgc:SWe Q[f]XX3ݾ6~?k*-2>G\𧻓aoul,k]CZFnՁ}wDtV?PeW'uSQd ߿h=+*ϭ絇-/~(JUu'ҪCߡwEswQJ/pQwД%jxL 6WI~5t6AW>vNn;Et졶֟Q{?bJ<-5uN*>~BXl'߄r=bscz]% Z;QnuL '-Н%)$IJL1IO;TŽ??"c_bm.RI%I$JRI$L1V?ȰoE?M[S_[莩'L\t;X'Tn[Eg]@m%rل%<G]N4a{5\W,7_՚F7eG BJ|Z|\Ѿ$ɥw?U;mj~67NN𪡅Y[O6wUv9w?E۷ڷ(JO5řyxY?evcY.٨8ctҬֹ Fs߄%9K̾f>Oݷb﫵K~Ucc57{wl!$OS8[ ƺv>ct;:veifK !$ǢsCqJy=Ye9}# 2[>}+GO/ 0kl|C[#euֺS:/ٺU}2tU82=똯oY~+z-pi`3]IZ'?wT˻#2e46ƽhJoԌF/k21w{/uκMVqrM=S/k\6}[=kPΛ^+H!C%]p<$Բ5>cV֮oW&1hp%<..ΓxZխ?}VI$7e9665Sz$O+W(fus*KT^u YM}kvr%jxW#'Mn6sj9]?VoBLooE$Я5[nkŹy/-p mu!F)f\ xRRJ7U`f]]7h}WgM?[WIq6_GpVNvWU8he6?kno۽uޥmDJ}oVI)II%<׽FߗRzeӣ)tI)$$I$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI1IO9M TȼtGڱ T;O["%MI)$IJIA΂|R$JRI$I$$I)I$JYrP7;ZC`f26SԤI)I$JRI$I$$I)I$JRb2Jy$n]Ţc#s/oulLL_\'}N.mO+ѺRu+fJw}af\0)-׽ 5zxJ<^_W"ZYq~\SE6$}% ZE/tWQU׽3{%jGlt]8o{ݼkWu(JfPm2c?}q_#+._enB(JvU;貕BPwK6(7&G~jFe,}uʬػJw\?}K/pe6?o5SyVW=&-ɱ4brp0?c?^Ԕuz0_IeY5!;CMsV׺h袲kT+#]_B7p*I%,ylhn" s>;'ob-Y}kv8YlK39,V薻QA/'rZv>T^~K?kf\ jm>wzmB# ZṪ`cWjc+#cڟ4n }GFqϢ4k:=CΘq>s}kpmsK7t}U˶ s(`?7%jylޘ:J9UYՍ?opcӱH5;g+()tI%-!"%1h$I%,'I$I%5v˟`=ͥI%>_fd,zlzX2VK6/qZS}H-g.yavocFn&^?Yu CMvT=}NGSdfdwbFV .}lG?ϬdQu l/zI)Qc 6ݏ5q/]W EmdCFzH)^Tal}Yc?qogxk2_~J;3/u (ͫ648L{=뭦heM h:U<>M?V:Vglɣ04 c6VU?+]Yឧ/FIS~3[A7n2kNKk.: y^uXuaule谎nwk39`=n˿qz2D-G3.S.ho}MWc;?omxk ''C $Uj_{mx٧\l6bd5̫6 u޲e32cRhhp4 I$I)I$JRI$\_6Fl$I$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IOTI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RBtR'I$Ғ~.E\DbJziJW޿ki.#k9ӫݓN%a0Y֒ƟrJnJRY#gz5WnsYh/`$+?XQexx;i!7ooZSZCi Ҕ[Y}9շp;]7_99U·R0𬿧\i)JU>~V%WeW\~OZʱ?k['@ )I J>u~loif_[XTΓw;kC%=D+Z>Fnf90{6,beaaY~ B=?JrMt3>,v3֪@Ѿtߪ݇]ɮ0_g߻S&^9W]F.A-q??B2,̜}l"[~˭AO^mtΖ̬XXv6=u jӹ`u)teؘ.s"?ݯ{5q]L(*iIr?SǮ܋2c ?=Ko[y%qޣSI/9в:mwS'm~wrޕnc:f>FC^. gWA:z}w]"-q'IxkG^q\"l|j7eihqoCzJz;_8?݋rί1 4skSߨ]伿OyMיm[wom2aG/Pdͧ2 I6:A )DЬ8g#Y  ^뫌edb}!RS.\PvVQ^qn[6l?S.BVdzqM?ܱ>3tF2dcPS//zC ˢ#V֞E9y7O~/fW`k;I/AE%/ W]?ILsOlB'L{']0^;:Ohۀ5kl昽3Sbsv6:.3'ޱFk?lzoWe|c״Sw Ia}lYc-틙_s+k#|5%> :cZ\C|HAy/\KRS5d{^ ~Ǯ{u32l~dC|>wҩ)`@#{~ל\'kroscXeLcޮo~s!#ʮDP%8{]c[Hs?sU4@?A/J}e-gPvN5.K999Z51)^O^OζSϪ9}CCv85~XLIy*3 '6hM[z2Fw'$R\Py8Ͻo55WYӫ7pc8$I)ė!:~gX1t%?5}e.sn[\{{GTKuUvFU'io*D啟j̼a f﹵ ^9>n^/o:fJ÷3Eghk%Jzė?W=G㳏]Ag 㟑W'c\ %=K>e/[%1g Y8vwĔK~ul]y99LWߡzu_nMamg3,IOWTxO9]=pZG%>ΒzwVfO 0;i$njr~u\{_v'`a~Ip_TUCnUznS=vGo.-nSZ>J}.RVN_O7oz@9Zָ IOpDn0L;"'{wmzݴpwq%=d+]Ucrm;I7>_SZMMRY?mij.Kj}]WU«2 ~oSҔ[@vw!\/ꄵdYEM%%>)J?dWEnl;>u.p6hHqSi.W ˯=nKfG7oKI~cdRݰ>)Jϫ_\:̣\KO[o_UhO|J /eu+^8 –>]~ѻ*THA#$I(h ]o쾯f浬$uROPz5-?oG^_N9{/>^Ϫ^~\q1c,c7{ߡ G:BK/֌_t7#)p{0IȮotmf k{R)*ٹ*iq&WJ)JIPfi8C~?3|]efZ[?礧IsV~`e} $}_xe߉_[e0t37'^dϭR'nkԋVLZ1 Txm)9䗜eeů#~rW՟{Z}(k?u,S6d}rX>[rYpTVۇ=[I#uzOS~Řcm`\]W)įk>̏S\@?\$ѿhu cŬ8,}YOd JvƿuH=Kg#ԱF9{]<:n-0!d}a_UzIÿ>;Xݺ)bJ{1V=Csk? _&CpZ1W~}\C/cm_ )~0m`^=Z/4:Y۽ka3CábT+cK ~ÉꉏKj$\>p}ѳ&މ:Ynf>]=f/Q=k9ck=G~\m`+?Wz՟\lFﭻ?h?Huj*Q5eժx" `>yX}0{.J{8"q$X=c?"Z*\a`.3|}QDoW m'cOX.lFzvq,Z`?)ugi;!%>[䓎x\ռYmLF`w3MDVCV#KS~OW'^yӾ}Wɫ;_cA, u/ٕ~-~M.t6JJv?iWsWU8Iv7C8ӉXelX))1W? Ա\$Z?U0l~ {%f}gL6NjYpIGX??V@^li<iQ}wWf0}{g<]{pNs63޵~yd=#`qtV(7<o$CeO6} \޽[?:|p܂Ic8#kob̲E`.INKs_̚[_ohp')|jue7ZYc Dmw.b(ՓcI>aaa5LRSs}{K#- 8lOҺP/\ $N}aI+g莉D>?$M(Mזƒ%:/_xdfuҺI6@tJTIsWϬ9/@n޿-q sq')Iq~[. ў뭻!ny5II\eWTK\C >^AiINKtbdXUH5v#}3 64n!s}GڒO]Ņ~ݜֽ[OV/yV6Z4K%~s/9t*HzՆh[?dV]~u 5䴗$ju86 q5`зlH*9u [eO.Ծtq  %;w*YwZspG?yrOꙟR 6VE[Ysq;l荈Si/;/ʵVr֏QHVoY4&\q]csth IyZ?Nz šPpGJo^ XpJz`0za~^Ic1IO\pY3hk^ G󕮕3X7.l:>X,mlq U̳5zc}fd.[+'W¤dൕKnfkcKCIs5}`Y_N i3Qrƻiꬡ{ nCߜ0+_\f,V`^[ 33qN"v_zJ{d5a''h+[u~f )\_I`=ZoϤO$V?;ĔI.:oVּޡWf۪s]W)\V_vWbl_H-_׫#ٷmm5).Kv?+ .ʨeXa)SB2>uLju?kY􉽀GƸ4cf@%ay V!,̟WZ7G~A%=eϮ=Yvöou?s0-'s5*S֤zXHhc}W֜:=\k2Ҡ4ְ H)ICꮝ'%r}[cW~'9\8lW_*u Y鱭qa{G:,k,y 0N/2*;Z]A.JoPʱWQo dSxq0YggH>N )LNebwi*Wa`p%9`\o?tk=TMfv\27qq17gOcl8s5))e%U2ů f3I$v~wuZskF2#Ĕr>ݱ+G{ZXZm=VZGBJzdFV/`Ѻwzsp=g7WZSצ=5xN0 hj3Y]Xq=V?椧L~ lX4I&@RFA+SJKGPcn=8HpB1F#W⹖7G4 ))\כ\q0ig!a^r0N^pkTҔ&̗q^V-;̇ݹ%=$f^Fs{3$#qu9)%t¬[`q骔}`^L^IOk)J՛P.5Iquq˷iSWĸkIQ%=ĤOY9U 8H!ՙUKnx9ՈRS֤>=L<+*#"$?z)Smq-YD2Kpٮo˩a?$5IT)J[3qq'kJ5*5ԔDBocf=sy_D2[84IL/ؓ~N]R:"JztY{F^6G&0~k/;EG$%7N9XgwRZ1#Jzt2}ɝ#[I)\ŴgKn=suq .iY@bqWBc1$.oͧ<&5$.tW&!zoO O^%zYy1>^oPuv!=%=K=( )\}d3n$D).xQ?`0DN&M%=K ǷWO)~ < %_S#' 4).r>K'`IǗcJzBg(˜lVtF%}{ٹSxI&Ғ$)IILM)IIKR$JRI4))tJZL$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$TI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RID;$ID2&lRIK% IKj'I%- I$ xNJZ$$$0:I)'NJZNJY1$R'I%,tR'I%,tR'I%,tR'I%,tRI%)2tRI%,IJI$R$S0$ILI$tIJI$RI$I%)$IJI$RI$tIK% IK% IK@I:I)h 'I%-(NJZ$"y IKBE tR@JyO:iIKL $ILKAJaSdSI%,ZUEc$EgM1!%)k4<g& IR6Q[ [^!T8씃!D #Mhl}RR3IkX)ILU^ָ fcY1>@T)gGLa$B~3uUhVIH륕7e`5.¢6ǟ4;$(vcĵWsvZ8?"$x I)EF5Ue-[CZ;4@DI%5r:^&SMv:"\ƸڟbGQ dZ[5pvt\ݽTWRIL\Z R= qǨ$ښkFCKiJJj\F-L8R*q#tl*] Ք֖<4TIM=?կWSjhckF)6t\\^*sK% @[[+ֆ$_L̓S--{C neTǎ4;u$#cla5~FlȭS<{tǒ]A.ٯ%#ū8k@kb_I;iĽJjbt\'9QtXُoů!nc^ $:FdQX ΍.`x-p*i$zb1!]kD4@RI%5.X/-c|Y+c'@ dū,ﭶ0k_H­좶pCB%0sk ATGAUcV"#WSjhem h '[Z VI)ӱsj%صd|~xNt:\]!AV\yM$=# 4W`VY[khc 8 i$n+\k$KB%8cϢƲygdS_#(}l (1ipkk4R+he,< L>Wȫ$-hhQ,oE]I% §1mm&Hh eC+fc%1m$X it]~-VX\KA.+e$tSf;)s?uOt<.ֳ:eZ $ WEıS[laPVV5Y:[9Jy/ ug ]L֎'tFJqstl.qcX$rBLH hcB0zZaeGCŌfAבX $rTRȭZ J {KI%5ph!>~sr_$O[SѾtކ\ [S$?zX u-g'+E$^+AiBV-yu:[9FNt@GO[88t]L֎dKFd8̫=O蛎 - M$l0g- U_]SùN.:Jk՝K8s>򺔒SW:m heL֎'^t<_u8V ea/qѺK+qù;IN'@0@t'T~:NK-Sa{2kcJ%]SLgdVIOIȳu'Y %]I%_mgydQӲfE5884U(5W7mApN:[kW$7;FO&?yqSRu 2c .9w$BY]vPK?qߨU}gZݰngu$_ⶎ^{r^Tv.Bg_v umysyj7wNmUcHcCd`mܬ$=6ӕgڰuU7'qtci$ZX[Q AG_l4S2iY\5lB @m RIML/s\U?⩴e9'[3s}INg:.0͡w:˞?Eis]sk̥$gle[~;{r_G]:I)'՘lw\_=&α:4o" I%>o>T6}\fc9'@۽YL<wZQI]'K-8ݐ?մ%_rpۜ#]հlǴI)OjnIGZuy'w?]? *vA{?7d63_CݻʷկCg uMzf}?;{l%8Zz6GZ.-.=os]M5%5C61\ŷX.%Qd%9?VNGHn.M"ƒKϟ.{ns_k|C5t%L}5,ksc󇫹ߒ (INO՞oEn%;!${os7P6]Viq!?m63-vД$O32ݒݠ?AYw+4 6o޺JSy*ʷl;.í`pƢUl% )F.noR4]C*ncܸV[3)k>}ڷZ̓Ѭ2>]$% )>Va, W}IϪ ۿ5˽%5z5XSEO.;?XJ4=H8DIJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$Dt$$I)I&KTI$"RI$&"S- a2RQ{b|pRIJS)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$iIK)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$S&&8Ѥ$4n$$RRI%(NI)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$&)#Uߗ8ygawP5?^Db>"EMOnSJ]%r%.I$&:I) &{wFk:)DIKk))t$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I&QG))I$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$)I:I)iH&sw"g$AJ*3<f5<dI2tI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJIE IIKdR&)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I&NIR&I%.dR$JRI$I$$I)I&I%.IR&HI$I$$I)J$)$N:JRI&IKI)I$%.dR$%.I$$$I$I)d$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$TI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI%)$ҝ%)$IJI$RI2J]$IJI$RI$I%)$IJI$RI$ļ:JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI&IKNJb%3H:ςI)`$R:H5 )J 3wxHILf6cI$tIJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJL$SV_oJJ]:e"u䤦i& %2I4IK$uPn:ǒJ] ;'I1JdI$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$:I)Z )$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI&I$NI)INJY$6%2I2@JY0S$I%)$ )t'IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$R'L"Gjzyj3R_=oIMI%,D'LRR(4@mI?}%%I l03⤒JbA tRRM:J]$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$S #TtI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI2{K`⒒&%.JRIKN%,vI2tI%)$$I$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI%Iop$I)b IJI$)tI%)$$Bȯ%ʌ"$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$%)Rc+bO5^y9O>ؽ(j/z[Gڋǣv~Wd:vNϵ2?VKbUeqWR3cTĔgM꘽R_\-=]V>Ke 5yc.a>;~TvwYM S]_h.mQ__֜m@}WK*Vemo?WLߪ[YemhuaD ohҞ*|Kes{-[e0\t0G{l[R1ĩOd,v["_[6`Z4;O^[~sV6fاЩmn/Eq~3kv{?ұ>NjJŎ̬ȭ~cD/+V:w[ʳ49ռ4ۻz*}WceQmkK>?_:}yԫgTá ^ce"}@W,po=RN~F5}Uj?^#sxL0z썻yc{b|nzU:9cIQg!$=9HFYƷ)|L\ʺEh}oA/y95VpelCXFb*274`eXZ|?F~<6;F>Å3u%itLkfSGs.{&* "~5XƲ,qgؒh˫.Cv2 t9Y :/f]rk{VIkD{\^W*޻2B%sZ=1wvÝkm 0zUld]w5MkrOo?TmV#og.}n[{.ihX>'I͵VLJ/oRtt`^7v#ZOΧR܌g*xpQ\ 'y꾦%6;̵w=O%or rO ocq*E5^[,~VMkXgn7g}MuO zV{9so^lК`YoP˱cH~/*G@ʮ`{Ea,mwl'2΍uEskTTz.ձzf;[kZx?G[ȽZ]X%QϬg~$rOV7{Vm~I64ڂϯ}Z"|MV[Zc]U}oay-12P;5=Z}OF~0^%̵՘xi)2ϴ"/<wQ"4G׽ityA/oZ§%V\;OR=ks-maD7y,t߭e>[wRFGvk{^7?>nsqs zu>ֻ6aK@1twj {νٓ{+uY'#gu~Wck@xW@[8V^okmVwձ%>^Ev.cnXV~th~Sl]n];b<8ocw稴?OfܗO0 g4iM콍1A?O{2ɰ5sX ]$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IOTI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RJIxOv^x))xI[Y;@I?I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$N3AJ>I)I$I$$:JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I&)I:IR!843'={@q𒙨cNTIK$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$:I)I$h$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$Rĥ) r)II$RI$I%)$IJI$RI$Ѩ)IJI$RI$I%1 H`'YN JR J\SIKe())RE!I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJL$ic=o^M8u:O@k ȒI)e k6`J"I)Ӟ0Ȟ~ ʯvP-q6L%+1%6!"tI%)1NJX'L9ZfL$:JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRhNJRb$hE;RS$I%)$IJI$RBtRI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$tIJI$RI$I%)$IJI$R'I%,IIJ]:I )I;̕$RI$:I)DhI$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I^9*:7 qCtz:#~ZG +c5$ڹ~[%@I)-sI#_waQoz !FHy﮸oclo/"}S 62n6:e̍ܟ[1u?W>_vS`c۷RN̥chs-;G7e=8>se*Ssu5af1u?U}\~-Nu6=ߝϣZ_/-XZ2)yV.?Luƽǽs?s]OZe̮gݺmڳ?X=c-n.tŤKFוּ]a} ᅬrM/iln/lMođ4ٷڗE51Yyβ=H~n],-h} Ƴ1͟ jҬrJv:/Wjik^Γj?R$<ʉ?r-̶06]N嗏)mwݻ`V=.nc?gi0e|\OOΊ0lÌ6P:?H??}*UfFupNnܚ_CZcbI|R3e5-^t9=K]pY Wοtnzv&f.-o 9[_V>t^Ysd?6#z!_uM6ۈ-k~+]UngUֹdkǻӲ_6~[:ZYs}8YFG/z)K]_V=w4NNB1}Z3XGn+Ŏ+[:]:Xֺ6 u}7^%2VůP{:wQhײی\IzFϧ[Dw=۫5}EmO#Sqk2{X?;U{OP.BE%>w.sߕ䑹;ܣ[ts9`?C:Gd{2EDX6[Tg/y{D椇~ft?wP(EW[:zOr"WՒ-4P7p}V]޾;~ #ޒ_4dKo Nn}kR>e:۬۞vwjC>m5mt z{VM"tii?Q?wSrlϒ<5޻qoInV݋My`'կҾ*rh)7"\aKmA/ EsE4-_uA.=r~}M:]7iqq-EG͢"3Q4J6?Ց(^ǹ羶Sz龬}Iێ<ĒUԳy q$RC?kZZSխ}6Ζ{n;+W>B˝{7d=KkC+MA}Q[I mޡy}Hpow-t} ׮/c2}il$7nkzj\~mF7K~ߤHKuk?תl?g/̛10?Lۋjo5aze407?IXnC23}oIc[zbENWʤqc>_ҁ{^=TgR빴Nhh3޿龹}ICk%O$QfH ֦ۗo׺~~uø-Vƿ^Kc7~t.9qͳmYP~-HA(\^Ƶg^S01g.}ct#I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%?TI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RBt)tJ]$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RLRIKI)I$JRI$I$$I)I$JRd$pjǮYrGV5H%1 ۣSR IJI$RI$I%)$IJI$)Id$:$&NI$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$dIJddJX:(%.I$$:JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I8%&II$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$p[v&;:ഏR h JRb0JYƦJ`!:JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$d:TWFE_UGS4ȑRdI%)$IJI$RI$LIB ̞ݿ|I&:%))tI%)$IJI$RI$I%)$RI$&ݬy$I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRIF@S$)RЙܝT\'$I)tI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$ҒLSIJ6eI$t$I$I)I$JRd$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)II$JY$$NJY:I$$I)d:I)II:dCi~1x"IK!<'I%- 'I%- 'I%- BtRВt)iC=Al{DIK$$% IK@JtRД'I%- BtRД$:I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)TI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RLRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)d$I$$I)II$&.{%):I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$&"SJReI$hTIKI$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)hH'I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJL$Dte$/`xp$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$R'Lժx[RSy%M_ ]}cޯ"Jn$7:<{ڗ H90}IUoS{wOpR|/Jn$~Í޽Q㽿$1՟$iQpzoI!oI%6]1)8-5!1[^{JlU` a͵Sa2۱3" WpO?3A9g8˧8$ wToRTMCMG )*HhEg7 )"H~>})J )yL@:1iy!%3I@\z^?x})J\>V~S4=f~Y>%U>|Gޒ$7}zzJd!%2IG{|B[S$n)n))tHJBJ]$ҔM!) )tJtHJG )tLI1Qk$$i& RI$JRL2J|onPN^Oo/,G>?ܽ>"i$JRI$*,px4IJ"$Ų92p I)d&IKL6ԎRI$LI2I)tLI2I)t$I2I)t$I2I)t$LI)t$I2I)t$I2I)t$I2RI2RI4))tJRI4))tĥ)$J@ bU[9)RR%!%2 JRR(Xq5NgS$JRI4))tJRI4))tJRI4))tJRI4))tJRI4))Q:iI%.iJRR&%.iJRR&%.d%.d%.iJRR&%.iJRR&I%.d%.nK*:wXHnT)tIJ$:NnHӏ$&NiNI$$iIKI)I$%.IR$JRI$d)I$%.I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$&S$ <n$NJJdI$$dI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$%.I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$TI%)$IJI$RI$I%)$IJI$R'LI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IK/?={?U9N?hdѭN?|j:43?k֦c]FGI%>n?ľ(p#.?cuL1ܻ?j%>p1 ݖ j_2)$GH}z2I)&I[ 3Ȳ~z*I)&0dYK5Ȳ~ ^eb$ϸ%l?j`%>r I֤Ķ ig^J||.6Kq?jtS?bܫ?j?䗤$7_`&w?ɯII%>l}҉;QzRI)Q&)Y#&*鎏LeI$Ϳ;DnW4?bn?c[x&IO1I|#&jnA?kҒIOL0na̓&3 ^%>b?;,$0̗0?XE].E$2ө{Xz$/]/N?S8ڱbc%b?M$g2b-C^%>Ua%Go$Q$SA-_GkՓ$?&3Y.]^J|]$ySX?wIz% )c&ˬymwMAk~T^G']K*%2Sȇ'~$?ROBJ|Χ3?⇫}҄UqP)?ˎ슃cHJSNHDdV|gv_2YPn?3QJ/[%>L=?S?$?PL^ BJ|,CճzI%>KTLޟ>e$1XڦRpthz)C)lbWZir)BJ|rt-YbSu d?^qa(IO}g[קۋc-L/}.dUx  ;O+?Z^'E D#-k?_Cwlz06;"$6X٣ml-wtZ6Ώ BJ|{$o;"m44r=gkE{% ),q GlP^ȞS_}d?1+a(IOm49/mA&/c%>@iADO#rs-ס(IOk_6X+^vIOo?ҽGo?hiz% )#-yG̎Z$A+?,>;_RuM{P* q6I&ۮK!(IO_XI)]kHJSXa>^)_8s wḘs\H<SX@'d,~1'=ۗ )k-=?KܽtSCXad#,~vo^t6Yio{g/^B}V:ƽw6>S}`##,~밂gry۠I%>Fp#$?Yk$QgkYϪg+IO]h]=.uRIO7_h:kZOuIOykO|^ĒJ|s`}k2=b?L}B.<ߨ[ql6㗲$?P)=rc2^ȒJ|n[,zSycR/cI%>4>}nn|?*_;m{*I)+3lNO w$~}rokr>~}rZ?hTS.0[WT/97B1~3oK^߽IOz^o_^>jS=h>mHOضW$ə_ׂu{Kؓ>% d~I&Dh a{I)m 8aZ$~H-GП]|>W]d|vESN25@^̙%>6z׃kvyzdS>5?M1?̈́F.F`S_^2TPGѷƯ^I%>CO5CS;x:mNFIO~9ev^%>Dzp5i@u #){dz~}+#Υ?$ovpU)L~}v*$ǫ]ݲ9GL?\Ǿ/>CHBP?Y~e '/PX#ooД$'BgnLL]܏(IOm0FG#HJSmum%3m?G^ BJ|{'-'HkO u Y>Ug,&яKIc~KڽLy?\o#+R:o\+izI)?Y?L߭?\SaԽJI)}iϣ`?Z~GoW$\&}dE;#_ {2I) )7(dWŽ>tx.D(IO;?&;iH?~p-ݶ$O/6_[5iO:I֕욥%>>>}qۻcPOO?%{PRSLxz%9c?^ $ϭuucZOI;~}kC=<_В!gn)$iKLǣ1軅ЖԔ#֡e'c}gia-%>J%?w?2h>?N^[J|#3~Ifo{LX<J| vlz_c1XֿYO JsCCD$1]{23?zIKg%>K[קw#0|c`&mlphA=`1'&w VO} -o+?>'w N-qKY_fHO5~_I1=H8N5`izj7)<愔CRE7<=KnS_5d }oSquR(rg(׫wjkaKTg%>RbM6z(W s 愾愔8@ i93w] }? Ï愔Ìh($S~7&eL5Sz&o_\kKNhޟg/NoLwX"v4\O?^礧ԂtRI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$Rr(e`%1lɝGe%V~0lU%3I0NI$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$dI$I$$I)I$JRI$:I)e oe#u $š?\6-, yWSRI$$I)I$JRI$I$$I)I$JTI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI4N$I$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$$$L#$R$JRI$)I$I%)$IJI$RrN/c^95uWTYG)(@$I%)$IJI%4$I& RI$ \v6buqd7׹32n?9%$ )I$JRI$I$$I)I$JRI$I$&$I%)$IJLJtS<w"I$JRI$:I)I$JX $I%)BH<$I$&NJRI$I$$I)I$JRI$I$$)IK m& &F)"tН%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%-:tН%)$IJI$RАI:JYxԇg:Vxԃe}ĎJ]$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%-)BtI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$$]$ЧH!I0NIYIKNJ`A2gI:I)I$JRI$I$$I)I$JRI$:di;zNQ\lYgwZtȸO+u~G:2H%tI%)%I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$&5I$)_N הJt7R|SI%)$I$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I&HIK:JRI$I)e}_뗠>:}s\fg7O]Jş'TԤ$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$TI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RɄɞ;)&"RR:hRa)HyI%.I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$&3:I)gr2J`$Df$I$$I)I$JRI$I$gfU?/c^945P-|JIEuILL%,Tcp9즒JbN)*-`i$w2RR1hFIK@Od/å3!漣$I)I$JRI$I$$dJ;$I%)$IJI$RI$I%)2tRI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$'I$I%)$IKc& &~))iNs^v|)"tRI$I%)$IJI$RI$I%)$$ʿ_;Xv7M-^q:+W!?ROE7I$I%)2Da$j Hq$~*hNI$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$:I)hSM )tLDL%)$IJI4IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$R$1I$:{)$NI)I$JRI$I$$I)I$JRdS_H}am_K?_UG!K*]$AJI$RI%)% NRfv$RPyi:4%&NѻF⒙S$I)I$JRI&))t)I$JRI$I$$I)I$JR;)$ TAšn)IwN%.I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)IIJ+X`ou#)9J^W}Dmܽ~Li'm^IOtIJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$ 7.i$-{$|S$(6yd#XT$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$R'LP:F_K"Ķ?jr %NX#r]$TJ/a%2I0NI$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$d$D$I$JRI&>I)t)I$JRI$I$$I)I$JRd$;|I4'IJI$R'I%,X C$%):I$:I$$I)e?JE_Q w?ŘoꜺQc9u)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$TI%)$IJI$RI$I%)$IJI$R)I=4ה3=dNRRTxNIR3 I$RI$=ӤL%)$IJI$RI$(\ i$JRI&I)I$JRI$I$$I)I$JYx1 ꗲ/~<}FO4I0NSI$I$ Mshy$G:{' )LRNND )tI%)$IJI$RI1R& RI$I%)2tRI%,S I$$dJ jJJRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI콵~q%%I02%)2tSX 'SU|AԤtR$NO $'I$I%)$IJI$RI$I%)$IJL1IOE:<,j1^c3a[$jTI$$$$lkHi0O i)I$JRI$I$$I)I$JRI$IR$JRI&IKI)I!%*SRI$0Op$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJM=)LILI2J]$IJI$RI$I%)$IJI$RS6?%_ ꗲdꗲ$I$&IL$-28 ,,-ی?7Ȫ$J\$C DLoȉ)LH&sy' )tLI$RI$I%)$I2t I:I)d$:I)I$JRI$IR(uӲJRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$dbݳO^ݳJJ\#]^^zy*J}:D)4))M RI$I%)$IJI$RI$I%,$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RPud$*RI$RI$,mm.q\PRR{&  %.(d^vl0Q g-N:JRI$I$$I)I$JRI$:b>\%'IICNbLuN٬)<& )N$j#M{)$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI2t$'M RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI2I)t$I2RM $ $I2I)Iǂuq3 IIQ<<% JRI4))tJRI4))tJRI4))t%))IJI)t$J|t=ʽ3 3̿AhN^ҧtO>?Z-VI.ԩ%peH$LJ[ou$$LJ]$JJ]$ҔM)JJ]$ҔM)JJ]F R&R)IKRHoxs G;~䔤$KpI&)d% e F⒒$R$RR&NI$$dI&IKiIKS$RI)IKR9e I$RI$'IJI$RI$I%)$IJLRI%>92 fy׍RECΏ'I$I%)$w :$8H Gnl6 iJtqc @H$I$R$JRI$L $I$$I)I$JY:I$$I)I&LG&RS$I%,$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI2RI$RI$!6vpII A~O$">7:xIL ŶD}f=ͷrs\ Y?ɻ%>Ɲ2I)twtI$I$$I)I$JRI$I$$)IK$IIK$II$d)I$JRI$I$$I)I$JRd$.`t$$dI)IK"[g aAۈp9IKRIKI)I$%.I$$:JRI$I$$I)I&N:dk$t0}'jW&8̎%v[r0='.+KȏDu}0$TI$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$dRNǶ&|u%3Px'TRTgP:JXNI)II$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI(4RS$)I$JRI$I$$dLٗnצd}o5uS^_)D}/WB%<e 2>ۗGIO8>nnXO8nd ݻM%<&FvfS屷;0D'$SfGg`4lhfCk*,. )[3kgfG1gS;^7;0IFI24TSQ23r}t0w:k!I%< Uϩϩ!FzI%<88e"=Eq}/+I%<~5YN>A9zs0]"I)BD}/pqbqC`kI%l }[]<% )]~V4B?HXΤiKI%<쯬AI2j?qHϬˆmxIO33,NwoiN4_>KJSYK315Yf3Nɮv^6u{FmĜh='(|5&OqGiQt)BJyӏXoP8Z$FFFMt$e{lɤ9-pO޷q~cTY~) hkI?WE $>6$?J)}!Q[] $ g2zo:K_1n-;lhLݓJyUf M/{q?Mt)JJyW^M &,??e%10D<$O;h>~$|3$jIXkNѤ{gPG>$}e.:륃EФwN=Ŧaȱo$q}haA:l!90&.#͖DJyv 261QtI$> 381WB%M])S}>}|X<M'bfzn]*I)ۉ1{kOWc}d u~4)埇A[wMZ2ݟ]ŢvEnA9Ϩl7YʻuzPc1)<;j.hp$'I%(% JtNI)I$JYs}ku?ڵtΜj`}&:]].j?MsVo?zǸv.5I%84-Ű~^ bnWo׮$GDi~Q Fa~휮$,K]. 8 k_Z!0uҤc瘳⿭"}gM= WLJyfdC25?=IA5GӤogvC#OkGo֓cAdSl:;>(Ӻ>?Y:JyCH?]$RIO6F$^TS6byjiͦ{+I%N ?YgL|X]d]zRN״?G}ގ}kIO4߬.,_Ffdc%<Ӻ@GxwOCƟGy]*I)P"pόZ&94Oc=.Aغ(JSˏ_f*tͱub ۧBP[u`翽?gUGx.H|ՄOIȓU BJyvjꅛe^1P?[x[]\%<>GOJ͟49:du0$Z:YRo~`ѫ%<~u'O.ʬOPJ./P2?ίJ;.vǥf=UBPuY'fGDFhfLkҫ%<Ϝfzf@1>zC BJyc$̝PGPir5:ë(IO:Ay$uz6}kcg^Q>ؓɀSΣzNNs?.#F= فkC۴!바$־%d wP1'(?N[TCv6쒞eZ3rA& Fw֌z^Lia<ǁTqZs'^HE&?ed&XJSn̏(}e?C $?Y3#s8fG_] $xgR?Yt̟*S|HwLYѪ.Ӝ":^IEPhlΉ/$k҉8=/$|ɮۜ/'ViM0I䜘!$èL~9$yYb!(IO0>yY)=2b$\?˿bvd5t)$?Y󚥇s*ķ9I.woX:d)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)K?:.1ݲC@h9Ao QJSһ`}15;܎߭t汏#m-PS]qȘҗ(>ϖt(r IO2ﯸn htWל0}YD j`ΑtC vNP']hzg>W?dSˏȩAB9ydNNݹ0:[^L$OJS͏gRg 5Jy[wޖt?DJy㦒 o&~[C BJy4jna류t O )׾86ͿIK|t6%xqu1͟ID}{Gk&>Ͼ1j&}t>5Y&X4})侰q=;"k}+5'aqz2Fy}eil@boI>Ɩr*pמ ]mItG]X7Q֟ANOA?? >W7 }66>%8.[ ?Ec7AjqpK~~?wG?E?@][egcg-?BJpr["߯ ,-cP8}6}l4$ 4oCat?7O'VFBC q[? )? )s(y66Z绀hN:e )?_:I`C5?{K͠dA}713ВQ-*m2+``+`BCl4$}|DSϞr' n=&k8@vS~tX3_'eȭsA ql4$-\5n,~S#_cעU_ZaFB_aFBJrE?KytsUd֗a 愾愔Fn-%htޯkm 0_4,T6[CZlEONd)I$JRI$ba3LS$ I$RI$I%)$IJI$RI$I%)2tRI%)$IJI$RI$I%,r鉍ETG ͩ@pA81*n<<*pjm FsCR:d)I$JRI$I$$I)I$JRI$TI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$84I)&"RRtI%,tR)'IJI$RJyl~|ZBrdnxOںI$RI$I%,g)I$:I)b.Utb:s z.yWgZN k{恻{D!>}em5*`q,BY}dv}j=ۀ[=C_ ftܸfVyxwO_鞸g} a8댨>?gWi%мZ~uSَ!lu<:r2X䧡g>mYC Sh)?&M];.ޡSN^#gqw~^*uV_빀 h6~ޠ0N rzOk:euLIob x!5[Ccu{;pwMuP\K/aFFKylZ?X͝1XFwn??h>Ktvg@[m.sdN&+3^K N56?ͮwu*%W %Z1^M$=>ίMS/Z {:le@ vnhģvoDZ\^?e}M;~\OGb]}y?1{2}'}wqR@-$z>ߧgv˘pujr>6y =_I/I0~}[4SnxF*̯ VX8ͥ544%uT+Am9A-}=|f[ !UϬ}8_cW[gٗ1~=nWVw7Ϫ[ֲ1nجo]NCKѯ">՟oEH;{(v.m55-mp;fY6Նfc~UOy}6[Fk7d֋CJ}3,V@k[nG&+nXh57ovXo]ϰY A(+2d>>K$I)I$JRI$I$$I)I$JRb1IO7'5wR!sR?di]VѤT$I$$I)I$JRI$I$$I)I))b{ˑCwR okqG:BI$dI$dI$*:*E49Dm=ӤIDR2@$SQ[G)h̉ݾ?]K:S]&gsqx0,em`puf[o~¢"2#Mw|S3~6Ol̵EkgnY&G~joW6M"YWln6r C%>C`bc]fSCH͟Ժ?KùgMvv?8n[hͥS?G,&q: ?Uy/w^c{uJsY6 ;'6pz0b^.Nׯ_U%~}G{D)/U^Uj>N\_Wtc]hvA3"[@lmɟT Jrql*8OV^v?M_|֐=6zn,U{H[XnWVaF5}L=)}egռ?[vs7 ~?Es~[wMTy]Y1GLXp[ msݧaWNAeOh#߫1 U^./R/觮1u`jFZSk)ۜgS^mWS2p&mdjeuSwJ0YQLO&S}_J(c5]bd=$8HUwC>h3%NֺFMTbo{s5/_NOOloVLHqw.D,mfϑ܏Duz$I]G*I$vᦚʚ {;DI$I$3~>~r7cC0[cV{S'L$I)I$JRI$I$$`e%.I$$I)I$JR:V%7/6_Y_^0zE}avۀ^1Z?Y}1S.87g򯪯}]&r[e=JNa8v**{L1?II\o95[*⛩Tӗ+~S[z(S2-psV _q/}sx=Q謹WN}\uklwŮY/`7o=6?j-ћ.N{}IS/]Xz48 ]ًЯ!s>=߾:oQwl ;hNFձ*SWΩgG G}*̻km m|1ݿk>__ z5']L>pD3ަzޮ {_Rū2`{gC\_FUhn;}M_6t_V~Z;RN%S8~ٴOk:#d벢i޻}>iIzӑYuuc8XDz74}`8{j-7~ίj?dCr Gi;6>׻t1kf xډTiI1qН{$Nv&6Jc^Ev= ~zzmA;\qoD!H:It$I'IK( Ԑ=p0)IIBI)I$JRI$I$sZIi?=t'iy?*BtJI$t:JRl 4SI%,.'&+ʏ\lrJi}JtL)g[kP!3m$I)d$I$$I)d$I$!))װ~USYps Pǃq_`v;7<^!_^Pz3Y;; s޽ :vִֶO-r]ggGJ{0F  -kPl.q^GޣÂ{-鮧d9j eGW[`5l]Z[F[h;\]FW^8hX-[As]'މm6)kmgoo_F[^FBǨgؿ*nn63oƶgWo6,M:GM ƿ+i# AOsicy4˛+rG.}-oa`{кmZqKsa>{ؒX0,8m.~?_̯Y`6r{cu< fkCց {_^5U=~W=7_c({eӗh`=Sg1aX,kX?5W 2Wp$?F*=ITϦ0O>IR`uX-*7}v9,LܳoM8$dX"̗~_^c1zQvOI/ޯiFH.?}g=?ګLjt^mlm?#kb곾t>7~pǫ%bO\.R}#nU8rX6+[gWlK_Vv]RB{V-ε'QIW\6֎`}6.ajřvp* mU[785}\N?O*ʬ`<=+Jz,qmu6{H0׸HS:RT'ʝÚt^)K˯aϱŎ1GnkoJ5i_g[ !oH=ttI%)$IJI$RI$I%,$)K'Ӈns}g]ջ1%=t:JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JYr su+pF;=:IR %/ Ƣ'Me;LM\GJ]2IX-<$IXݠ$I%) Dϸꩯ1b}bqOJ}+Uz;dnؓru78 }dx' 9.<~W _8pyf4iVVwms?9UdޡwDֿ }kZ{BcdMpsxu/1Cr%&op:VNF- (m̓%UѣJ}B޳K,ȥicA~k=[c<7*Ό:{zϬ\mw鑶gݿw=s]Y<AOSwTáoo-s?9N{k72:˃hgڕ k͇׾b}_V9&],IOuvM4q oRuc}G$r򎕒~t׻fMu&kk>. @dUq-c~mp!/&nsI>u>F~oV@yZ򳤚>DiO|B$V` ԰=d{$Kt__lgT /$߽%=v,!Í 읎`[Om ׇ=goPfeN ZrjmʬJ$n'_R4\9^O;ona$V/[SrOnc =֐ 'M{]!>?oV {j+}/qLjJ{k6Ί,ʪõi>XyA3뻿ڰ3(8Udtԁl_IO~=nE.ʏr:J]$IJI$RI$mgI$tIJL2JYsWH=WJϿcWFW5t^\²?b#bҝ&'^aI@H9IILQlƼ$& :I)hH4I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)dIKI)I$JRI$I$$I)I$JRI$TI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RLI0))tґUcߵ)0NI$$I)I$JRdJy{cvWƮ.Vusp]R$ RI$I$$iIKM7TIӸH_EM%)$;/ֽ ZXq'ILmޠު擒iݗMaqݑ] kS~tεڲ&ݤ?h0gX, J:&C*JWLLgw][RR>ұ>3pmL;кo@wߓͶdnɫlƲkma8mF/hiq 4 $=4\z.V*FO=@v}2ƽ !Dd`wO__t켚$Lо_W<ˉ2-^Tl>6=\ HIM~ӨXp8;1:McV1Ld=g[&;sE<OIM,?XXgg"tqtn;yindDe X!c)O.}]k. fXֆ4p(}wԩ=7{w"BJp/#'oncLҲ.ĬWe8?Wu,Z,5.7(xs<RS]Wp?j?i,5>4}Wf)i4?v}Ǒ|Xes":19Otϫ؝/ :A?8o?P 1}?rҲTcܝ9$蒞wbޒlcd s ]f>kK iZɫ%{^8DX?Wux,- 2@ڧMɿ3dlBeWɫ{XIJYsCpsO )OBģ>ΨƟ:{j|΅OPǝwI)_R:O[_L;K6Eyc+,.M0cVnTH=ݑߧ"Pgն_IYMoDl]JU%Z^4w,-vv[I~ߜ.RN?o4[-./sQuWXuβZ4 N>Iِ_FMM=GQ3VY9O?u{?\]IZ Kou.3;CYLX3ij?"=za̷鵌g%ҵTS}^p130\Y}ǷcCoFg2>rn;,fKή?/ӡ$]f~WM et Z{wmJEC=ml$Ih>ϣO zi|(ڞWGfGHfF #1sOϬnPm "]޽5"R>{Ծuzow}/o/W>}T?7%7P6.(BB7ag02.<пs7lbp:cq:{SY_?b<#v$RI$I%)$IJI$RI$$9uޟ%k\W#O/$N:JRI$I$$I)I$JRI$I$$:JRI$q?R1N> HuN$j5NS )t铤$$$v6vI)*J ʒJRI$\^֡b L(t_Uft<:-ẗw[^/_NEw絡aN[YgztmNOledݰ,;sY_Rj` y6XͮoTI+S&k옻q,k+,kImXu_]Ckvm-f}RJ./U~pٔ.5zLܖ{K[Ϣ": xEʙKaLJ~zVfY]A))_t^mﱶz?;Q.WN0k]2gP3f}Pÿ86?zm[åف4~{ ;>>7?G4xO/ԱYm4ًUOݵoEI$:M5<2.-;xemMmUfaG\Z ,iMcX!j|u߬t_[?m|{Xڶ?w1b}OKԸVƁh;~()=WgWN+cߤwXG;Nnn#p쾛\{7//VI KXRe6lpcs7Qz Fj4 so׫R mL(\هD$ RI$I$$I)I&S2A %)$IK.o{TVE]u>EN1 NKYjk00@$DAK% & )d$-xq G*I@wNI$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JTI%)$IJI$RI$I%)$IJI$ScT$<RNJY(NJY:I$$I)I$JRI$RQ tw7m`XJI$RI$M))EsY>_8]79-g0tpB﫽k/5ȧ1 ,ԋ?.wՏtN[h9e_hk`s/I²ic@.`;޼HͪΔi{v_yGؽ ]t08~e 1=;?d߻Ӯ 78kSe][ctL CkvoPщkO˃-q;DDZgC]tg<~u |Rm{Ԍ~EGcrrl{wlfljGf=(WZH.OM. m7=VkÃo}/oHݔ ~Kc7G~V?[~\Ǻv?t_4ֹkfw~zJrFYy#dR֒'gKSO~*uS#O~ad<ܞ擇;ּwDL~Ƿ|h^lo+ANF3qz{5ݬ^__5Y*kǯ}}ր>j׫紻Ʒ ߉:-;:+űﵮ.iv:AN.QX guًѳze:#m`_OT3+{0i k/Z m2}/K~[Xۅ3iF?Y^gzwDo;_vs~g Ltʮ=Oj&|~S8㲰 IOm'V9f }Tqq-ރLVk[3з̌Kqe;wc{T~_:]\j]ei6FN el[}ϻ ſL|ޭgʧ1b>{k,} }Wnq~?MMOM[=}΅5}_ػWVR:6XM2uݝSItl-|{[>Uw0ᮮ~&GMz]pi>WO~_.SeC_Rɷ >q/eU*˯-n3/Bڽƒ+OgBTWr75ysXW^=?YQ.kfK/69k@~Oy?bĢ1u7}^u3? ?W3/kmW1e+yXyWW7m,egѺĺRd~u<;zpr.IisZ=EچƧS?5qەcYf-X6X6}wIӺ]B魯}"Hи7K}hn5]uj4fVq30p-XN>Wb7Z'e?3րE}5uK+e}"w krC=TwFgҾY^^#qO̼ؗjh_ڮeZ,>//7ORٌ=δ6Oӣ֏]/E­'5 ]WnGg \ߕ6Uޫ}k}\wZu /8&D_ZzYK[?DgZ_Y?پYZ]ƀ5qn-諾bTZ[]>G-ܟ]-;ѥ;G`I"6~ܳ􉴗gx76͵glN3eɬ~uiiw;47oլ:y|Xh$~uD=&lX?[qt$SwoZW]h!qr?X.xY[i}oF~6S@3mYmU=?Y _Wn]8ֻcwmN_YDZ{L󿪁KI$$I)I$JRb2Jy7ǮsR+ٿ>=t )J /uGM2J]$IJI$RI$I%)$IJI$R&N!s_WMs\dc_}5̓ս %iNh%)2t)2:k $KξyoRƜF}+6~?JϮy9"0Mh9p⺿^xt*,#V7woG .wPwMǮX9vѳnYg*vΞWklM?86[YSb/wѓ;_;n}?(ɩ1F>ߝ=%eq#/.[~SΠvZ]FVͺj,]Wnva5c9/k_KzAMΓ Ts)I/YlVheR$[mBg6uau.ȭI~{:Kt|>M!+S?i^6d^˩,yh|3gҫ j~e0cn͵|VI_R~c׌ٽc{loC+;fܧd5 :n;ۖ Xw{kXzoJ]>{S[1:^f#ݗPsA˨}ft+%m/ FXմcӊ)ɲ!r$)S;Qs>ڇ(C3*9#&ڷ۫}f7irl}G֞\ë~>~#vnqOٝmܫ1rw6p~nV z6VN7M蔿ҶǗ6}-}J=5tLΙ]C'M9okCG}aԾ4}2bW ?gѪ}[uޑѳg){N@ŻVz?Ub̡>yY%^eoJ 2jU;A=NMUi՝~Ck-u[}?ܳb:g[+X*m 3R + ns"5}GS[nZPCe?mK,'Ytfe?'-62v3]/u,o}kь}nhUcӒ^)xyŏxUi~UoCչ0:&Kh5X< vѿi%έV}=ƟUlo-o}V-_0ҽAL`}ְ ׹:>?ǣ6cŔH[-~6}Kq2_a^浭s}U|/=?#&YS/s\lUJ~btG] 4aT\6K뜭Ÿepkv;qؒ_RY:pIJ^X~Zp8G';pӍF!om3]=VjpsG%I$RI%,BY93.1]OF .6%}B˺Dqx~.d.;lȝv[]95^\ڜXv wk)Y,?gn)7}d<:hC0lsno=VZG .a}OvO^{Y'$;단aG :UloiT=*z5Ykz k?>F a8}j9ujikVY}k5oڜ_=c*҈r:J/3A}v9_=Cbݗ}6{ 6WݙҺnya&X:mG}_44Z?>l]qdTR׃C]z{k?\[${K;AO[\g'vӐ[SSoSY\:'Uuv~Iy  ]$SA֊DLRRȔ󈟒= Gg;RtIK'IJI$RI$I%)$$.wA].ӿOի\@]PV߿~B 'L$I)I$JRI$G-MHodlzAM":65l,-@ǫY.RI$I$$I)I$JRI$I$$bRRӬwB˫{ki0 +/]>5MtOCS+ uk0֟grܮڲZ+-{Np1:_O?a[.̛cp*CC+nkF")A羸u~K\=`;}}p o;tw]mX_o=.k 6mxk~s+3f2X PkOdzO׋3,omosoZsak},fG]ׇ2VG]6}nqn-WE$:5̌kZ*cG~Cq׿kZ:U3ZXW4fͶ@e8?a~Fc/6C.nwٽF[*d8ugOщmVw}?U=YSOW9m;^zX,l,̌vN$֭o]oJ;OoSbovz_f6~vޟwX]x# xAwϭ.#!N8nv#pʽ%:O5)lFYk|vuCȰUk17}=.}/M}lF{K+ zdي gߥ3+4G?f=]Y,N;7Z~uzWG5lыwپ:AjVZudK?)~ger.,em:3;b]-[s}vYpkwX6W}]N^պVU~͍w5בֿ Sҳ>Pmk=#NMy* yo~iqj#5\'%Ks:ޥ::>U%=N: RI$I$$I)I$JRI$I$$I)ec_wJDުw¤A:`%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$L\F>']B>NIM0`BtpRH""'TAS'v A AIKmcJ]$IJLgu`VԔ]gDVR1 ^hb-*cf6 3g\:WͿ"7!̮Qޘ[cG)+O]1[7[Mvct\߮,m?L \#O.{lz!x՗A/g턐/\ّ^!ʹzᳳt;*ޣkOfuje {pۻ?¨koOk:n;)44_oI._ 9x>p3|[mddūV}J76?8!ާ={v ,/S `\_/C`c]Ecs:\W}Dwc7`qp-'vӳ{[ft}{66.g^uC;Uv;֚7~ѻ[d3u~\v4+{m6%?]h}Z]Ny:?a92wyLmWuӘdn;c,s]][Z4u̴g{_%=>olf_nOkFZ?V֚E;m7]E՗pTH=0wmz?E&`ȼ[k3{St[dtC}+6[9Vnpk%<}[X;;[MVmȱ Zo?ק0/㹅yETY26rHioRgJl}&vzk_S/Uū7ִYY;'V=GTzοE}OSMC=Z=Yn5>Vgk>@{X]9'Gsla$o'便*S0Va~Chcxio\o~ڳzqs WǬ\-ӟ 8;_K}oų9m ݡNCg}aXc+H?IMczEƿkc6#. \Of;M[\6V ]EĖM~e6˱z/kљkbhj>g-9#{oꬲ{1H{7oſѺ}_A HZq?SI?z#S")&NIJ]%Ljd$& $Ө43e4I%)sWI=OfBW;jQo{%=Ic4؂xrJH|Qfw|Ţ@'Q))ItI%)$I$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$TI%)$IJI$RI$I%)$IJI$S$vN) t%2I4IJI$RI$I%)$IJI$R'LRS{FֺJH[לբTI$I$&)IK.;3,u2%< ?Ş[#oR]^{)$wpש_#, gR4.$*ùJJl2dw +rY:Qvmyv߷{EK[ߩK̎Nwվ2hXo-fY}[SG3l7*kn+ֵ. >z.k>zJc,2> k=K&;kT~QyƵ>.>OyWbUfk[eIM-iөdQwzIeoXv>U6z6mwF=bloYU;3%"\d3^[<Ρ֟;Nec7׻GzUU?2>יELwR~ԩMgKKW>ԲGL#ג~n37uv=z:EO ŮAN,/O Ot0z_HcԧV]UZF5׺>o%Hs,/SrZZKDgL#GwҺf\7'[]ʱh~ޡ6eUd4o  tOsKOTȂgGuK|Swgd}Yn-kEؽ ܦPo!ٰ=RڙQgʯvΧsw0#qtW:wXkU`_e*zwSȫUXq#Ը5gW%8#Yfת2M- ;8n/n8Xmc[^;Y?K/7+}b>mV\+KU9? u[jUeK/ru lSK+hl6\7|<q8y1UzWX/íXsk1vzYײrr}lyhAuj_)wq6D7F4k7YM8d6kNw{hN@EnN3--i).r΃dG&|O'Nr<+[uP(Nާ?I+S;XdDt}ݻ;&wzu)$tIJI$RI$:INԁ6@ߨs8׺Ǯ%)$RI$I%)$IJI$RI$I%)1I$LsPӞwsP?|nG:"tJIE΄$Ґ2߬XoZ)$Ca>/m3s{;~ע$?oտihϯQuœvenud86JOWn=ʃeGM qGrIO߮Em@w۰[W.f$g}5`$auhfT@_L:V4UP5oh4˸.hhi9t D}(J] H@g& C}|7t||{h!Ql ɣ`hp*W_.fϴh<Min;/澗K[??RwVm_dªT}ݻ'@V譀H'6E y{o6O$\Vg g YY?g'k@>m%~M$]캂5?s?\qV4~X֏TOΧw;6fY?g+ZoaΪƀn,ckDE}n, s6icKZq:o&-@}7'ޏ^Sk&/,6_MRҺnfGHO]^6oF?F$6׌;!cKУl-]Fׇn G}?|zLɠir yKp>[cm}ssgzNݹO[aY;\[lFW:O z@ǭ4MWW1r>sm  w[]q-6e{Uh+k7Nc201c{_?Ou†Uemg;)q61=F:5 ?Im덮mWù]73WA?_0\gwV1uV6Hu3 CvMvi8;NZl#%Z9[_xUTde<w~]O[FQɽd K_nCӄbTfe+YTtae▒40GwXoּϫiOmUX6 z.g;*x_Xjʦn%<61WݿtΝV?;N, ?pkge{cͫsůsHߵG};3UYtkExw-Nc^+ kS]t2}{t W ^W^]_3ܬcmX;~lCU<]}" 1K/~G,]ڱKſoQgƖzofԤRGFߓUtY4mhkǻ8?&UP#ge1B |+me㽳\G*]n3EPl./SS#}lMhƭCK3">RvӋXӹ}%p%jxB߮ cJޏ&eẋ.gRgH+S}se1G vfA ;\bt!\^Ϳcmn;Y^([6]WnuQP,+6=bI%.eִI0em BJdF tBI)E$IK8W;ӝS 8GuĎ={莯F: A^(sks&};ގ0p2m JdI$$I)I$JYs tl#Ft뗫?5)RI$I%)$IJI$)IJݴ.վuwgٌʷ8=}Ji_Tڪ)ZOͮٱnc81݌vJz9IrSteRam=?7PC9ͬ?4_5*SI.;c4U:.`=yZOŒι-=8|sލ)R\o]"džF@j6IJ>_mehswޛP[ XR?x c4؁=Vȥ~C\Cg)M6A.M\o}o >ncbݛY[^]i0챟}i9Xuߋk괴ί%;2j m?[:}/ q۸n{K\t[ci1.~}]G?wl63ķk]=3]S񛺪sVͬEVOnMɷkk^c֙5_W1ێAnw߶lZ[zqcXHv;ퟢ]'֗S՛?F7=KTZ0\-PǵH[X>/k֬S nkYfkW3H>8cWE3^WUf=NcC,'=!Y xo~-5\aegjy\ȷbGZ8G'c1 K瑙e uzv=?ۊYe1ԛsq _ӳwHҞ%`}qʦNCi|w57Pg:XIp.۵=mn3jY1Y\meߢ:ժg;d?Os0%߳/NֽGXCm#cCN~v~z[rdfdљwIsVeigaKp>]czyFV#`3qu܌QΚInſjJqpr='6lYGUԱdzAc,`k?7n?u^\hn;fOoCU(9 qx9IO=?:z>PnCv_fvx=Em?::V;Jů9ǭ=0kyu7i!GVa]sz[>K}ҭ0mT?ޗi~]Iӛ~S1z!4YGRݳOa--7{ziF\<_&t̿^\= w7S`g3'aw=?vY~zy#sVvs{.ɏղ oYĔY]]ws&?H='9zUίYwKKŕk?"hW6[qsEu3bEߓnHd* m}M-TꭼfΙf3%վa+ \1j}~f]ؾI]eSQkl_ռ?mc&7BVT;h7dSҲ[7ӭu? VۑgKQѠ->~c}w0xNT Yzlwm!hy^u /YkZw4lgbW{2Mc4 8z_\2YeST냃F9mګ9欛pΟupϧUSʷht"`Ru߭k oeYsgm~ϧrw=\iQvIJ^RӁ]8~sg&wGW8SQ潓zTrT}qΪq԰Ϗ~w>3P7`:wmwV)e)\S[V/KY0ZDc*?F-Z>ctԲc05M%;RpmM,c훖J]$IJI$RI2J]sRU)tk~t_*IOF`%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)s_^5x?rW5܀}tKgI ap* :G03WLdƾ]Itm-g.v]"ܫYe7H5lRF=P8t'*7"_}ff[ecHU?L;''&ֿ:8Z3MqԭOu9]AKg?OfSmuӛU+8?ys?}ut6_N5-&l:wmѣSҭ+o5$ }1i`/WV_ѲٓVEm4X3wmޑӪeq쭢sc/v[E_OI»uW7_=LYk]O`U>}r_Y'e%5qfW^gJx3.zai4qڛtMYTWs:MAڒa:U=%ÎݴzSV:־NC0也Mֱ.'Nv}ְU"ͻyԩ+8c,6ƶ7nC~.)l6m~兟zHȮ˪ɵX"F_o??ҟ?W]h.tGI;yh1T?,%eNI(6udee5\l+o: 2݆V~ ^ǮۢkWmTI}af~bGo8 kN=$ɛ_ccccd0ѹG}a~3}5gTq꨸85As}]DecVnp.oGJ㪻$2I}wT:)Ϋ/`JH>`NK{2DײE7|&N'}[>KeSpؖeopip {,ޙ`feߟ{z?wFtފ?愭/%Ӿt,z3s=:7Y뫠԰:mx5lNwfXO]7 R%jn$JI)`$R tRL$I)b߫ ~d܆DW9do7=ԐSٻi?'Q ):ktEM ~؈cMS$)IN%.I$$I)I$JRI$I$$I)ID>^ )t铤$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)TI%)$IJI$RI$I%)$IJI$R-0`kx sRGt%.I$$I)I$JRI$I$&)$]iB?WT-˧7>.I$I%)$IK'I$I%)$IK/5?X:V6HE ƾ%J5{Z>C+/C2n½ϫGn=t~'`ۗx5 sGv.ɕ2LRfTכƇ\V]O7 zmw:ktޭIsF3;coymK47}ؠ:[khcKyJm}$`uk-/'?U1Kc;]|;V?Szqjc悦(`g5+K=spvK5{ԏw~ɀrzGv-7Vn}2A-:[]}msbT?Sqw`w]WAҩXz~Hq;Iio]Z6`1$j'H!zԌZzFFK6Ay޳lXb ՚m4;{g}.`ѬDT XicK##H_3]>Η1Fۜ2mojeZ_WeDZWאݖo0!QqqSS%DڞkL'LZ$v#b10m?Zqzk8(އ(NuLsA{f j'\V֗a{뒴>{о_Q*]kd} TohfNƍ4/ooz(>Y\hl0"O=`f Z=~m/?ҾaNAz/_cۓ2*[i}MT~0ZΜΔԷۘ;;u?]"N h˱5XimsC6;2^jYihW7?E63kvgTm.:oZ31uNߣU{ֆ>7N;śk=]=?{*j]UU״7 =rVQUk\ Z 0p?M co%2,׳jv`:vD[}mU ލ1s]m (cZJ7OgLŠ]czY c+$۵W>g}޻N>kMoB}{=F])g:_P懝~F9u`}cXH=OaufgR˃LÄN:SUcҿ-kLc [es-۰nP`z]jtjƏJ}_+hskcWQ~vMl _S~W@[Q/v}7~ְ4+CNΧ?'Sp3wT}/w &^~V1չlauOuj,k{nUIOlj]Tfkٙv=N˵ep'~~Ǯ+bVUMn gwJ{qY<ᮯ"Rãtz:6+0:\}Yc}3<̛bk*>u3\Nm/puƥjx<ރsdݥۻcwGwOX߳0zuY[l[`zy68<9Աp~?g٠N=$S_]Cc,= >Ze=';dtKگ!G <>Aĩ"wqVҺ}jc-Ct_Ҵ?XC,Aytίs+um.7f>EeZiw uO_oimqefߑ}g6CrKZ{zfU׌ ]GOMUֺ|1&M,} , E+P1+k';iZ^s˯T:V6_CmrI$RI$I%,D2RRJRI$I$$ϒIr]c(1\pOM i{ƺ $a}D3$nb=&6󟣵68RIKI)dI$/N[l#.[ :d)I$JRI$:d, /0:Rgxևz<S:U?gnouC][oH/V/NZ`,ĒGEwt^[}05Ykc̾_K8qYg{WTWf:/~'U9c%4Xmɫ:#/Cu d omOco5auX^t{VT=}" cֳ%v9u^VΫa1 VM%o-צPM/0[g1}'?o^6g~ih~ޅҾ`tDIf_3u̜~Shvs=fzʳԲ_mǧT!3cfdәh>9%>Q7RuGӏh=_99}5ӝ]<=n{opsջYt N}Wq[Gkz[ puMl)wN~=C5[:s!eE54@ ũW+hkѱ SŲS2a@AՙFV?PCɡNu?Q]nmowzQ>ݳÜ8=ukj݊/;݅ӽOY[cg~_|׋߶я?z}?Zo[ClޝooW:GG X5=˝~Dw=2 }ls*<4m]L1:״}!qQ=W뚽f7lIjy}#=Eu 8f_0on=mױwzҳrݙenkkϫ7Z]27j鵄z_RKO b2BH-s}'^gmuwtXǯ,cg`۹eSV|L*˱971?KSsPmTOߛ{ުՌzgVNAw#kڹÚz~oAqewm3cQau&W{74!zZ#nV]v;ӱߢ^~#[KvʎǵjQ:[GNk k6TY{Ѱs2-~]b5+Azmtm:5'Xz_Ԭ4bdܛ2Xƹ=0@׆zg礈!O%m7#DU>w66unk0˭j[7{Y}Uf9Ŗc<;A>Ak'mMZ]UVmh}Ce ymK\[/XoK+VEnΑvM<6z CޣvnC~CѻvLHYaw9ي Oc=#+@u̩o?Ѯ6.+sS z?ܵqz=4`36Y>coJg2ΉWC C *?>սzoP;^*CmaN.7=1m] 8ٕʭx]p]37Qe=FOO]ã VcSg^9?eKg羿-Шv85Kޝպ)@zo7ҭT լi{lkn I`O7ijW.{]FC5>Ez}WW01xc{2B:%}.+v85~wZszz_ 0% Ӯ~n* .EWA. ҵ!@NcV2.hncTz, >e80w5kH<?Ϧߪ4{ٖl`TaŞ;N?lvg+˘]+hvWz_X}cr̡l_EU5wnoN{Iuo#l;MPX{ɹ=w2ջ3*~u")wO~ѲDWkneWû]6_OI襌>߳ۍ[[NCi7S[c}S,M]A`t`eCw֧^NUE\ᤳnǵjuϩuKkɪdV݂ʌ;DOG7syu='/b#gSV>t6t`wQ5*I$RI$$7ԠcSy1e1%=2tRI$I%)$IJI$RI$I%)2uFI& R3ݥ_ר]28;?lA9H$Q9{uw}pD %/ ;11@IK5pd'P[;I: )b'$E">I)Mhh 'I:JRI$u_]*~uW*Yhw.kGg%<'~ӺT«r(/w?v&돰u\?6weA45[-_ϭWmT-s-c!EG껆OS~IkDkX?lENoȷVSf]Eo@өA=SVN56a;sq竃u8XfKl>\*xIk&7\V:SI6uMl_Aku26ǝZ}v~řkv&~6U'I;}HX-pkv{Xc#N Vzcui/ٽAo+QP^GPcqtr}z7iO:F'O(@ll]vf%7;)ү{8KWb뭭t}R]&f9cOXzHZS7(d 6gL׼`<ܧT]>?f>'SȮΟ溰5 ~uZ];"..YU;TOճY:[\(1M#^[FV3>.#~_LƲSi̵w;NSr3cHwZ+7Z@~ce?(oͶ=ԻXP+xel-6zGQX'XәַubHk.c}We8`C"?%_NEss{w{_̯_ͣUP*dYPwѭe~ebNt̪p&6r6w_ٟVLϷ3W,X=:T z~WI,ݎ.x;z?OѮ]=BZϴVUW,O~cz1]o}}V_= UU&֊k+w N'A*I$RI$I%)$IJI$RI$Lϫ!cWOtk3:ܟhI0]AL8X F͙fԔ4$IKN%( e:䤒$R({$$I)I$JRI$I$$I)II$$I)I$JRI]d87]|ILL IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$STI%)$IJI$RI$I%)$IJI$R&j$JI)tI%)$IJI$R@JRI$9ݻ^mpq?;=%<$7>.u_y=@<n6Z;#g#h=D+V޳՟BoăC?H)%+k-_Z??֒R\Ttv 'iAZGStwȤnަ|'F#i&$7H)IOE).{'Z#mWM:Ĕi8z'\?1?^3GbJz$9L b ))\l9*?zӟе%=+l.MEwEvi&9OB-lYԉ=?M~S$zY?g)vzLi?gB 'OSS$zʦ$z'W:$L:YeaGjJz$s߱:u#lHt~?F-$}Ek F}[Ht~&:uS&pA\y?h5[%zSRSZCXI*Qқmϖ.p#r];`5lKN:;Ĕ.m}fuqW䒱YZ7 .`@|$f @|!$.iCx'9:I)O-YBT{|?ρ8n!?Ŵ_E%= u͛>1:Y:.>vՊ<=IOJh_I䅿YU$JW.nջB;'K(s`Ocݷi)\yZ{-{hqIs/L鍋l>)g֠1K#5%=BZkYߪ~4?j4w)ȤIsnѰ&6<OsE%=2K;.ٳu[o)}$J {EڟIOFyCG c<ePcn Lq%[վ,xCf?I[C}Ms&%~'OaMci'N}ZJzDsz ?mLu.*))JW:כ?IX?>i)Ry=&:^oJz4[F=%_{S$z~?RcRSFlysS;to1%= +=g&y}{p62RSR:^5Wz}4SKעg3ws*u-ޘv.o#mpoSgUHIs}`8i>WRSЧ\X? _L:_%=պ/ڽ| B)\n00k:3t?Jz$:{^rgu_c%= ΅aI @?붪X`RZG^Ӳ:gNe{E۞ޒwŤ4È&kw<&"O;jI%"Xia fJPp<$4aHILI$I%,W/MWPW/Ա: 1Lpza֦:Z u%S'OLzYx3SO9UuN Gs갤m46~<;U }ZINܥ+^c0?JGcLvK gӞ?PMzs (Ԗ#x\WKl)I` :RX3G'Re%;,'}`t>uBܩ R×SH}dɝzv_))I`l G-ÎW))*$'+DhK}@1Ie.~< ?JvX55X'nӴf:~YL}hcSD?[YҪ.50Q%=,k4  qkq2G-3;k]}'}w%=c`\ޑI[j8z) Qle._魯G^QJw+q} X"GƠ0~qvNP4Y))7=oi[rNoIewzoch69V5i!S JI$I%)$IJX[tl?VgIcAqu/7o7R_n/E_ Z ^n. [;OMkXp[:ͳ}'/;R\@ß`>u 7lxOȠIs_۬mR?_PoȤIs{m`wH<>RSP0:I;wwEI_C?wE%= % ѥ'Ɏ?G}Sc))a(\=;"=G]?IOG BZHlL1瓳?yG.$smλ?A'8HݟI%=<% gn\4t=,IOI B&LvD[I_;Ķ" FZqWgB_k WaIOBBwn2?|X?Lzj&}{Ǩj$ϾgO>LOn&nZ&#b^V1:~ϣm?^8w$}g<, Ͼ )߄sU<C`tbޱLl|$Isќ^$Nt(0z%`|`ǓPN0'BN??B1s~%=2K?&AI]I%=2e;ctFnp>jc`tqc«?Jz$=?zN4V$HnUI%=uΑן՟I?mS&ΑݟM/]mҥ= K^9mIgמ-wi)I`]"c:!^KEG>Sg׎a=ȧ?]zX{))\P&Ew}xaIc+6OWÍn&]tZKK@.-ZJ{tI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$}ui}%Ӯc7 19<4ODn%+ }mpL~t95%L&HP"~OKutO%:f)eSxQonI?k<7X K\clٱ>t*TL4Sg7Lw5i{ܚjJt*p5[JG=kaWpIMCհ}r-)UVU&=z$Jy]ְ)N7I)kG7Qrq0HT$i*Ve8ߒ1?oI%7*c`2*=%#pƆI)O~Uoڸ$'joI%6*b.m$hc)*ߴ1pKk8$cq3՞>%U/U>%k#cGqi(z>g;ޒ$7}FS2njRЛYG.`>mWoT1NA*L* SIK$2JRi3pe%.F p%1h0$RI1IJN;#M%)$IJI$RI$I%)$IJM)IJI$RI$I%)4'I%,$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$TI%)$IJI$RI$I%)$IJI$R$n ;DRYWvzB*JRR\'^:^e`>}C}rGrCZ9o/_WLs0oSJWa]?_ ]Pv&=cCG.IMJWi]zy1C BΥ^U:IcjJoR.1fesf7n}?}Xc.u;-:7c܏o1FޱzWȪpas\bJ}RKg;۔MM. ot/>w0 N*=VcuFr\[=;6:ckvnOIO{)J}o Wć-vs+"^uVSC--GX)%񙑙wt'ۻػ.zv%AIԔNƧzyRlc`֕)єSfec nѭ/\;,ُtv]w9SJum﫞wNn#㟕^+mggIOt]cnXaи5i)IIg.cMzb庿3.Ck7m&R\/##oˇ}m?VgXb[R\/C/깬m ߯>j뺮Kr=&mot~kRSq)^j?:`t @<:QI. q{kvp}ow3c]=0 O%=2Kϫ#xl~##U k<4gIOv]E/ܶmum㳐9S>Chv}&q[fYn8wG}.sZN;pߺ}L8xA"8n3R̫Vxf͟쮷u1p,6 ;[Jn w48VqRį,zv}&4 'x Zuop2lůZI1Ao}Q~e}]? p-ܶ}Aov՟?Smxn²c7O),߬\l7 qdrwf$v?%>WV=y\ApٿN{K0-sZNNߢAIa}T~SekpΟc?]zP[/$Iq]bfW;j'~>0+u;R:/8nvdm-$/?l m}g ّӵt?Tci}>۾Ԕ +~7Z\ۛ@1s[18$mF),}tt3hikyW7ӋnZCIZ ~twrqg٭АdIOu[5Y1Un5Ű?߬ W.ǻht?%=je}YXstLhZZ>s0n 5wSڿ k} = <F>7$/;nxV}m]vd@ ܒġpc W6H]Pϯ*[K a%6a(\o/x$*#ctLwճFؓ)(U:U?3$U$ \?D"\vIOg B>Uy564$^(ԹöASP:֬-{\]-H]N՚֗h?J5'G,DZޭ49Sc/)j`yIMJ$OWcZ]E,ȩehsO\7%%rE$cȑEŅku6zahZAS B\gBX;[jLCq1n.9{S Bպ/FӨ& Qa?ӟIOS B227p?>˝,qi IOK *}+u>Ӆ`Ųu~y˻e[/)Ict/a[ݶJX}vu8䤦Pn$Ю#%պ 1III\GB'@otԨnN+ )}ɼ6}!Ec}giί p)J_XӺ#Enx$[F͹4cARS B?JvVSTOb9IOS !ѓ^MmGpW;2:=%77IOM ,װFcL `UY%2ݶhiw)Ia'^1q.s!G}&[btj~њBD?Eѷ&/eI$]1t^+cuNI b5IM׶AOpk>GK}s}[iNֻ]wJ>Fߥi) bGf1%KNGs_jonpo1%=SmB^cP>g詡:z~n/ou:WRS$tn(NZLG,\Z[l@?Htj8Np/^/8Vb?u\}23vѤ褹JwAیdd3]i0RT&?Ə@?lnܼ7 )sGFȿmp`wM:wD;SY0z X=0 fn7VCZ RS$V/Ƚ ?c6|O}ION;QԨfV3-wVFg׮{m-i0 ,u׾+7>.i>z'VÅo-.k9k~cRSDw`\UĽ]?ڷ3s*9 .q@\I5WA?; LifE[ĵøIIK}ۑVHp q~nC}dx<[zqAg$$:־\g'AUWD :ֶ$i)*CQh~NST.qX#dt>IOP=۩;xw`}t=Y >Jz"%:{`Z-k :;>gS$d'O:c WStNJq'褦KW_޷jV.18inIIR\:X'KOulNY `%7S,ޥtY H:‡OgȮH'kN$Y%S?ctڽ|Us`IYќv)%;i!Ɔ$h>tg]:)%;I*=CWbY1Dfug}usINuOX&d±F=\[$ qS?=t}*:Fl`5/rJH{}%U}%6zm5۸2z]N 'Z{,tL5ݓ>Irra0r\`*ajɩ9iQ?YPr>Ju@̧5wiְp]_]N84Jo$bu,xck.^m8l2,mlJl&+5Y:c I?j"gO%~tU:>䕼|YPniRRT\NL9|n-ejC\RSe:F]X{[xIgkr*$IMɜ.0*|#IM0U2c,. B YU_&CUDzk'i>6@ 3!qJ-6yt )s[O`cF!ucŵäH$zm lAv~;NkJmun Je0$O:(YUn@0ҷȂ 5.e c G]  .e7>? )1>@5sH BXRRmÔ8Fh<&F֏3 )@> Dm<*˪>D+-mMa h%2 hޓf`Jۨ'ArJWo̤i2`x<JP>&Q~El;^H {,))OC7wi'}ɟck*n'w k#RSW&7"ΏI-0}Q $<<8mȤ5Sc*K@r=LINpLŷ"},Z?oEi^AC⒜oFmȦ)nĢZ ak'C?vRS~t~GScVi%9?O:?~ts?5kING:??T9tmȭdS~toOHNm"$Lp1}:?jI%8N&4/ `[S1 L~t2A8uiිINCSjМLTI{C@Ĭ$a8Л1X]I)nщ\}\I8sKLsށ%**۵]] t-+I$[O|7:?޺5ӷҒ|Cm+`wӏI3d$BJpck;oNGƦuskI%8#7FNɥ1z/;&IN@;&bo?MoщM![$}EAHDOɮ2Jp?/G$GL~tsGEФtBۍ'tDM1шi1wF%87I- {ߧ5&Ll$RSyL~?Z/tZ8UcIJ ]&c> I)I$I2I)P~%y}@F#}$tR)SLJT'M)$M)$M)JJ]$Ґ))tJRI4))IvJRIKLI)IK)I$II%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IOTI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$IJJRhfy$BI쥶vAr$RJS ILa<$0IKBmʒI)lRI%1 j)$Mv88KxR) )2@'`o> ISyh)Dr"dc[NR:JbAJI)X$%1,@ A#2eH$sQSI%,ka2@䦒JY HBtR 4pt$&@$07PRI%-M RI%,0rI)f4@TsA>aM$1ZN`G I$?dgcd$"I% 8皙B%u2 i$6bSic@)SEj?hoJ2I)pcC~ĐFJXyUe׻cgZI%0T6BZQ1?Z 9XI%!N֘ ߋV@5TJj)eZ NIM/ظ?+4+U4SR{즷8KDVKe$60C@`.үq}՗$u%5:wGms0mMqrT:Bs)ep\5 I)0,cǷP5+xt2[i)gLX]64  iSwԮ{1k.yuލҘYSjk;{+$;}]Nn] @.X?TWOdcc7Z$PNC-Bo^K_JI%#m,km0qV!I8L7ctχXr~tic0 &I)UgI¡Dn?T}^NmM2y$AU\"emݎ5X8ARIO;A#>[8>KqX+E%8S:GQ9X}Η XVEp)mEH$֚do?[ig&DO^W GFXe2KJkgt:.`rXМgBt)$T㲊UM cDYJthǮ@ 9Q?IY'Uf0[\mw)>#kk {^[`~hoY{KOp-J: WNQ Y2CDjQH!%9=OK#qt]3MGp?9 $RZG2c$>!eWVW ] t`۶4%.8EJjtޕҩua*w՞-en#]I)mJ]F3WeX :R%8p{1*Fֵ6ppQINiQ5VRIN6_k/cy8(3O.uT2A-Z)$S]]fu-2ʝS:65ZiBI)F;2kuV>sO~#cA%S_ []L֎o~M6t醴S3}\RڋqIu>Հk=RIO?klae5Vu.h}oXI%<askūZ 7>gS'dma{̸w,.*PtLwJrվ^3im`ORF ȣZtI%5s}Fce0>sOu0:[ѤQC1mU454,<"Zfq$N] I) 5TAtNPz^,f,x VI)ROM8 T8^RA5G諩$?砟L?wMoӍ]VֆGI%<şX={I'{>ZatJ8,:IL>7ˆFmE?tڱ*--Sz&'[.kK`G򘰛,z\*|??$ĒR+(c4K vǔm\?oB"}+]Js'ATl&\]oYkJy'/16-{!cC(SIO=ty­sq]Wz85{NGVd C?9uPk58{HHLsx$ƓOl 2Vd=s_tλs2hiڛ2n(րZ7CCvӦ<;tnpzd{N-\◢3+I%#54i~_Eq}YH<{tSz/@x`Is̓Hw`T)'f#^-h K{Xin>hqc]m;uZBJx) C?Iu憚۷Q_tO ]@8x.2夔e%<_;̣`7Wt+AoȂT%8Y~bdeۆr(Cn~!$HrqYK;ڸ'Lie.,rMl.2Nuo_]Yk]k8Wd$/ˬ~+[=o?R>Xa鷺8JSt[2e98<tˤ+\2KtvFIO9M n=x$y!j BJx:Y}Vh}WG̓]tm<$_Zlzn #S=;GĦr;H1?IMlY8 Z\n\#3}^Lv0SJsFgC¯>rd\Wuls,ʱCywi%<4}Xup wھ6m$eBn[ %Nߢ;^[nΩkUֺK:V%iS%<&p$E|:OMgKį sSvUSf<cM7w =O)>Duwm[ 3eWLN꯵d]ڻSp߅kƾ=Z.C#U$5mi;X:=5(q{2?^Jp}V_i{?C/ >e eN Yui$.hLN>FջWqsH2[Zi$gqL5` $Q[cu]ϊ~}[1ƥxsyVI)>_kvt.0[sj׽qI%9?X엽niE'{3IH@۶{p/qqɿRO>+I%9Vwt4_λVW_{+_mn >էIO#s] ]\}nίP- ;xS V~yW&6mFI%>|EIypͺ W}_v=V>nVI)~Cg;&Hnݭ:igBj@kom{޺S!3oQB?jR *[@&OluóVX˽o swKjIN_BU:ms߼ѣY?gc}aoXuQpK=r~S$&ޏܫ2h`x }Os+>[0;@ϤŮNSSÛ`USY%n1RIO6ַoW~?.BmvCˋ3%cSQ?a߅V>UuScww}|:x!p$/݉R]lVhW6vpgl}5$SwMugڪ ;1.Y}m6e45ϣ)Jr Ҟ+$C>ķxiAzbI)˛A0|{z잇%=g~SWz}bfFdkXZ:֬s@5ۿ?WlJxߪ];66YwX}w'k}GX̡越\t)$/VZ?%A/mAӴ9XI%>l:'y]A:*-+E$w}m602Zr}}kK [,=jS6$g~'_5~ĵ4NDgOF\*ͩ,v0p66A~{> I)[czc̓KRcy~ϼWnjJkcVܗ^8/%ϺNMbl}5%8Uz>#mma3WO˓.c1ZH.ޡi!Ogt";$ќ:~,;sA~o^W~1IOtվN[`ė9zً7vObyߟ{]՜nں܉>-kBP@͗ebsn/!a7i!k+o]L% )>ιGRփ?2řкּ\cÿHC7]% )9i햃ZMl5dt/6(5]s^KР%%5kjِ{wˊ[x2Z ;W?C_.SؘgYZ]--k]/.Vor^0`m;?%c5Zֻ].w͛?XJRtRBtRН$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$TI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$C`.($XItRLcϒJ^e)Qeb@D)BO:j RI$I%)$IJI$RI$I%)$IK'LJ]$IJI$RI$I%)$IJI$%,\N)$I$I%)D̈㺒I)`$R$JRb$}Rhgݻ-B6O]>_"aS)JdI$$dI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$iIK:JRI$IR(ҤI$$bI0NI$:IJ]$tI%,lIKIK9@S:JRI$I$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$(gE$RI%)$JJ]$)%򘄒R3C9ĩᱸĘ )" HR,msL%!I%)$IJI$RI2J]$IJI$)tGt)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRRLo*I$)NI%5mَ$ ;ѿՄ$0=уDLp撖kN) Dd02%9CI쒙'I$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%,'I%)$IK'I$I%)$IK'I$I%,$R$I:I)1x^O 1줢JI)dIL[Xls%HQudn I=JdA9⒗I/4J]$S x$I$I$$I)I$JRI$"RNJRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$LZ R$JRI$IJEDLv))bLvN;:JJ\iMtO))t$$< :`?%'M!F44p JddYIKI)INJY:I$$I)I$JRI$!M$I%)$IJI$RQ)4$I)I$JRI$I$$I)I$JXFM$&e%2I$JRI'IK&;wxJfL RI%# L%L&t?cKo%eI%)$ĨVfD蒒$I)I$JRJ%#)tI%)$IJI$RBtRI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%?TI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$&DpJNN =78`ݻDE(NJRI$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$iI%.IJTCea0R$JRI$I$$I)I(XǚIKI)I$JRI$jS S&u I$$$$I)-:wޚ?8[?[達Rk_v $IJL$I%,$RI2J]$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJ铤$I)I$JRI$I$$c=S QDɈD(IKI)IHulÐ$ R))\]:D$:JRI(LI& RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI4IJI$)I@3䤒I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRd$(dh쒗 'IK(I&{x)$')ZTIH, 0HP$&)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I(<{Ou )$ IK;,,{ZHt7$;Dt:I)II$3$I%)$$L%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI1)t'IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJLIJNS&4$.ls!sAp21F%1.@=RLLr\%A&NgRS4L<S$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RM)RI2J]DRI%1:IK$S&5#M$msgq24RIKaۻmII%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IH쩶>" N]RS4ܤJRhm$`RII.S$DnILk"!4$% IJI$RI$'I$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IOTI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI)$% 'IJI$RJgLigiΩ))8IK)ӤI$$c2)L)$&NJX8 'IJI$R'I%0hts=cA%%.$cT)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$itA:%.INbS%3NI)I&JRR$JX$jTIK(*E$I$:’h=R$JRI$I$$I)I$JRI$ i$-#I$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$:d]F?`PJQ/.dOak]5,.q[RPD$22I)t%.ki3x`J^'3]))NxhrOd(IJJN$I$$I)d"%0h$IJI$R'L E4N OI$&N%,ȍT'IJI$RI$I%)$IJI$RI$$I4LL\=IKQj%.DR%0cTDБ $!;14-]JS[I$RI$L%)$IJI$RI$I%)$IJI$RM#)I$JRI$I$$I)I$JRI$$tIJI$RI$5IuRI%)1I:J`H"(V=`'$!P9%,T*T$$9P'Y%,TvI#[6ϸJ )` ⤒I)I$JRI$LH8IKI)I$JRI$I$I]1%2I2I)tI%)$ILeH:JRI$I$$I)I$JRI$I$&'tRJRRy SI%1IDvRHI%*R>J-hl1|Y%3r9Wc/i-! Xòp!6LwIKG<& I)H? N$ZIFI)I$JRI$I$$S$I)I$JY$45%2I$RI$ҝExIKL%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$&5Kp HIL A3I$0N.P@xgR%)BTJZ` 1:JRI$d)b@E1䵮 IL@TIJI$RI$I%,&u4%. &%.d)I$JRI&IKI)I$JRI$I$$I)I$JRI$L) cאl4wHILLMlđRDI%)2tRQݬ~))D)&g䤒JPNI)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$&N%):`!:JRI$I$(D RN:JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$TI%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$IJL$R$$A8;DtS7tRД'I%)$IJI$RI$I%)$IJI$RI$I%)$ILKdBt$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRb%:I)T0 D)$ۄILKdNJRlRI%,D$I:I)ItRI$I%)$IJI$RI$I%)$IKGt$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$I$$I)ItR.bJI)pI)JSI%,JRI$gH&IJ I%)$IK@NI)I$JRI$I$$I)INJRI$I$$I)I$JRI$I$$I)I$JRI$D&-))aPcv_%&4@)$NJbmyARI%1[khktMֶgT$txVXրqFM33I$M'O6666666666666666666666666666666666666666666666666hH66666666666666666666666666666666666666666666666666666666666666666p62&6FVfv2(&6FVfv&6FVfv&6FVfv&6FVfv&6FVfv&6FVfv8XV~ 0@ 0@ 0@ 0@ 0@ 0@ 0@ 0@ 0@ 0@ 0@ 0@ 0@ 0@ OJPJQJ_HmH nH sH tH J`J P(Normal dCJ_HaJmH!sH!tH DA D Default Paragraph FontRi@R 0 Table Normal4 l4a (k ( 0No List @@@ J+Z List Paragraph ^m$T@T !S0 Footnote Text dCJaJmHsHtHD/D !S0Footnote Text CharCJaJ@&`!@ !S0Footnote ReferenceH*>@2> <^0HeaderdB#.A. <^0 Header Char> @R> <^0FooterdB#.a. <^0 Footer Chartst p Table Grid7:V0 d Table Grid Light17:V0 d88 I{apple-style-span6U`6 0 Hyperlink >*B*phc`^@` DRW0 Normal (Web)ddd[$\$CJOJPJQJaJtH!RR bV0 Balloon Text dCJOJQJaJtHV/V bV0Balloon Text CharCJOJQJ^JaJmH!sH!R/R A0Unresolved MentionB*ph`^\q *W * (`Strong5\.X . (@Emphasis6]PK![Content_Types].xmlN0EH-J@%ǎǢ|ș$زULTB l,3;rØJB+$G]7O٭Vc:E3v@P~Ds |w<v Rb]?!`&c(,.1/ 2OQJS X\`ceSikqE     "$&()EFGIJLNPQSTUWXZ[]^-<PDS!WNdl?yG,  /n@X.in u&wJwww x|`~c)^ejoNw{yDE !#%'*HKMORVY\_ $':RUj!!A a  XXX  ,R$)Qtxĕ # @H 0(   H(  J  # "?\   S"??\   S"??\    S"??   s N0G A$ IMG_20210915_0004#" `?B S  ?I7F\Mf6X@ tmtt W3rt kt&2?JZ[ux$'(-4?hjq{ JKPV`au +3:<!)ao?@bd"ep[bpop/ 1 l s }    E H R S e < A < A < D %  #m%'(`a(.mo5@{~ S[,-kx5@}NT hp<E  45u78| =>FM_l+9w|    V ] !!+!3!>!B!a!j!u!!!!" "E"S"""""""##F#P#V#c#j#l##### $'$=$?$H$I$N$O$S$T$\$]$e$f$o$p$y$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$%% % %%%%%$%*%:%<%A%I%T%U%]%^%c%d%m%n%s%t%}%~%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%&&&&& &+&,&0&1&:&;&@&F&I&J&Q&R&_&b&h&i&o&p&x&y&~&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&' ' ''''!'"'+'-'2'3'7'8'B'H'U'V'['\'g'h'q's'w'x'{'|'''''''''''''''''''''''''(( (((((( (!((()(.(/(7(9(=(>(H(I(Q(R(X(Y(c(g(q(r(x(y(((((((((((((((((((((((((((()))))))))#)%)-).)2)3)8)9)A)C)L)M)R)S)V)\)b)c)m)n)q)r)w)x)})~)))))))))))))))))))))))))))))))** * **** *(***.*/*7*8*B*C*G*H*O*Q*W*X*\*]*f*g*o*p*u*v***********************************++ +++++ +%+&+*+++/+0+4+5+G+H+K+L+P+Q+V+\+_+`+g+h+u+{+~++++++++++++++++++++++++++,,,,,,,,#,),,,-,/,0,:,;,P,Q,W,X,^,_,j,p,w,x,{,|,,,,,,,,,,,,,,,,,,,-- - -----0-2-8-9-M-N-Z-[-c-d-m-s-y-}-------------------------------. ...+.,.6.<.D.E.I.J.O.R.W.f.n.r.|.}...............................// / /////$/%/0/3/=/>/R/S/]/c/h/i/r/y/~//////////////////////////////00 0 0000 0$0%0(0.05060A0B0E0F0Q0R0^0f0m0n0t0u0y0z00000000000000000000000000011 1111#1$1,1-141<1@1A1E1G1P1Q1X1Y1]1c1i1j1p1q1z111111111111111111111111111111111122 2 222+2,22232=2>2D2E2I2J2T2U2^2_2c2i2o2p2w2x2~2222222222222222222222222222333 33333#3$3*3+303137383@3A3L3M3T3U3_3`3n3o3y3z33333333333333333333333333333444!4445556646O6P6`66666677g8h888-9.999:99999G:I:;;;;?<B<N<O<w=x=->/>>>>>>>s?v?@@eAfAgAmAAAAAAAAAAAA8B>BLBRB[BcBpBzBBBBBBBBBBBBBBBCCCC(C)C,C.C8C=CFCbCcCyCzC}CCCCCCCCCCCDDD!D6D7D8D=DNDODDDDDDDDDDDDDEENEYEcEfEEEEEEEEE$F*F1F7F?FEFLFRFkFqFsFzFFFFFFFFFFFFFF GGGG*GuGwGGGHHHHHHMINIIIIIIIII J JJJ(J/JAJBJMJNJcJL$LM*MMMN!NO"OOOOOOO-P8PqP}PPPPP7Q=QQQQQQQQQRRRRJSMS{SS{TTTTTTTT'U(UuUwUUUUUUDVVVVVVWWW9W;WGWLW[W\WaWbWWWWWWWWWW!X$X,X-X5X6X7X?X@XVXWXTYYYTZ]Z'[([R[X[[[\ \J\O\Y\f\\\\\\\\\]]^^^^^_ __&_7_A_z_{________```$`'`7`?`Q`R`S`Z`o`q`````!a'aiapaaaab?bKbobrbbbbbccTc_ccccccccd@dOdzddddddeeTe]eze{eeeeeffYfcfyffffff-g4gngxgygggggh;hChzhhhhhhiiSiVicigipiiiijjjjjzk|kkkKljlllsl|lllFmGmomtmmmmmm;nwUwWw[w\wzwwwwwwwxxxxxxxxxxy,y:yyyyyyzzzzz{{||}}~~~~~~~~>AUV %ăڃۃ67H9B!,#)?@Ə MV͐Ӑݐ%,mwȑ֑͑EP̒Ւ4:t{Ó CLӔڔ.Û*+:;k<=]^ \]@DTU{|TU˩Ωթ֩ϫЫ68>?z{óijͳγqs}~ 56NuylmklGIMNz|nostCFIJU_ijtu67s}&2fm*+ef#$_g LMXa01st6Atu<D /5;<TU56OSOT23MOMOfgKSIN\^Z_./X]VYV]T\ RZRW +,,6OQ?bdjk}PZOXEGMNdNQMXsxqtyz  7 ; D E e   ; B n t }     {  { ~ {}58Y[[_Y`Y]VZV^V\VZV_Y]YaY["$!!!!!!P"Q"^"_"""?#@###&&''''''''''m)n)s)t)++++=,>,C,D,--<.=.B.C.111144444478888888881828I8]88999999999::::M;U;;;8<W<X<u<<<<<<=c=z={=========>>?!?*???@@2@9@T@e@n@v@@@"A4AMAVAAAAAAABBABLBBBBBBBBBC$C1C?CCCCDDDDDD'D1D3DTDZD[DkDoDDDDDDDDDDDDDEEEE E EEE,E-E=E>EYEZEiEoEuE{EEEEEEEEEEEEEF FFFFF'F0F6FmEmFmJmKmTmZm`mamfmgmom}mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmn n nnnnnnn*n0n5n6n?nAnJnKnOnPnXn^nbncnfngnmnnnrnsnwnxn~nnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnooo o oooo o)o*o/o8o;o@oGoHoNoPoToUoYoZoaobogoholomoqowo~ooooooooooooooooooooooooooooooooppppppp&p/p1pr@rMrNrdrerkrlrorpr|r}rrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrsssssss#s)s*s3s4s;sGH\߅!"/Bks@BNPWXɇʇՇև-/56<=ňƈވ'/Éĉʉˉщ҉ۉ܉ $%)+12MNSU_`eflmwԊՊڊۊߊ  %&@BGHMNTUgpuvz{ʋ͋Ћы1JVGHɎʎ<=Qkďŏяҏ؏ُcgjklvRf?ADEprxyגؒQRz{=?DEdeٕڕ?DEMN^_  !"  abșəәԙ:;noȚΚКؚٚ#()139:@AIJOTYejkr›ʛ˛ϛ$*5<A{.6<DMNSTZhkl{Ɲǝ˝̝֝ם"OVW[\achiswžǞȞО֞ڞ۞  "+,34?QWru|ȟʟџ<?FMOWXbchjopy ĠˠҠՠ "#-/6=EFNbelopuz}áˡҡӡ١$%+,125CKLR[^eoq{ǢȢ̢բآ "(),-4BEFL[dvy  $%-Z:Kryz~ťƥΥХإ٥ߥ !"'-3489<@EPWX^{̦ͦϦЦҦӦզ֦ئ٦#4712UVG H '( 45A!B!>$%:%++++++0,:,f.p.%0(000h3n3!4j55556{88B<.>>>7?9?@@@eAfAAAAABBCD6D7DNDODDDEEeEfEEEFFGG)G+HBHIIIII J JAJBJRRTTTT'U(UUUVVWW:W;W[W\WWWWW"X$X6X7X'[([[[\\^^^^_ _5_6_z_{_____``Q`R`ccTiViiikkklllllFmGmsmtmmm;n,<.=.11447888881828I8T89999::<<b=d======= ?*?U@]@#A+AAABB@BABBBBBBBBB C!C1C9CCCDD2D3DDE,E4EEEEEFFFFFF&F'F,F0F5F6F;F+֊ACˋ͋JPglmq>/]bΚК!#st}-0'*.8=@LOy|CF٠ܠ il  JMLPæƦʦͦϦЦҦӦզ֦ئ٦47333333333333333333333333333333333333EMOMPMPM\M]M~M~MMMPPTTTTl mppppyyyy{}||}}ˋ̋r>?N٘023ʚʚ͚ΚΚ""~~..((//66>>̦ͦͦЦЦ٦#47EMOMPMPM\M]M~M~MMMPPTTTTl mppppyyyy{}||}}ˋ̋r>?N٘023ʚʚ͚ΚΚ""~~..((//66>>̦ͦͦЦЦ٦#47/o_o6vv9Z#M$ u ef `C1*"~'\2IPL^#!VT #"[I&&"A+47ZY2-8Rx1/4_a"0 ^\1V('m*8:^C@ȶJDʊoD,e(>mf*kڴelĀTm7A $nEqoJ"&Rp .-qԧ@ rp^B+nTuvդsHu4'N8 U}>$^`.D^D`o(.D^D`o(..D^D`o(... p^p`o( .... p^p`o( ..... `^``o( ...... `^``o(....... @ ^@ `o(........^`.p^p`.@ L^@ `L.^`.^`.L^`L.^`.P^P`. L^ `L. ^`5CJo(. ` ^` `hH. 0 L^0 `LhH. ^`hH. ^`hH. L^`LhH. p^p`hH. @^@`hH. L^`LhH.^`o(.  ^ `hH.  L^ `LhH. x^x`hH. H^H`hH. L^`LhH. ^`hH. ^`hH. L^`LhH. ^`hH) f^f`hH. 6 L^6 `LhH.  ^ `hH. ^`hH. L^`LhH. v^v`hH. F^F`hH. L^`LhH.^`B*OJQJ^Jo(ph.  ^ `hH.  L^ `LhH. x^x`hH. H^H`hH. L^`LhH. ^`hH. ^`hH. L^`LhH.h ^`5hH.h p^p`hH.h @ L^@ `LhH.h ^`hH.h ^`hH.h L^`LhH.h ^`hH.h P^P`hH.h  L^ `LhH.^`.^`.pp^p`.@ @ ^@ `.^`.^`.^`.^`.PP^P`.h ^`o(hH.^`.pL^p`L.@ ^@ `.^`.L^`L.^`.^`.PL^P`L.#^#`6o(. ^`hH.  L^ `LhH. ^`hH. c^c`hH. 3L^3`LhH. ^`hH. ^`hH. L^`LhH.h  ^ `hH)h x^x`hH.h HL^H`LhH.h ^`hH.h ^`hH.h L^`LhH.h ^`hH.h X ^X `hH.h (#L^(#`LhH.^`o(. [ ^[ `hH. + L^+ `LhH. ^`hH. ^`hH. L^`LhH. k^k`hH. ;^;`hH.  L^ `LhH.h ^`5hH.h e^e`hH.h 5 L^5 `LhH.h ^`hH.h ^`hH.h L^`LhH.h u^u`hH.h E^E`hH.h L^`LhH.^`o(.  ^ `hH.  L^ `LhH. x^x`hH. H^H`hH. L^`LhH. ^`hH. ^`hH. L^`LhH.h^h`o(h^h`o(.0^`0o(..0^`0o(... 8^8`o( .... 8^8`o( ..... `^``o( ...... `^``o(....... ^`o(........^`o(. [ ^[ `hH. + L^+ `LhH. ^`hH. ^`hH. L^`LhH. k^k`hH. ;^;`hH.  L^ `LhH.p^p`o(. @ ^@ `hH. L^`LhH. ^`hH. ^`hH. L^`LhH. P^P`hH.  ^ `hH. L^`LhH. ^`B*o(ph)  ^ `hH.  L^ `LhH. x^x`hH. H^H`hH. L^`LhH. ^`hH. ^`hH. L^`LhH. ^ `o(. ^ `.L^`L.Z^Z`.*^*`.L^`L.^`.^`.j L^j `L.8^8`o(. ^`hH.  L^ `LhH.  ^ `hH. x^x`hH. HL^H`LhH. ^`hH. ^`hH. L^`LhH.-^-`o(. ^` 5o(.o0^o`05o(.. 0^ `05o(...  ^ `5o( .... ^`5o( ..... `^``5o( ...... ``^```5o(....... 5^5`5o(........^`B*CJaJo(ph.  ^ `hH.  L^ `LhH. x^x`hH. H^H`hH. L^`LhH. ^`hH. ^`hH. L^`LhH.^`o(. ^` 5o(.p0^p`05o(..p0^p`05o(...  ^ `5o( ....  ^ `5o( ..... @ `^@ ``5o( ...... @ `^@ ``5o(.......  ^ `5o(........p^p`o(. @ ^@ `hH. L^`LhH. ^`hH. ^`hH. L^`LhH. P^P`hH.  ^ `hH. L^`LhH.^`5o(. p^p`hH. @ L^@ `LhH. ^`hH. ^`hH. L^`LhH. ^`hH. P^P`hH.  L^ `LhH.h  ^ `hH.h  ^ `hH.h xL^x`LhH.h H^H`hH.h ^`hH.h L^`LhH.h ^`hH.h ^`hH.h X L^X `LhH. ^`B*o(ph)  ^ `hH.  L^ `LhH. x^x`hH. H^H`hH. L^`LhH. ^`hH. ^`hH. L^`LhH.h  ^ `hH)h x^x`hH.h HL^H`LhH.h ^`hH.h ^`hH.h L^`LhH.h ^`hH.h X ^X `hH.h (#L^(#`LhH.J^J`o(. ^`hH.  L^ `LhH.  ^ `hH. ^`hH. ZL^Z`LhH. *^*`hH. ^`hH. L^`LhH.^`o(.Y ^Y` o(.I0^I`0o(..I0^I`0o(...  ^ `o( ....  ^ `o( .....  `^ ``o( ......  `^ ``o(.......  ^ `o(........^`6o(. [ ^[ `hH. + L^+ `LhH. ^`hH. ^`hH. L^`LhH. k^k`hH. ;^;`hH.  L^ `LhH. ^` o( ^` o(.0^`0o(..0^`0o(... 8^8`o( .... 8^8`o( ..... `^``o( ...... `^``o(....... ^`o(........^`B*OJQJo(ph.  ^ `hH.  L^ `LhH. x^x`hH. H^H`hH. L^`LhH. ^`hH. ^`hH. L^`LhH.^`B*OJQJ^Jo(ph.  ^ `hH.  L^ `LhH. x^x`hH. H^H`hH. L^`LhH. ^`hH. ^`hH. L^`LhH.^`CJo(.  ^ `hH.  L^ `LhH. x^x`hH. H^H`hH. L^`LhH. ^`hH. ^`hH. L^`LhH. ^`B*o(ph.  ^ `hH.  L^ `LhH. x^x`hH. H^H`hH. L^`LhH. ^`hH. ^`hH. L^`LhH.^`5.E ^E` o(.50^5`0o(..50^5`0o(... ^`o( .... ^`o( .....  `^ ``o( ......  `^ ``o(....... m ^m `o(........^`.^`.pp^p`.@ @ ^@ `.^`.^`.^`.^`.PP^P`. ^`B*o(ph. p^p`hH. @ L^@ `LhH. ^`hH. ^`hH. L^`LhH. ^`hH. P^P`hH.  L^ `LhH. ^`hH. f^f`hH. 6 L^6 `LhH.  ^ `hH. ^`hH. L^`LhH. v^v`hH. F^F`hH. L^`LhH.^`5.^`.m L^m `L.=^=`. ^ `.L^`L.^`.}^}`.ML^M`L.^`5o(.  ^ `hH.  L^ `LhH. x^x`hH. H^H`hH. L^`LhH. ^`hH. ^`hH. L^`LhH.^`o(. [ ^[ `hH. + L^+ `LhH. ^`hH. ^`hH. L^`LhH. k^k`hH. ;^;`hH.  L^ `LhH.h C^C`5hH.h  ^ `hH.h  L^ `LhH.h ^`hH.h ^`hH.h SL^S`LhH.h #^#`hH.h ^`hH.h L^`LhH. ^ `o(. x^x`hH. HL^H`LhH. ^`hH. ^`hH. L^`LhH. ^`hH. X ^X `hH. (#L^(#`LhH.^`o(. e ^e `hH. 5 L^5 `LhH. ^`hH. ^`hH. L^`LhH. u^u`hH. E^E`hH. L^`LhH.8^8`5o(. ^`hH.  L^ `LhH.  ^ `hH. x^x`hH. HL^H`LhH. ^`hH. ^`hH. L^`LhH./o_oC@oD#M$ $`IJE#OA+YE+nTu~'11cRp eT #C1 $n k6vqoM^^\1H=2I rI&&2-Hu-q'm*8CMTJDTmI<{sM{Q>mf>e8 U}9F1/^#!el@~S^<a"0B>Q>QhKcKcW X Q>QhKcKc55//!!!!!!!!!J!!!!!!!!Vd(!!!!!!!!         `"6!!!!!!!!                 xa3        !!!!!!!!!>@        ^        6        |Ӥ        ."                        Qv[        3!!!!!!!!X2        b#!!!!!!!!!!!!!!!!X        !!!!!!!!!ZB        !!!!!!!!!5v        @        pТ        pG!!!!!!!!T<`!!!!!!!!Ho                pK!!!!!!!!J                 vZ0!!!!!!!!>!!!!!!!!VM 0        X~w        , T!!!!!!!!v                mx 30 3K[UXYpx kAD> NEff .kK 9d<V.R<SbUtWYi=NaDEmSi{h, `F   6O Ek " p `s   1 ^ 5 /b5GEWb]aQKkrI{ \b%dtib3*aN;IJP#1^J*<JOR6?c0fn%XtwpF&u(Q$RCm8lCcpU  9' `+ U ]8!O!E'"l"##8#$0-$og$g$Km$|$}$O1%3v%k,&'"F'i'{'(?(P(e(l(D)L)r)*t.*/*:*]*F6+uW+>,,z!,|$,&,_6, -Fk-. .4a.t.8/n//C/kE/G/3\/ux/8G0mM0:N0BW0a0w0:1T1?Y122n2.2?2b2}p2C3N3eO3^U3 h3]44M4l4!~4"5L25`5 66F66B6H6\6\6ct6#797P7s88!878W8^8k8@9Ff91:E:;;/;c;z;<!<d<q< #=gf=>%>u+>9>G>r> > ?F?x@@%A=#A-A$qALBBK#`KhKLwWLXLsL_yL{L~L[ M MMpMRtMM N[NaNt)O1O?ODw ]1}J4SWjr|14*+:'}S ?9LA4Q|!aDh~F+Uw3.A=Pwhy_) Ve#G7E;ghG_Me-gMVMW- !&(4qz"1H[/}er&r-6jOV]BCCdqd+E,RS 1Ugo*q|i1Zq~L)8tdqz0:ts~ @R]7GA]Qhst"H de 2!JLL acZg?-_ D]1v2#>NY;F3qdjs#Nei-$'x,3NSsU m: G7"9]Kii6EE)S ]w>mBF AP+@*qV+-J0!-SD41<>pU3s4UT @6YO XZCfwT.o4A{'.('2X*p4:CH,Q,ΚК@u vvvP !"ϦϨϩϬϭϮϯϰ>> RTVWYZ[^v6@0@8@"H@.`@,@@@P@X@p@@@@@@@@@@@@ @0@@UnknownG.[x Times New Roman5Symbol3. .[x ArialA$BCambria Math7..{$ Calibri9. . Segoe UI"1 hrzg{2cG*P=~]S?gS10 JQHP  $PsK2-!xx< TOSHIBAPUTRI/                           ! " # $ % & ' ( ) * + , - . Oh+'0h   $ 0 <HPX`TOSHIBANormalPUTRI42Microsoft Office Word@.BG@4,@ `ܩ@GvSP=~] ՜.+,D՜.+,, hp|    TitleP 8@ _PID_HLINKSAmjchttps://rri.co.id/humaniora/info-publik/899100/dugaan-faktor-para-pelaku-lakukan-mutilasi-psikopat~3'https://id.wikipedia.org/wiki/Mutilasi}'https://lib.unnes.ac.id/599/1/7305.pdf  !"#$%&'()*+,-./0123456789:;<=>?@ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ[\]^_`abcdefghijklmnopqrstuvwxyz{|}~      !"#$%&'()*+,-./0123456789:;<=>?@ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ[\]^_`abcdefghijklmnopqrstuvwxyz{|}~      !"#$%&'()*+,-./0123456789:;<=>?@ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ[\]^_`abcdefghijklmnopqrstuvwxyz{|}~      !"#$%&'()*+,-./0123456789:;<=>?@ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ[\]^_`abcdefghijklmnopqrstuvwxyz{|}~      !"#$%&'()*+,-./0123456789:;<=>?@ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ[\]^_`abdefghijklmnoprstuvwxyz{|}~     $%(Root Entry Fp%'@Data cn1Tableq,WordDocument SummaryInformation(DocumentSummaryInformation8MsoDataStoreb` R4KKUKNYYJQ==2b` Item  2PropertiesUCompObj r   F Microsoft Word 97-2003 Document MSWordDocWord.Document.89q